"Mark, Haechan! Ayo, sini makan!" panggil Taeil sambil nata masakannya di meja. Wah, Taeil masak. Jam berapa emang sekarang? Hmm... oh, masih siang. Berarti ini Taeil lagi manggilin Mark sama Haechan buat makan siang? Di rumah? Bukannya mereka pulang jam 1-an? Oh, iya dong di rumah. Kan lagi libur semesteran! Nggak ada sekolah! Bebas main!
Hm? Rasanya familiar?
Bukan, bukan karena authornya keabisan ide buat bikin narasi, tapi kan emang mereka masih libur. Libur sekolah bukan berarti libur makan kan? dan lagi, berganti hari juga bukan berarti berganti rutinitas. Karena, tuh, kedua bocah yang dipanggil tadi langsung lari menuruni tangga, sama kayak hari-hari kemarin.
Seperti biasa, Mark langsung ambil piring dan nasi, sedangkan Haechan masih mau repot-repot nanya, "Makan pake apa?"
Dan Taeil juga akan membalas seperti biasa, "Ayam, biar kamu mau makan."
"Emang kalo bukan ayam aku nggak mau makan?"
"Emang kalo mama jawabnya 'sayur', kamu mau makan?"
Haechan mikir dulu juga seperti biasa. "Nggak."
Taeil lalu buang napas seperti biasa. Iya, ini rutin terjadi tiap hari. Percakapan yang dijamin terjadi sehari-hari.
Lalu, mulai ke bagian inti.
"Hyung, itu yang paha punya aku!" Haechan seperti biasa nunjuk ke piring Mark yang udah ada paha ayam yang biasa. Taeil juga merhatiin aja kayak biasa.
"Apanya. Kan aku yang ambil duluan," katanya, terus langsung motong-motong ayamnya pake sendok. Sengaja. "Nih, udah ancur. Ambil yang lain. Ini punyaku."
"Kan aku udah pernah bilang! Kalo paha, berarti punyaku! Hyung nggak boleh ambil!"
Taeil mangut-mangut di tempat duduknya. Lama-lama bosen juga sih nontonin film dengan dialog yang sama terus kayak gini, tapi berhubung TV-nya jauh dari meja makan, yah yaudahlah gapapa. Waktu berantemnya mereka makin memanas, Taeil mulai ngitung mundur kira-kira kapan suaminya si bongsor itu bakal tiba-tiba muncul sok-sok ngelerai kayak biasa.
"Kalian ribut lagi?" nah itu dia. "Hyung, kalo mereka berantem tuh dipisahin dong...."
Taeil nggak ngegubris. Dia juga tau batasannya kok. Sejauh ini, berantemnya mereka tuh masih bisa dinikmatin, makanya dia nonton aja.
Seperti biasa, Johnny nanyanya ke Mark perihal kenapa mereka berantem. Paha lagi. "Jangan berantem gara-gara paha ayam dong... di luar masih banyak masalah yang lebih penting daripada paha ayam!"
"Kalo abis ini mereka jadi berantem debat soal pelakor, aku yang gak bakal kuat ditanyain tetangga lho ya."
"Ya nggak pelakor juga lah!" Johnny ngusap kening. Dia yakin dia bakal keriputan lebih dulu daripada istrinya yang aslinya lebih tua tapi kayaknya bakal awet muda banget. "Haechan, pahanya ambil yang baru aja ya?" dia ngajak ngomong Haechan yang mulai natep dia balik. Johnny ada rasa-rasa nggak enak.
"Cara buka folder itu tinggal klik dua kali aja kan?"
Deg.
Aduh. Haechan ketawa jelek. Johnny sampe nggak mau ngakuin.
"Folder? Folder di komputer itu?" Taeil nyamber, yang mana ngebuat Johnny matanya seliweran. "Lho? Kamu udah kasih Haechan main komputer?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ada Apa dengan Tetangga? (Nct)
FanficNeokultur adalah nama komplek yang ditempati oleh keempat keluarga kesayangan kita semua ❤ ~~~~ parents: TaeTen, JohnIl, JaeDo, YuWin kids: NCT Dream genre: family, parody rate: T