Ah, harus dengan kata apa kan kutuliskan gelisahku?
Tentang kasih yang tak peduli
Dan aku yang kecewa
Tentang rasa menghargai yang kikis oleh ego.Aku terdiam mengamati
Dari tempat persembunyian.
Bukan karena takut berkata
Hanya saja aku memang sulit bertutur.Aku menunggu karena kupikir aku belum siap
Tapi kamu, tolonglah jangan melangkahiku.
Aku yang dahulu keluar dari rahim ibu daripada kamu
Jangan mencoba melangkahi aku.Aku, ah...
Aku ternyata terluka terlalu mudah
Kupikir diriku adalah sosok yang kuat dan tegar.
Ternyata aku salah.
Aku hanya wanita lemah dan rapuh,
Yang dapat meratap dan menangis karena hal sepele.Aku, tak seharusnya menyebut diri kakak,
Jika melihat bahagia adik menjadi racun bagiku.
Namun apa mau dikata,
Hatiku terlalu rapuh untuk sekedar menyebar senyum palsu.Dan lagi aku berdiam diri jauh ke tempat persembunyian...
Kupang, subuh yang dingin
29.04.18
Elisabeth B
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU dan KATA
PoetryUntuk jejak masa lalu Sejuta kata yang datang dalam benakku, meminta untuk dirangkai menjadi jalinan kalimat indah. Yang tak mampu diucapkan lidah, biarlah ia lahir dengan aksara.