6 part 1 🙂

8K 1K 102
                                    

"Kamu udah mau pergi lagi?" tanya Ten pada Taeyong yang sedari pagi kelihatannya terus-terusan sibuk dengan hapenya. Kalau dia sedang main twitter sih, Ten pasti akan langsung mention-an dengan suaminya itu sampai siang, mumpung hari minggu –walaupun tidak terlalu berpengaruh baginya yang tidak bekerja dan juga Taeyong yang jadwal kerjanya tidak begitu jelas.

Taeyong tidak menjawab. Dia hanya menolehkan kepala sebentar sebelum kembali fokus pada hapenya.

"Taeyong! Aku lagi ngajak bicara!"

"Aku lagi sibuk," tukasnya. "Manajer nyuruh aku balik nanti malem."

Ten mendesah. "Tuh, kan. Pergi lagi." dia menggerutu. Padahal akhirnya dia pulang lagi walaupun hanya untuk menghadiri ulangtahun Taeil. "Ya udah. Hati-hati."

"Jangan gitu dong. Aku lagi minta biar baliknya lusa aja. Aku juga masih mau di sini dulu," balasnya tanpa melihat ke arah Ten. "Aku juga capek tau."

Taeyong bener-bener butuh mikir kata-kata yang pas biar manajernya itu ngasih izin buat balik kerjanya itu diundur aja, dan kebetulan kayaknya manajernya ini udah mau nurut. Sedikit dorongan lagi, Taeyong dapet izin! Jadi dia kudu konsentrasi tinggi, sampai-sampai nggak sadar aja Ten udah ngilang dari sana.

Dari jauh –nggak jauh juga sih—, ada Jaemin dan Jisung yang ngintip-ngintip dari kamar. Jisung cuma dengerin aja walaupun nggak terlalu konek, beda sama Jaemin yang mulai keliatan gigit bibir. Kenapa sih?

Jaemin pelan-pelan deketin papanya, sambil gandeng Jisung. "Pa?"

"Hm?"

"Kita mau main."

"Ya udah. Jangan jauh-jauh," katanya tanpa mikir-mikir. Tapi abis itu langsung nurunin hapenya. "Ke mana? Sama siapa? Pulang jam berapa?"

Hm. Telat banget overprotektifnya.

"Sama Jeno, Renjun, Chenle, Mark hyung, Haechan...."

Oh iya. Emang anaknya kan mainnya sama itu-itu aja ya. "Ya udah. Jangan kesorean. Tunggu, ke mana? Rumah Haechan? Atau lapangan?"

Jisung geleng-geleng. "Anetaium."

"Ha."

"Planetarium pa."

Buset. Kata Taeyong, untung dalam hati. Walaupun Jaemin udah kebal sama kata-kata level rendah macam itu sih. "Planetarium? Ngapain? Yang nemenin siapa? Ntar diculik gimana?" Taeyong tau sih Jaemin ini pinter, tau apa yang harus dia lakukan di berbagai macam situasi. Tapi tetep aja Jaemin ini gak anti-culik, beda sama Haechan. "Nggak, ah. Nggak boleh. Sama papa aja kalau ke tempat kayak begitu."

"Ya emang papa kapan bisa perginya?" bales Jaemin, yang mana langsung ngebuat Taeyong nelen ludah. "Nanti siang aja aku nggak begitu yakin papa masih di rumah."

Iya juga. Taeyong lupa. Ini aja dia belum kelar melas-melasin manajernya. "...yaudahlah. Yang nganter siapa?" Dia mau ngasih petuah yang panjang dulu nih soalnya.

"Orangtuanya Jeno."

Yaelah. Males dia ketemu sama Doyoung. Marah doang kerjaannya.

"Hati-hati ya."

Taeyong kudu balik ngelanjutin perjuangannya dulu biar istrinya yang sekarang lagi entah di mana di rumah itu berenti ngambeknya. Nggak ada waktu buat ngurusin istrinya adek tingkatnya dulu pas kuliah.

Ada Apa dengan Tetangga? (Nct)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang