XXIII. HANDLE

13.3K 2K 327
                                    

Jimin adalah pembunuh Subin. Taeri dan Yoongi sama-sama ditampar oleh kenyataan itu. Jika memikirkan beberapa hal, semua ucapan Jimin memang menjurus bahwa dia tahu siapa pembunuhnya yang adalah dirinya sendiri. Teringat malam di mana Taeri mengambil flashdisk dan Jimin mengatakan kalau mereka seharusnya sama-sama tahu siapa pembunuh wanita itu, jelas karena pelakunya adalah Jimin sendiri. Sejujurnya Taeri diam-diam memiliki beban moral karena tahu alasan Jimin melakukannya adalah karena dirinya. Tetapi dia berusaha menyingkirkan hal tersebut daripada hidup dalam rasa bersalah yang menelannya secara perlahan. Masih banyak hal yang perlu dia lakukan. Dan lagi jika membicarakan hokum, Taeri tak bersalah sama sekali. Biar saja semua berjalan seperti adanya. Pun Jimin sendiri sudah mengacaukan hidupnya. Dia harus tetap berada di jalurnya, melakukan apa yang harus dirinya lakukan. Setidaknya terima kasih untuk Jimin yang telah mengacaukan tetapi juga membantunya.

Belum selesai perasaan kacau dan bingung setelah mendengar rekaman dari Jimin, masalah lain datang dengan suara menggema marah dari Tuan Kim—Ayah dari Taeri. Berjalan mendekat penuh emosi pada Taeri yang sudah bangkit dari sofa dan langsung berdiri tegas memandang sang Ayah. Anak penurut yang siap siaga. Di belakangnya sang kakak tersayang, Kim Seokjin mengikuti seperti biasa. Calon penerus nomor satu satu.

"Kim Taeri apa yang sebenarnya kau lakukan!" suara tinggi beberapa oktaf dengan tatapan mengintimidasi pada sang anak dilayangkan Tuan Kim.

Taeri tidak terlihat bergeming sama sekali. Bukan tidak takut, tapi seperti sudah terbiasa. Tatapannya lurus dengan keangkuhan yang masih terlihat dibalik sikap sempurnanya. Yoongi hanya diam menatap keluarga Kim yang melegenda di Abel Wood itu. Rasanya tidak berbeda sejak dulu. Mereka masih sangat memukau dan tegas. Penguasa Abel Wood turun-menurun.

"Aku melakukan apa yang harus aku lakukan. Tidak ada kesalahan apapun sejauh ini," jawab Taeri tenang seakan ayahnya sekarang tidak terlihat sedang marah. Tidak pula terlihat menantang karena penuh sopan santun.

"Apa yang kau bilang tidak ada kesalahan apapun? Kau dan teman-temanmu itu membuat kacau Abel Wood! Belum cukupkah kematian Lee Subin? Sekarang Park Jimin? Semuanya temanmu! Kekacauan dari lingkaranmu!"

Yoongi geram mendengar bagaimana Tuan Kim menyalahkan Taeri. Rasanya ingin tertawa karena alasan penyebab Subin mati yang paling jelas adalah pria itu sendiri. Tua Bangka yang bercinta dengan anak sekolahan. Luar biasa. Sekarang bahkan dia terlihat tidak peduli sama sekali. Seolah tidak ada yang pernah terjadi. Rasanya Yoongi ingin memaki dan berkoar tentang hal tersebut, tapi Taeri membuatnya bungkam mengingat satu-satunya yang harus melakukan itu adalah gadis itu sendiri, sang anak. Yoongi benar-benar menunggu tetapi Taeri hanya diam. Tidak mengerti sama sekali apa yang ada di kepala Taeri. Jelas sekali dia sangat terluka, tetapi dia juga yang mendapatkan teriakan.

"Jimin di luar kendaliku. Aku sudah berusaha sebisa mungkin menangani masalah Subin dan semuanya terjadi begitu saja," jawab Taeri. Jika dilihat hubungan Ayah dan anak ini lebih mirip atasan dan bawahan.

Sang Ayah menghela napas frustasi. "Ayah sudah mendengar kronologinya dan polisi sedang mencari pembunuhnya. Kau harus mengatasi ini. Penduduk semakin ketakutan dan kepercayaan mereka akan menghilang perlahan pada Ayah. Pada keluarga kita. Kita akan kehilangan semua kekuasaan. Keluarga Kim adalah pemilik Abel Wood. Kita yang mengendalikan semuanya. Kau harus dapat mengontrol keadaan agar kita tidak tergeser. Mengerti?"

Taeri mengangguk pasti. Begitulah cara kerja keluarga Kim. Taeri harus memegang kontrol agar mempertahankan kekuasaan keluarga mereka. Sang Ayah di atas sebagai Wali Kota, sementara Taeri dan Seokjin turun langsung dalam kelompok tertentu. Itulah mengapa dia harus selalu menjadi figur yang dilihat orang-orang. Berteman dengan yang juga memiliki kuasa, dan lalu menjadi pribadi baik yang dikagumi agar dapat memegang kontrol. Memastikan tak ada masalah dan Abel Wood tetap tenang.

SECRETS ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang