Natalia Kills - Problem
Taeri menyisir rambutnya dengan jemari. Membiarkan dirinya tenggelam dalam hiruk-pikuk musik dan tegukan yang dilayangkan berkali-kali guna membasahi kerongkongan. Panas membakar tenggorokan dan membuat kepala berputar pening mencari kenyamanan semu. Terus-menerus menjejalkan alkohol itu ke mulutnya. Tak terhitung sudah berapa banyak yang menggenang di dalam perut karna Kim Taeri butuh banyak untuk menghilangkan kesadarannya dari toleransi alkoholnya yang cukup tinggi.
Dia hanya ingin menjadi gila dan lepas malam ini. Melupakan kenyataan bahwa kekasih tercintanya kembali melakukan hal tolol. Menyakiti hatinya. Rasanya muak karna satu atau dua hal membuatnya tetap harus bertahan dengan semua ini. Pun membayangkan bagaimana orang lain berbisik nyalang menjadikan hubungan mereka sebagai konsumsi umum. Kim Taeri dan Kim Taehyung –pasangan sempurna yang terkenal itu– sebenarnya begitu bobrok. Rusak dan hancur.
Sama persis dengan hubungan sosial yang Taeri ciptakan dengan yang lain. Apa itu namanya? Ah ya, persahabatan. Sesuatu yang lebih mirip perkumpulan orang gila kontrol yang suka bersenang-senang namun siap menerjang atau menyerang diam-diam jika dibutuhkan. Bahkan kadang-kadang terang-terangan. Pada saatnya, kalian akan mengerti seburuk apa keadaannya.
Yang pertama tentu saja si Kim Taehyung dan Ciara –gadis ini punya nama korea sebenarnya, tetapi lebih memilih nama itu karna menurutnya lebih menarik. Entah Taeri tidak bisa menghitung berapa kali mereka melakukan di belakangnya. Yang jelas Taeri memang sudah menyadari bahwa Ciara memiliki perasaan khusus pada Taehyung—bahkan semua yang mengenal mereka mungkin tahu akan hal itu.
Bisa dibilang hubungan Taeri dan Taehyung itu tidak terbilang biasa. Mereka sama-sama kacau. Jika kalian bertanya apalagi selain tentang Ciara dan Taehyung, maka kalian harus menunggu sejenak. Atau boleh menebak-nebak bagaimana dua orang itu berada dalam toxic relationship.
"Noona, di sini kau rupanya! Aku mencari kemana-mana." Jeon Jungkook baru saja datang dan langsung memberi kecupan singkat di bibir untuk Taeri sebelum bokongnya berakhir mendarat di bangku.
Taeri memutar bola mata jengah sambil menghela napas malas. Datang lagi satu masalah. Beruntung dia sudah masuk dalam tahap setengah kesadaranyya entah kemana. Jadi hanya perlu mengabaikan Jeon Jungkook.
Jungkook memesan minuman. Kepalanya mengangguk-angguk dan kakinya mengetuk bersamaan dengan jari telunjuk yang berada di atas meja—mengikuti irama musik. Setelah bartender memberikan minumnya, Jungkook menyesap. Lalu kembali menatap gadis di sampingnya yang terlihat sangat kacau.
Jungkook tahu jelas, itu karna Taehyung.
Bukannya berusaha menenangkan dengan ucapan manis dan tatapan iba, Jungkook malah tersenyum tipis melihat Taeri yang kacau. Lagipula dia tahu bahwa percuma saja melakukan itu pada Kim Taeri. Tentang Taehyung dan Taeri adalah sesuatu yang orang luar sulit mengerti.
Pun Jungkook melakukan hal lain yang menurutnya perlu dilakukan. Mencondongkan tubuhnya dan kembali mendaratkan bibirnya di bibir Taeri.Tapi kali ini berbeda, bukan sekaar kecupan singkat. Sebuah lumatan bergairah. Taeri mengerang protes dan malas sementara Jungkook asik menutup mata. Membuka-tutup mulutnya sambil menahan tengkuk Taeri agar memperdalam ciuman mereka. Melilit kedua lidah dalam beberapa saat.
Berhenti ketika masih belum juga mendapatkan balasan. Mengeluarka lidahnya dengan air liur yang terjalin antara mulut Taeri dan mulutnya. Seksi sekali.
"Jung, orang bisa salah paham kalau melihat kita. Berhenti dengan mudahnya mencium bibirku." Taeri kembali meneguk minumannya. Lebih banyak.
Tak mengindahkan ucapan Taeri, Jungkook malah menyingkap rambut pundak agar membuat lehernya terekspos. Bisa ditebak apa yang terjadi berikutnya—kecupan kupu-kupu yang cukup manis namun menggoda menjelajahi leher Taeri.
"Jeon—Eung." Taeri mendorong Jungkook menjauh. Melepas pelukannya.
"Ku kira noona benar-benar sudah mabuk." Jungkook terkikik.
"Jangan menyiapkan rencana macam-macam!" ancam Taeri buru-buru karna takut dia benar-benar akan ambruk.
Dengan wajah inosen yang mirip kelinci itu, Jungkook melempar kalimat yang sangat tidak sesuai. "Kenapa? Tae-hyung kembali melakukannya dengan Ciara noona kan? Ayolah, noona juga berhak bersenang-senang. Ini sih tak ada apa-apanya. Mungkin seperti yang kau katakan tentang Subin noona. Mau mencoba tersedak milikku juga?"
"Jangan mencoba mengambil kesempatan. Serius Jungkookie, aku sedang banyak pikiran dan kalau menambahnya?"
"Tidak. Aku mencoba membuatmu melupakannya malah." Jeon Jungkook dan mulutnya yang kelewat pintar itu.
"Aku bukan Subin, Jungkook. Jangan jadikan aku pelarian hormon puber mu itu."
Mendengar itu, Jungkook terdiam sesaat.Jelas terkejut ketika Taeri membawa mantan kekasihnya yang telah mati ke dalam percakapan mereka. Lalu satu kekehan sinis lolos dari bibir Jungkook. Jangan bercanda noona.Kita berdua sama-sama tahu mengapa aku berkencan dengannya."
Taeri langsung menoleh terkesiap. Menatap Jungkook dengan mengintimidasi. "Hentikan itu." ujarnya buru-buru. Benar-benar tak ingin membahas itu.
"Kenapa?" Jungkook jelas malah menantang. Semakin menambah rasa pusing di kepala Taeri. Pun Taeri langsung meneguk minumannya lagi.
"Noona, tidakkah kau berpikir bahwa kita berdua ada hubungannya dengan kematian Subin noona?"
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRETS ✓
FanfictionBeberapa orang memiliki rahasia yang ingin selalu disimpan rapat-rapat. Sebuah kelam yang tak ingin siapapun tahu. Adapula kegembiraan dari suatu dosa. Begitu juga Jeon Jungkook dan ketujuh temannya. Namun kematian Lee Subin yang menggemparkan kota...