XXII. JIMIN'S TAPE

14.7K 2.3K 565
                                    

Suara Jimin terdengar seakan benar-benar ada di sana. Benar-benar berbicara langsung pada mereka. Rasanya begitu pilu mengingat kerinduan datang ketika kehilangan sudah terjadi. Taeri dan Yoongi seakan ditarik kembali ke masa lalu di mana mereka masih bahagia dan naif. Sebelum hidup memaksa mereka memilih jalan kelam untuk menyelamatkan diri ataupun orang lain. Seharusnya sekali saja sekalipun hanya beberapa detik, mereka berkumpul lagi saling berhadapan dan membiarkan rindu menguar diiringi senyuman lega karena pertemuan. Nostalgia manis mengabaikan kebusukan yang sudah mengakar begitu jauh. Tapi itu tidak akan pernah terjadi. Terlambat.

'Terima kasih untuk kalian berdua yang membuat masa kecilku bahagia. Semuanya begitu menyenangkan. Aku bersumpah jika dapat memilih ke mana aku akan kembali—masa kecil adalah yang terbaik. Aku masih ingat Taeri yang selalu keras kepala dan sok bossy menyuruh ini dan itu padahal kau hanya tidak mau sendiri. Atau hyung yang kerap mengatakan tidak mau setiap kami ajak bermain bersama, tapi selalu berujung ikut karena tidak mau apapun terjadi pada kami.

Masih ingat ketika Taeri menghilang dan kita mencarinya ke hutan? Memang dia benar-benar menyusahkan! Hei Kim Taeri, kau itu menyusahkan sekali dulu. Tapi aku lebih suka kau yang seperti itu daripada kau yang terlihat kuat sekarang. Aku suka kau kuat dan tangguh tapi rasanya sakit melihat bagaimana kau menahan semua beban itu sendiri. Kalau semuanya bisa terlihat, mungkin kau sudah lebam hancur.

Siapa sangka pertemanan yang kita pikir akan bertahan selamanya berakhir menyedihkan. Kala itu kita begitu naif. Siapa sangka bahwa malam itu di mana kau mengatakan bahwa ada monster mengerikan di rumah, malah menjadi saat terakhir kita benar-benar bersama.

Kematian datang beruntun menghancurkan kita. Ayah dan ibuku tewas dalam kecelakaan. Aku mendapat asuransi yang bisa menghidupiku. Tapi sejujurnya aku tak percaya kalau itu benar-benar kecelakaan. Sherrif berjanji untuk menyelidikinya sampai akhir. Yoongi hyung mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja dan hanya perlu percaya pada Ayahnya. Siapa sangka kalau bahkan Sheriff juga meninggal. Katanya lagi—kecelakaan. Bisa ku mengerti kenapa Yoongi hyung harus pergi dari Abel Wood. Kenapa dia bisa membenci Abel Wood karena aku juga membencinya. teramat. Saat itu aku mulai sadar tidak ada kata selamanya. Tapi berusaha keras setidaknya aku dan dirimu akan selalu bersama, Kim Taeri.

Nyatanya kau menjadi orang asing di mataku sekalipun kau selalu mengatakan akan selalu berada di sisiku. Mungkin sejujurnya yang paling lemah di antara kita bertiga adalah aku. Kepergian Yoongi hyung dan kau yang menjauh begitu menakutkan. Aku kehilangan arah dan tenggelam dalam kegelapan. Obat-obatan itu menjadi temanku. Beruntung aku menemukan Kim Taehyung yang memberiku kekuatan di mana kesendirian tak dapat menelanku.

Taeri, aku berusaha percaya padamu. Aku sangat mencintaimu, Taeri. Tapi aku berusaha menahan pernyataan itu agar tidak kehilanganmu. Tapi siapa sangka bahwa pada akhirnya aku tetap kehilanganmu. Kau tahu bagaimana kacaunya aku mendengar kau bersama Taehyung? Bagaimana mendengar dari mulut sahabatku sendiri kalau dia berhasil memilikimu. Menggagahimu dengan birahi di atas kasur. Mendengar bagaimana kalian saling mencintai. Persetan dengan kehidupanku dan dirimu!

Aku tahu malam itu adalah awal kau membenciku dengan teramat. Kau manis sekali bercerita dengan mata berbinar perihal hubunganmu dan Taehyung. Terdengar bahagia. Sementara aku seperti tidak memiliki tempat. Dan satu-satunya yang aku pikirkan adalah menghancurkanmu. Toh kau sudah jadi milik orang lain. Aku tidak perlu lagi berhati-hati karena pada akhirnya kau tidak akan bersamaku. Pikiran itu memang bodoh sekali. Bagaimana bisa malam itu aku menyetubuhimu seperti itu. Kau menangis kesakitan dan memohon berhenti. Aku takut pada diriku sendiri. Aku membenci diriku sendiri sejak saat itu.'

Yoongi memandang Taeri terkejut mendengar penuturan Jimin. Wanita itu sekarang sedang memandang lurus tapi kosong dengan air mata yang mengalir perlahan. Semuanya terpatri jelas di mata Taeri bagaimana Jimin mengunci tangannya dan menyuntikan sesuatu agar dia kehilangan tenaga. Mulai menghancurkannya dan melecehkan dengan begitu kasar. Satu-satunya yang Taeri bisa lakukan hanya menangis. Dia membenci Jimin, teramat. Tapi di sisi lain dia tidak bisa sepenuhnya membiarkan kebencian mengusai karena dia tahu alasan mengapa Jimin menjadi seperti sekarang.

"Kita tidak perlu melanjutkannya atau aku bisa memutar hanya pada kalimat terakhir ketika dia mengatakan siapa pembunuhnya," ujar Yoongi merasa khawatir. Dia merasakan bagaimana pilu ketika kematian Ayahnya disebutkan, maka tahu sekacau apa Taeri sekarang. Taeri menggeleng tanpa menoleh menandakan bahwa tetap melanjutkannya.

'Saat itu aku benar-benar kehilangan arah. Aku berusaha mencari cara agar kau mau memaafkanku walaupun aku sadar tak pantas mendapatkannya. Lalu aku mendekati Ibumu setidaknya mencari kesempatan agar dia dapat membantu memperbaiki hubungan kita.

Aku menemukan kenyamanan bersamanya. Dia hancur sama sepertiku. Kami berdua hancur, ketakutan dan kesepian. Kami saling mencari dan memberi kenyamanan dan tanpa sadar sudah kelewat batas. Tapi setiap melihat wajah ibumu, aku dapat membayangkan bagaimana kau yang bersamaku. Sensasi itu begitu menyenangkan ketika kami di atas kasur. Taeri, aku rasa sudah gila karena mencintaimu. Aku benci mengetahui Taehyung menyakitmu berkali-kali dan kau tetap bertahan bersamanya.

Tapi aku kembali menghancurkan hidupmu ketika Ayahmu tahu. Aku tidak pernah berpikir bahwa Ibumu akan mengakhiri hidupnya. Aku tahu bahwa membenciku sudah menjadi keseharusan untukmu. kau membuatku seperti di neraka dengan rasa bersalah itu. Aku pantas mendapatkannya.

Ketika kau mendengarkan ini, aku pasti sudah mati. Aku tidak ingin minta maaf karena kau mungkin sudah bosan mendengarnya dahulu. Aku hanya ingin bilang jadikanlah rasa bencimu padaku sebagai kekuatan. Aku tahu kau bisa menghadapi semuanya.

Ya, aku pantas mati.'

Terdengar isakan dari Taeri. Begitu mencekik dengan bahu naik-turun. Yoongi menggenggam tangan Taeri setidaknya untuk menguatkan. "Aku akan membawa kasetnya. Kau tidak perlu mendengar lagi." Yoongi tidak tahu beban seberat apa yang selama ini Taeri pikul. Ini hanya beberapa yang dia ketahui dari Jimin—mungkin lebih dari itu. Dia mulai mengerti mengapa senyuman yang dulu dia lihat nyaris tidak pernah nampak lagi.

Taeri menarik napas dan kemudian segera menghapus air matanya. "Tidak perlu. Kita harus meneruskannya lagi."

"Taeri, ini gila. Kau tidak perlu mendengarnya lagi!"

"Kenapa? Toh yang Jimin katakan memang sudah terjadi. Aku sudah mengalaminya dan sekarang aku hanya perlu mendengar. Menangis adalah hal wajar. Ini hanya perkara permainan emosi. Manusiawi."

Yoongi kehabisan kata bagaimana wanita di depannya dapat berkata seperti itu.

"Lagipula... aku bukan Kim Taeri yang dulu." Senyuman angkuh kembali ditampakan dengan air mata yang bahkan masih basah. Yoongi sampai merinding karena itu.

'Kalian tahu kenapa aku harus menceritakan semuanya dahulu? Karena agar kalian tahu alasan aku melakukannya. Aku tahu harus menebus kesalahanku padamu. Aku harus melakukan sesuatu. Aku sadar bahwa sebenarnya kau mencintai Jungkook. Setidaknya pria itu satu-satunya yang tidak ingin kau tarik dalam kehidupanmu yang aku tidak pernah mengerti apa yang kau rencanakan. Satu-satunya yang aku tahu tentangmu yang sekarang adalah, kau sedang bersiap akan sesuatu.

Malam itu aku melihat Lee Subin pulang diantar Ayahmu. Dia keluar dari mobil Ayahmu dan kemudian berciuman. Jalang itu benar-benar berniat merusak kehidupanmu. Dia merebut Jungkook dan berusaha merebut Ayahmu. Jadi aku melakukan sesuatu untukmu.

Ya, aku pembunuh Lee Subin. Aku membunuhnya malam itu. Dan seseorang mengetahui itu. Siapapun dia, dia berusaha menggunakan kematian Subin untuk menghancurkan kita semua.

Ini bukan lagi perkara Lee Subin. Ini tentang kita dan Kota Abel Wood. Apa yang pernah terjadi di masa lalu.'

Kaset itu mati seketika namun tiba-tiba kembali terputar dengan arah berlawanan membuat suara kacau berdecit sampai akhirnya membuat pita kaset kusut sampai benar-benar rusak. Tidak dapat diputar kembali. Membuat hanya mereka berdua yang mendengar hal itu. Saling bertatapan sambil terdiam perlu waktu untuk mencerna semua kalimat terakhir.

Jimin tahu siapa pembunuh Subin karena dia yang membunuh Subin.

[]


SECRETS ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang