Sepuluh - Dia datang

1.6K 145 11
                                    

Friday 16.00 PM

Kini Nari bersama sahabatnya Lisa sudah berada di gerbang sekolah sambil memakan cilok mang Ujang.

"Lo dijemput Ri?"

"Enggak tau, paling entar jalan kaki. Uang jajan gue sudah habis Lis." Nari memanyunkan bibirnya mengingat uang sakunya yang tinggal tersisa Rp 500.

"Yaudah nebeng gue aja. Bentar lagi supir gue datang kayaknya." Lisa celingak-celinguk mencari tahu apakah supirnya sudah datang atau belum

"Eh enggak usah Lis, gue masih mau di sekolah. Di dalam masih ada Jeka sama yang lain lagi operasi kelas." Nari menyengir.

"Hah? Operasi kelas?" Lisa mengerutkan dahinya.

"Masa lo gak tau?" tanya Nari sambil memasang wajah malas.

Lisa hanya menggeleng polos.

"Nyari pena, pensil atau apalah yang ketinggalan di kolong meja. Istilah kerennya nyolong." jawab Nari sambil memasukan tusukan cilok terakhirnya ke mulut.

"Lah terus lo mau ngapain bareng mereka?" tanya Lisa heran.

"Mau bantuin nyari. Siapa tau gue dapet. Udah ah gue mau ke dalam dulu bye." Nari hendak pergi sampai ada sebuah mobil terparkir di depan mereka berdua.

Kedua gadis itu hanya mengernyit heran. Mereka bingung kenapa mobil bagus ini berhenti tepat di depan mereka. Dan lebih parahnya lagi, mobil tersebut sepertinya baru dibeli.

"Lis ini jemputan lo?" tanya Nari sambil menyenggol lengan Lisa.

"Bukanlah. Yakali mobil gue sebagus ini." jawab Lisa meneguk salivanya kasar.

Apa jangan jangan papa beli mobil baru buat jemput gue? Tapi masa iya mobilnya bagus kaya gini? Bisa bangkrut papa gue. Gaji dia sebulan aja berapa? - Lisa

Kalo kaya gini gue mending nebeng Lisa aja. Mobil baru kan masih adem. Tapi mobil lama dia juga enak sih. Papanya tajir banget berarti. - Nari

Kedua gadis itu sibuk membatin dan terus memperhatikan mobil yang berada di hadapan mereka. Sampai jendela itu terbuka.

Kedua gadis itu mengernyit tak sabaran ingin melihat siapa si empunya mobil ini.

"Nari pulang." sahut pria yang berada di dalam mobil.

"SEHUN!?" teriak Nari tanpa sadar.

Nari mengerjapkan matanya beberpa kali. Kedua matanya sibuk mengamati wajah Sehun.

Sehun menaikkan alisnya. "It's me. Right now go home with me."

"Ehmmm Ri gue duluan ya jemputan gue udah dateng byee." Lisa tiba-tiba berlari ke arah mobil Pajero sport putih miliknya yang sudah terparkir di hutan kota.

Mendengar suara Lisa. Nari pun tersadar dari lamunannya.

Teman bangsul emang. Masa iya gue ditinggal bareng Sehun? Kalo gini mah gue gak jadi nebeng aja T.T - Nari

"Eh apaan sih? Lo ngapain kesini?" tanya Nari gelagapan.

"Hah?" Sehun mengernyit heran. "Ya jemput lo lah." sahutnya cepat karena sudah mengerti apa yang dimaksud Nari.

"Gue mau pulang ke rumah. Bukan ke rumah lo." Nari mendelik.

"Gak bisa gitu dong, you're mine. Pulang ke rumah sekarang." tukas Sehun tidak terima.

"Apaan sih lo? gue enggak mau ya!" Nari sedikit menaikkan suaranya.

"Lo kenapa sih?" tanya Sehun gemas dengan tingkah Nari.

"Hah? YA LO ITU YANG KENAPA?!" teriak Nari gemas.

"Gue gak kenapa-napa. Kenapa lo gini sama gue?" tanya Sehun setenang mungkin.

"IHHHH!" Nari yang gemas lamgsung menyambar rambut Sehun dengan tangannya.

"Awww SAKIT NARI!" teriak Sehun merasa kaget terutama sakit.

"GUE ITU TAKUT SAMA LO! LO NGEHAJAR ADEK GUE GITU BANGET BIKIN GUE NGERI TAU GAK? KAN GUE UDAH BILANG PULANGIN DIA! LONYA KERAS KEPALA BANGET SIH GUE JADI KESAL SAMA LO!" teriak Nari sambil terus menjambak rambut Sehun.

"Iya-iya. Gue janji gak bakal ngehajar siapa-siapa lagi. Tapi lepasin ini dulu."

Akhirnya Nari melepas jambakan di rambut Sehun.

"Udah?" tanya Sehun.

"Hah? Udah apanya?" tanya Nari.

"Udah marahnya? Kalo udah naik ayo pulang udah sore." jawab Sehun tenang.

Nari hanya mencebikan bibirnya. Gadis itu kemudian berjalan ke arah kursi penumpang di samping Sehun.
Baru ingin membuka pintu mobil, teriakan terdengar dari arah gerbang sekolah.

"Oyy Nari!! Kok lo gak ikut operasi? Gue sama DO dapet banyak nihh, lumayan gue jual." sahut pria dari sana.

"Ihh banyak banget gue bagi 5 gehh." pinta Nari.

"Enak aja lo, gue tadi hampir aja ketauan sama Bu Retno kalo lagi di kelas IPA 3 untung gue sama Kyungsoo langsung ke bawah meja. Kalo gak udah dihukum gue." jelas Jungkook panjang lebar.

"Uhh pena gue banyak." saut Kyungsoo tiba-tiba tatkala sembari menghitung pena hasil rampasannya.

"Weh Kyung bagi-bagi!" pinta Nari.

"Eh enggak-enggak kepala gue sampe kejedot kolong meja tadi. Males amat gue ngasih elo." sahut Kyungsoo.

"YATERUS KALIAN BERDUA KESINI CUMA MAU PAMER KE GUE DOANG?!" teriak Nari mulai geram.

"Aelah Mbak santai geh. Kebanyakan makan cilok jadi gesrek otak lo." ujar Kyungsoo.

"Heh kurang ajar!" Nari menoyor kepala Kyungsoo.

"Wesss siapa nih? Bang Sehun ya? Wihh Bang hati-hati sama Nari, orangnya galak kena embat entar lo sama dia." sahut Jungkook mengompori.

Sehun menaikan alisnya.

"Ishh apaan sih ganggu tau gak kalian ini!" sahut Nari galak.

"Tuh kan gue bilang juga apa Bang, bentar lagi bawa ke RSJ obatnya udah abis, takut kumat di rumah lo kan gak enak sama calon mertua. Ngerusak image aja." tukas Jungkook sembari melirik Nari.

"Lo kalo ngomong kejauhan deh! Mulut gak bisa di filter. Musnah aja lo kelinci!!" saut Nari marah.

"Udah-udah. Kalian ini childish banget. Nari masuk, kalian pulang, udah sore ntar dicariin sama ortu." Sehun melerai

"Ketemu gue besok, gue bunuh lo pake potong kuku." sinis Nari kemudian masuk ke dalam mobil.

"Sehun buruan panas gue ngeliat nyamang disini!" tukas Nari.

"Hmm, duluan ya." tegur Sehun pada Jungkook dan Kyungsoo.

"Eh iya Bang. Awas kumat di jalan. Dia kalo kumat mah suka nganeh kadang minta dijedotin ke tiang dulu baru sembuh." tukas Kyungsoo.

"Sehuuuun buruann!" teriak Nari.

"Iyaa!" Sehun segera menancap pedal gasnya.


To be continue

Xoxoxindy

Psycopath - OshTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang