Delapan Belas - Jiwa Psikopat

1.8K 164 60
                                    


Di sini lah Nari, Chanyeol, Sehun juga Karina berada. Di gedung tua di sudut kota Jakarta. Entah apa maksud Sehun di klinik psikiater tadi. Yang jelas, Chanyeol, Nari maupun Karina mulai badfeelings.

"Yeol ini di mana?" tanya Nari mengernyit. Ia tampak asing dengan tempat ini. Tidak dia kira di kota Jakarta yang begitu luas terdapat tempat seperti ini.

"Gak tau Ri. Selama gue temenan sama Sehun baru kali ini dia ngajak gue ke tempat ginian,  bareng lo lagi." jawab Chanyeol sembari melihat keadaan sekitar. Takut takut ada kucing liar yang nyerang terus nyakar tiba tiba. Ha, lucu.

"Ayo kalian juga masuk." ajak Sehun yang sibuk menyeret Karina ke dalam gedung.

"Chanyeol, mau pulang." Nari mulai berkaca kaca. Chanyeol tau Nari sedang takut bukan marah. Karena kalau ia marah pasti salah satu anggota tubuhnya ada yang terluka seperti tangannya yang barusan di perban tadi.

"Gue juga mau pulang. Tapi kita nggak tau apa yang bisa Sehun lakuin sama itu cewek. Gitu gitu dia temen gue juga. Walau dia pernah buat lo sakit." bisik Chanyeol sembari memegang erat tangan Nari.

Setelah beberapa argumen akhirnya mereka mengikuti Sehun ke  dalam gedung. Tidak disangka di dalam sana banyak peralatan yang disusun rapi. Mulai dari pisau kecil sampai yang terbesar, berbagai macam gunting, cambuk juga barang horor lainnya membuat Chanyeol dan Nari merinding setengah hidup mereka.

Nari semakin memias melihat Sehun mendudukan Karina dan mengikatnya yang terduduk di atas kursi. "Yeol, Sehun mau ngapain?" tanya Nari memandang Sehun dan Karina dengan tatapan horor.

Karina mulai menangis tersedu, "Hun kamu mau ngapain aku? Hiks hiks." tanya Karina berusaha membuat suara yang tidak bergetar.

Chanyeol dan Nari hanya berdiri mematung melihat Sehun mulai meraih cutter dan kembali mendatangi Karina. Nari sudah semakin pucat saja.

"Masih nanya lo setelah bikin gue tertekan dan putus sama pacar gue huh?!" tanya Sehun sembari menggoreskan cutter tersebut ke kaki mulus Karina membuat Karina mengerang kesakitan.

"Arghhh! S-s-sa-kit Se-h-hun." rintihnya sembari sesenggukan.

"Sakit?" tanya Sehun memperpanjang goresan tersebut hingga memunculkan darah lebih banyak, lebih deras, "Gak sebanding sama sakit yang lo torehkan ke gue sama Nari." kali ini sehun memperdalam tusukan cutternya ke kaki Karina.

Chanyeol panik ingin melerai, tapi segera ditahan oleh Nari, "Kalau lo nyoba lerai bukannya dia berenti tapi malah makin jadi, bahkan dia bisa lukain lo juga. Ini bukan jiwa seorang pria yang marah sama seseorang. Tapi ini jiwa psikopat yang udah siap melahap mangsanya. Kalau lo ikut campur, dia nggak segan segan jadiin lo target juga." jelas Nari menatap Cahnyeol penuh arti.

Chanyeol hanya mendengus keras mendengar Nari. Dia ingin menyelamatkan nyawa si Karina Karina itu. Tapi ia juga masih sayang nyawa, belum tobat, masih suka main solo. Akhirnya Chanyeol hanya berdiri di samping Nari.

"ARGGHHH SAKIT SEHUN!!!" jerit Karina kesakitan saat Sehun memotong kukunya sampai mengeluarkan darah. "Ssst kuku cewek gak boleh panjang panjang. Nanti banyak setannya." bisik Sehun dengan suara yang sangat seram.

Hah! Jiwa lo lebih banyak setannya Hun.

Nari masih diam saja di tempat, tidak bergeming sama sekali. Bingung apa yang harus dia lakukan. Di satu sisi dia tidak tega melihat cewek itu disiksa semenyakitkan itu. Di sisi lain juga ia masih dendam dengan jalang yang diikat di kursi tersebut.

"Lo mau dapet ciuman dari gue kan?" tanya Sehun dengan suara yang amat serak membuat Chanyeol tanpa sadar bergidik ngeri. "Sini gue cium. Biar lo gak mati penasaran." selesai mengucapkannya Sehun memang mencium cewek itu, tetapi bukan fokus pada ciumannya. Bibir Karina digigitnya sampai berdarah, "Gimana? Enak?" tanya Sehun lagi.

Psycopath - OshTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang