"Tarik napas! Keluarkan!"
"Sedikit lagi! Ayo, nyonya!"
"Sayangku, bertahanlah... Jaemin di luar, sayang. Dia menunggu mama dan adiknya!"
Iya, Ten tahu itu. Dia juga sedang berusaha sekarang, berusaha tidak mengindahkan sakit yang dirasakannya di bawah sana.
Ah. Dalam kepalanya terasa putih bersamaan dengan suara tangis yang meledak. Suara tangis yang pernah didengarnya dulu dengan rasa sakit yang sama.
"Selamat. Bayi laki-laki yang sehat."
Ten melihat bayinya yang masih menangis itu diterima Taeyong dalam dekapannya. Taeyong menciumi pipi bayinya sambil menangis bahagia. Ini adalah wujud cintanya yang ketiga.
"Sayang, terima kasih banyak. Kamu sudah berusaha sangat... keras...." Dia terlihat susah bicara di tengah senggukannya, tapi bagaimanapun, dia ingin Ten tahu seberterima kasih apa dirinya padanya yang telah mau mempertaruhkan nyawanya untuk yang kedua kali.
Ten tersenyum ingin menertawai sosok berantakan suaminya saat ini, kalau saja dia tidak ingat bagaimana keadaannya justru jauh lebih parah.
Perlahan, Taeyong mendekatkan buah hatinya itu pada Ten yang masih terbaring lemah. Dia meminta Ten memperhatikan dengan lebih jelas wajah rupawan anaknya yang masih berbalut merah darah.
Berbulan-bulan Ten menjaga anak itu dalam kandungannya. Rasa sayang bercampur haru itu membawanya tenggelam dalam kecupan ringan. Hartanya bertambah satu lagi! Hartanya! Cintanya!
"Naruto sepertinya akan jadi anak yang bersemangat."
Mata Ten terbuka lebar ketika mendengar apa yang dikatakan suaminya. Ten menatap Taeyong dengan tatapan minta penjelasan. "...siapa?"
"Naruto! Aku sudah menetapkan nama itu untuk anak kita ini," kata Taeyong sambil mengusap kepala Ten lembut, yang mana sama sekali tidak membantu meringankan kebingungan yang tengah melandanya. "Dia akan menjadi hokage paling hebat di dunia! Naruto adalah nama yang cocok untuknya."
Benarkah? Benarkah begitu? Hokage? Dia telah melahirkan seorang hokage paling hebat di dunia? Ajaib sekali.
Ten mengembalikan pandangannya pada bayi yang didekapnya. Hartanya. Cintanya.
Namanya Naruto.
.
.
.
.
"TIDAAAAAAAK!!!!"
Ten membuka matanya. Gelap. Lampu tidak menyala, tapi dia tau itu adalah kamarnya.
Napasnya tersengal. Badannya berkeringat. Dipegang keningnya dan dirasakannya dingin. "...mimpi?" katanya, lalu menepuk keras-keras kedua pipi yang lama-lama terasa panas.
Ya ampun. Ten benar-benar dapat merasakan keringat terus mengalir indah dari permukaan kulitnya saking takutnya akan mimpi buruknya barusan, di mana dia seakan me-reka ulang ketika dulu dia melahirkan anak keduanya yang dia percayai namanya adalah Jisung dan bukan Naruto.
Iya kan? Nama anaknya itu... Jisung kan? Bukan Naruto? Iya kan!? Kepalanya terasa berputar. Dasar mimpi sialan.
Ten tidak pernah menyangka pertanyaan Jisung kemarin itu sampai bisa membuatnya mimpi buruk! Buruk bagi Ten, tapi indah bagi Jisung. Iya lah! Diberi nama Naruto adalah impian Jisung! Dia pasti akan jauh lebih senang memperkenalkan diri sebagai Naruto Lee daripada Jisung Lee!
KAMU SEDANG MEMBACA
Ada Apa dengan Tetangga? (Nct)
Fiksi PenggemarNeokultur adalah nama komplek yang ditempati oleh keempat keluarga kesayangan kita semua ❤ ~~~~ parents: TaeTen, JohnIl, JaeDo, YuWin kids: NCT Dream genre: family, parody rate: T