Ketika keberanian dan kenekatan hanya dibatasi oleh garis tipis yang tak terlihat sama sekali. Setiap menonton film kerap kali memaki ketika pemerannya melakukan keputusan yang bodoh. Berpencar atau masih saja jalan padahal di depan maut sudah menunggu. Mendengar percakapan Taehyung dan Yoongi, Taeri merasakan langsung bagaimana dalam keadaan tersebut. Masih berusaha keras mengutamakan logika, memilah keputusan atas apa yang harus ia lakukan. Namun satu-satunya yang dapat dipikirkan adalah keluar dari sana melalui badai untuk menyelamatkan siapapun yang datang. Taeri memang tidak tahu ada siapa saja, namun terdengar jelas teriakan di akhir adalah seorang wanita yang tentu bukan Ciara. Suara dari sahabatnya—Go Eunbyul—yang begitu familiar.
"Aku akan ke sana," ujar Taeri sambil mengambil jaket yang memang tersedia di lemari.
Yoongi tentu kaget. Dia tahu jelas bagaimana Taeri selalu serius ketika mengatakan sesuatu. Berniat untuk bangkit dan mencegah, tapi Jeon Jungkook sudah lebih cepat. Lengan Taeri dicengkram erat sampai tak dapat bergerak ke manapun. Taeri berusaha melepaskan diri tapi tenaga Jungkook jauh lebih besar.
"Kook, lepaskan aku!"
"Coba saja kalau bisa," tantang Jungkook.
Rasanya Taeri ingin memukul kepala Jungkook saat ini kalau bisa. Sayangnya bahkan untuk pergi dari sana saja sulit. Benar-benar tak mengerti dengan jalan pikiran bocah itu saat ini. Padahal beberapa saat lalu Jungkook terasa begitu manis dan penurut. "Jungkook! Mungkin bagimu ini tak penting, tapi di luar sana—mereka teman-temanku! Kekasihku!"
"Lalu kenapa? Untuk melepas cengkramanku saja kau tidak bisa! Bagaimana kau mau menyelamatkan mereka, Kim Taeri?!" bentak Jungkook membuat Taeri terdiam seketika. Sebuah kebenaran yang begitu pahit.
Suasana hening dengan begitu mencekam. Bagi Taeri yang mereka lakukan adalah perdebatan tak berarti. Membuang waktu saja karena di kepalanya saat ini hanya ada teman-temannya. Kalau boleh jujur Kim Taehyung yang paling dominan. Terserah apapun yang terlihat, dia buta dan gila karena Taehyung segalanya. Ingin merengkuh dan memastikan prianya itu baik-baik saja.
Sementara Jungkook bertolak belakang sekali. Sengaja mengulur waktu, kalau bisa tak akan membiarkan Kim Taeri ke manapun. Alasannya bukan karena cemburu walaupun ia kerap merasakan, tapi yang dia pedulikan adalah gadis itu sendiri. Tak peduli apa yang akan terjadi pada orang lain jika harus mati sekalipun. Seisi dunia harus runtuh, asalkan Taeri tetap berdiri baik-baik saja dengan senyuman, Jungkook tak masalah. Tenggelam dalam obsesi gila dalam mencintai.
Tapi sialnya bagaimana mata sendu Taeri yang sekalipun disuguhkan dengan raut menantang penuh amarah, jelas sekali putus asa penuh dengan permohonan. "Sialan!" maki Jungkook pada diri sendiri. Maka ia melepas cengkramannya. "Tunggu di sana!" perintah Jungkook dengan begitu dominan. Segera membuka lemari dan meraba kayunya yang membuat Yoongi dan Taeri berkerut bingung. Namun beberapa saat kemudian terjawab karena ada sisi yang dapat terbuka menunjukan beberapa senjata api yang langsung Jungkook ambil.
"Ya ini illegal detektif Min. Kau bisa tuntut Ayahku setelah ini dan tentu Jeon akan selalu menang. Tapi untuk sekarang—kita membutuhkan ini." cerocos Jungkook tepat ketika Yoongi terlihat terkejut dengan apa yang ada. Padahal Yoongi sendiri tidak semulia itu. Hal-hal seperti ini sudah sering terjadi. Dan bagaimanapun memang sekarang nyawa mereka dipertaruhkan.
"Bawa ini untuk jaga-jaga. Ayo, kita keluar menemui mereka," ujar Jungkook pada akhirnya. Jika Taehyung adalah tipe yang menjaga maka Jungkook akan membiarkan semua keputusan Taeri, namun ia akan terjun langsung ke dalamnya. Jungkook benci keadaan ini di mana apa yang selama ini dia berusaha tutupi semakin terlihat jelas. Bagaimana kegilaannya pada Taeri. Sesuatu yang hanya Jimin tahu.
"Hyung keadaanmu belum pulih seluruhnya. Tetap di sini. Berjaga kalau mereka sampai atau kalau terjadi sesuatu padaku. Apapun itu dengar—hyung harus selamatkan noona jika terjadi sesuatu."
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRETS ✓
FanfictionBeberapa orang memiliki rahasia yang ingin selalu disimpan rapat-rapat. Sebuah kelam yang tak ingin siapapun tahu. Adapula kegembiraan dari suatu dosa. Begitu juga Jeon Jungkook dan ketujuh temannya. Namun kematian Lee Subin yang menggemparkan kota...