Ruelle - Game Of Survival
"We All Have Story
We Will Never Tell."
Sore itu hujan kembali mengguyur kota Abel Wood. Hampir setengah penduduk bergerumul dalam parade di tengah hiruk-pikuk alunan duka. Pakaian serba hitam sambil jemari menggenggam payung. Semalam terjadi kehebohan ketika tubuh tak bernyawa ditemukan di dekat hutan. Seorang wanita yang duduk di bangku akhir sekolah menengah. Mungkin ini bukan kematian pertama di Abel Wood, tetapi adalah pembunuhan pertama setelah bertahun-tahun lalu. Abel Wood hanyalah kota kecil yang kelewat tentram sekalipun penduduknya saling apatis.
Terlebih korbannya hanyalah remaja. Membuat orang-orang bertanya apa alasannya. Kejadian itu membuat Abel Wood penuh teror ketakutan. Saling curiga dan berhati-hati satu-sama lain. Mungkin alasan paling tepat mengapa pemakaman ini penuh bukan hanya sekadar respek semata, tetapi ingin mengkualifikasi siapa yang kemungkinan menjadi pelaku untuk berhati-hati dan melindungi diri.
Kecuali beberapa remaja yang juga berdiri di sana dengan tatapan duka—yang mungkin bukan sebenarnya. Kedatangan mereka hanyalah formalitas semata sebagai teman dekat korban. Bahkan rasanya kata 'teman dekat' juga harus dipertanyakan dalam perkumpulan mereka. Orang-orang yang pergi bersama, berkumpul, tertawa dan bersenang-senang, belum tentu sebenarnya mereka berteman. Atau dalam pertemanan sekalipun pasti ada satu atau dua perselisihan dan sebuah kepura-puraan.
Itu juga yang dialami gadis yang sedang terbaring di peti mati. Lee Subin.
"Bersiaplah, sehabis ini pasti polisi akan mengintrogasi kita sebagai saksi." ujar Jimin pada teman-temannya yang berdiri dalam satu deret. Sengaja menampilkan ikatan pertemanan yang erat.
"Saksi? Kau yakin? Tidakkah kita malah terlihat seperti tersangka. Orang-orang mungkin sudah membuat praduga mereka sendiri," sahut Taehyung sambil terkekeh sinis—miris.
Malam saat Subin terbunuh, mereka semua sedang melakukan pesta seperti biasa sebelum akhirnya entah gadis itu hilang kemana. Bisa ditebak jalan pikiran orang-orang yang mengira pasti mereka tahu sesuatu. Padahal kenyataannya ketika kau di dalam pesta pasti akhirnya akan tenggelam pada hiruk-pikuk dentuman musik dan menggila menari sampai kaki kebas. Atau adapula yang berakhir di kamar—sama-sama membuat kaki kebas. Contoh terakhir kerap dilakukan oleh Taehyung dan kekasihnya.
"Tidakkah dia mati karna overdosis? Jimin, apa kau mencekoki Subin terlalu banyak?" tanya Yumi dengan asal seperti biasa. Sungguh terdengar bodoh.
"Kau bercanda? Kau pikir Jimin seperti itu? Lagipula jelas-jelas hasil autopsinya dia dibunuh!" bela Eunbyul seperti biasa kalau sudah urusan Jimin.
"Mungkin maksudmu Subin mati tersedak, begitu?" sarkas Kim Taeri sambil memandang Yumi muak. Kemudian senyuman smirk terukir sambil menatap Jungkook. "Ya, bisa saja dia tersedak karna mulutnya tidak cukup untuk milik our baby boy, Jungkookie."
Jungkook terkesiap. Tak menyangka itu akan keluar dari mulut Taeri. Matanya menatap Taeri dengan menintimidasi sementara gadis itu terlihat tak peduli sama sekali. Malah memutar bola mata dan membuang muka. Mengabaikan eksistensi Jeon Jungkook yang merupakan kekasih Lee Subin.
"Tidakkah itu kasar, Kim Taeri?" Ciara mulai membuka suara. Semua orang yang mengenal mereka tahu jelas, sekalipun mereka berada di lingkaran yang sama sebenarnya keduanya selalu bersaing. Dalam segala hal khususnya kekuasaan.
Dan yang paling pertama adalah dalam hal Kim Taehyung.
"Kenapa Ciara? Merasa tersinggung karna kau selalu berusaha berlutut untuk menghisap milik kekasihku?" sindir Taeri secara terang-terangan.
Mata Taehyung langsung membelalak mendengar itu. Menatap kekasihnya kaget. Sementara wajah Ciara memerah kesal karna dipermalukan.
Taeri hanya tersenyum tenang dan angkuh masih sama seperti tadi. "Ya, tentu saja aku tahu apa yang kalian berdua lakukan. Jangan sok kaget seperti itu. Semua orang tahu kalau kita semua problematic. Hanya karna kita memiliki kuasa, maka dari itu kita bersama. Untuk semakin memegang kendali penuh. Dan kematian Lee Subin adalah puncaknya. Persahabatan apanya? Cih." Taeri terkekeh sinis.
"Jadi maksudmu, ini ada hubungannya dengan email yang kita dapat bersama?" tanya Jimin langsung menangkap ke arah mana ucapan Taeri.
Mereka semua saling tatap dan terdiam. Melirik ke segala arah memperhatikan siapa yang datang satu-persatu. Menebak-nebak siapa yang mencurigakan untuk dapat masuk ke kualifikasi orang yang mengirimkan pesan pada mereka. Karna siapapun itu, dia juga pembunuh Subin.
'You're next.'
Beberapa orang memiliki rahasia yang ingin selalu disimpan rapat-rapat. Sebuah kelam yang tak ingin siapapun tahu. Adapula sebuah kegembiraan dari suatu dosa. Dan kadang karna rahasia itu, akan membuat mereka terdesak pada merana tiada akhir. Mereka bertujuh memilikinya, dan mungkin ada hubungannya dengan kematian Lee Subin.
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRETS ✓
FanficBeberapa orang memiliki rahasia yang ingin selalu disimpan rapat-rapat. Sebuah kelam yang tak ingin siapapun tahu. Adapula kegembiraan dari suatu dosa. Begitu juga Jeon Jungkook dan ketujuh temannya. Namun kematian Lee Subin yang menggemparkan kota...