EPILOGUE ; Artifact

29K 2.7K 887
                                    

                Jangan lupa votement. Ku keep dulu ya siapa tahu bs jadi 1K dan gak jadi dihapus kkkk.
Kalian bs tag ke ig jeon_ai yaaa kesan-kesannya biar kan pada baca gitu. Promo juga boleh kek bia rpada baca juga. wkkw.


===


Halo, It's me, Kim Taeri.

Fisrt of all just please don't cry. At least not now. Kalian boleh menangis di akhir tapi sekarang baca dulu semua yang mau aku katakan. Ini tidak akan menyedihkan dan aku malah takut merusak suasana hati kalian yang sedang ingin menangis, jadi nanti dulu, ok?

Yoongi terdiam kesal membacanya. Memang yang membaca adalah dia sendiri, tetapi entah mengapa seperti mendengar suara Taeri yang menyebalkan dan raut wajah gadis itu. Bahkan sampai dia telah tiada masih saja membuat kesal Yoongi. Luar biasa.

Min Yoongi, jangan marah. Lebih baik kau usap bahu Jungkook-ku, dia pasti sedang menahan tangis sekarang. Huhu aku begitu mencintainya.


Apa Taeri bisa cenayang? Mengetahui apa yang akan terjadi? Yoongi menoleh, melihat Jungkook yang melipat kedua lutut dan memeluknya—menahan tangis. Pun dia mengusap bahu Jungkook . Taeri memang luar biasa. Bahkan surat ini juga diberikan untuknya oleh taeri melalui Jungkook yang semaam masih menemui pria itu. Di dalamnya ada intruksi untuk membaca bersama. Yoongi benci hal ini di mana dia harus berkali-kali membaca atau mendengar apa yang ditinggalkan oleh temannya. Orang yang dia sayangi. Peninggalan berharga. Apalagi kenyataan bahwa Jimin dan Taeri adalah satu-satunya temannya. Dua orang yang pernah memberi kebahagiaan untuknya.

"Hyung... noona bahkan tahu tentangku sampai seperti itu," lirih Jungkook. Yoongi mengangguk dan kembali membaca.


Well, I'm thinking so hard—harus membawa ke mana jalan cerita ini? Maksudku, kejadian kematian tiba-tiba Subin itu terlihat seperti tv series pretty little liars kan? Lalu terror itu juga sama, hanya saja ditambah film dan series screams. Awalnya aku tak mengira begitu, tetatpi kematian Jimin tentu membawanya pada cerita tersebut. Ditambah lagi kejadian terakhir kali aku melawan dan menhabisinya, ha! Aku menjadi seperti survivor dalam series, kan? Kim Taeri!

Yang paling aku tidak sukai adalah kenyataan bahwa bajingan itu adalah Kim Seokjin. Aku benci sekali. Tapi aku tahu sejak awal bahwa dalam kisah seperti ini, pembunuh dan penerornya pasti adalah orang sekitar dan terdekat kita. Aku tentu membenci Seokjin dengan teramat karena kalian berdua tahu bagaimana dia melecehkanku berkali-kali, tapi aku memiliki rencana sendiri untuknya sebelum tahu siapa dalang dibalik terror ini.

Tapi sebelumnya, tidakah kau berpikir ini juga seperti series Riverdale? Maksudku—Abel Wood-Riverdale? Dua-duanya tentang kota pendosa. Ditambah 13 Reason why walaupun yang ini terlalu jauh mengingat tak ada yang bunuh diri. Ya, sebenarnya ada---aku. Tapi pada akhir saja. Lagipula aku tak meninggalkan tape semacam itu. Alasannya? Karena Jimin sudah melakukannya. Aku ingin yang lebih original. Epic! Sangat Kim Taeri, bukan?

Tapi dibalik itu semua aku tertawa karena jelas kejadian ini berbeda jauh dari semua tv series itu. Abel Wood adalah Abel Wood. Mungkin kalau dibuat tv series aku akan memberikan judulnya dengan 'SECRETS' lebih menarik. Berbeda. Karena kita semua memiliki rahasian yang tak bisa dikatakan, bukan? Rahasia yang membuat kita terdesak sendiri.

Tapi di balik itu semua, aku memberi judul Secrets karena aku memiliki banyak sekali rahasia dan harus menanggung semuanya sendiri hingga saat ini. Sepanjang hidupku, kugunakan untuk membuat rencana sebaik mungkin. Sebuah pembalasan. The purge. Pembersihan untuk para pendosa dan diakhiri oleh diriku sebagai penutup juga awalan.

SECRETS ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang