Pena dan Kertas

170 6 0
                                    

Kertas putih di hadapanku Kini telah ternoda
Ia tergores oleh tajamnya ujung pena yang menari riang di atasnya
Pena semakin memberinya banyak noda
Dan ia masih tak mengeluh.

Pena bercerita
Betapa ia sangat mencintai putih
Karena di situ tintanya terlihat indah terukir abadi.

Sejak mereka masih beraroma pabrik
Hingga kelak berbau lapuk
Mereka masih setia bersama.
Tinta pena tetap setia pada kertas yang semakin menguning.

Bahkan ketika sang putih di bakar api dan teredam air ataupun disobek-sobek
Tinta pena setia hancur bersamanya.

Ah pena,
Sakit yang dulu kau goreskan telah terganti setia sang tinta yang abadi.

Oh pena,
Betapa aku bangga padamu
Kamu telah menjadi saksi
Saat semua yang tersembunyi dari indra kutuliskan di atas sang putih.

Terima kasih pena dan sang putih.

Kupang,
Tengah malam yang ramai

070518
Elisabeth B

AKU dan KATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang