XVIII. WHERE?

15.8K 2.2K 355
                                    

Taehyung menendang bangku dengan frustasi. Peluh mengalir dari pelipis sekalipun pendingin ruangan bekerja sangat baik. Suasana mencekam membalut rumah mewah itu. Rambut acak dengan tatapan elang penuh hasrat entah untuk menghabisi atau menyelamatkan terpancar dari Taehyung. "Kemana kita harus mencarinya.. Kemana?" Taehyung merapal berkali-kali seperti kaset rusak sambil memegang kepalanya.

Eunbyul sebenarnya muak sekali pada Taehyung. Bisa dibilang benci setengah mati mengingat perlakuan pria itu pada sahabatnya. Rasanya sekarang ingin meludah atau menampar sambil berteriak 'kemana saja dia selama ini' atau 'kau tidak pantas mengkhawatirkan Taeri setelah perlakuanmu!' Tapi semua tertahan di tenggorokan. Eunbyul butuh Taehyung, setidaknya kekuasaan pria itu. Uang tidak dapat berbohong, pada saatnya Taehyung akan dibutuhkan untuk menemukan Taeri.

Sementara Hoseok tidak pernah tahu kalau dia akan masuk lingkaran ini. Selama dia menyukai Eunbyul yang dia lakukan adalah mencoba menasihati agar gadis pujaannya itu jauh-jauh dalam kelompok terkutuk ini. Mungkin tidak semua orang benar-benar tahu bagaimana berbahaya walaupun ditutup gemerlap dan kuasa, lingkaran pertamanan ini terlalu kelam. Hoseok jelas tahu itu. Lebih dari orang-orang di luar sana. Dan sialnya sekarang dia harus berada di sana. Rasanya ingin keluar—angkat kaki—begitu saja, diam di sini seperti menarik ke dalam perperangan tanpa tahu apa yang dihadapi. Namun dia tak bisa melakukan itu. Perlahan melirik Eunbyul yang terlihat begitu khawatir seakan hidupnya yang dipertaruhkan, Hoseok tidak dapat ke mana-mana. Dia mencintai Eunbyul; sudah menjawab segala alasan dia untuk tetap di sana.

"Persetan dengan keadaan ini! Ayo kita hubungi polisi, buat laporan orang hilang. Aku tak dapat diam saja di sini sementara kekasihku dalam bahaya!" geram Taehyung segera mengeluarkan ponselnya.

Secepat kilat Eunbyul menyambar ponsel dari tangan Taehyung hingga berpindah ke genggamanya. "TIDAK! JANGAN!" teriak Eunbyul segera mencegahnya. Semua tentu tersentak. Pertama kalinya melihat Eunbyul seperti itu. Namun yang paling dominan adalah rasa curiga. Menatap Eunbyul dengan prasangka.

"Kenapa kau seperti ini? Sebenarnya apa yang kau lakukan? KAu terlihat takut. Jangan bilang bahwa kau yang—"

"Tentu tidak!" potong Eunbyul buru-buru sebelum Taehyung melanjutkan kalimatnya. "Bukankah melapor polisi sama saja bunuh diri? Semua bisa saja terungkap."

"Semua? Semua yang mana? Rahasia apa yang kau tutupi, Eunbyul?"

Rahang Eunbyul mengeras geram. "Bukankah 'rahasia' itu memang harusnya tidak diketahui?"

Mendnegar itu membuat Taehyung terkekeh sinis. "Sekarang aku jadi mencurigaimu. Kenapa tidak pernah terpikirkan sebelumnya? Pantas saja pesan itu hanya dikirimkan pada dirimu. Jadi Go Eunbyul, katakan kau bawa Taeri kemana? Apa yang akan kau lakukan padanya? JAwab sebelum aku menghancurkan keluargamu. Kau tahu aku dapat melakukan apa saja." Taehyung berjalan maju mendesak Eunbyul yang jelas sekarang ketakutan.

Hoseok tak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tetapi melihat reaksi Eunbyul memang mencurigakan. Bahkan dia terkejut dan kehilangan arah untuk sesaat. Namun melihat bagaimana Taehyung mendesak Eunbyul, dalam dirinya tidak dapat diam. Langsung memasang badan di depan sang gadis. Menahan Taehyung tak peduli dia akan mati di tangan orang-orang besar pemilik kekuasaan itu.

"Menyingkir atau kau akan kena imbasnya juga," ujar Taehyung mengancam. "Dia berniat mencelakakan gadisku!" bentak Taehyung.

"Kau gila? Aku tidak akan pernah mencelakakan Taeri!" teriak Eunbyul balik dari belakang tubuh Hoseok. Berusaha berani sebenarnya jemari mencengkram erat kaus Hoseok.

"Lalu kenapa kau takut? Kenapa kau tidak mau menghubungi polisi?"

Jimin yang sedari tadi duduk manis memerhatikan—lebih tepatnya mungkin menonton apa yang terjadi, memilih bangkit untuk menyudahi pertikaian yang sejujurnya dia nikmati. Menepuk dada Taehyung mencoba menenangkan. Mereka berdua itu seperti suatu kesatuan, saling peduli dan saling menenangkan dengan caranya sendiri. Semua didasari sebuah kepercayaan.

"Hentikan, toh polisi tidak akan menanggapi kecuali dalam 1X24 Jam."

"Aku akan memakai kekuasaanku dan—"

"Percayalah Taehyung, apa yang dikatakan Eunbyul itu benar."

Kening Taehyung kini berkerut. "Kau membelanya?"

"Tidak. Dengar dulu, kau ingat rahasia kita tempo hari yang terbongkar masalah Subin? Peneror ini jelas mengincar itu. Menjatuhkan kita. Ktia tidak tahu apa saja yang dia tahu. Bahkan kita sendiri tak tahu apa saja yang rahasia yang masing-masing simpan. Eunbyul jelas begitu peduli pada Taeri. Kita semua tahu. Apapun itu pasti menyangkut Taeri sehingga dia sampai seperti ini," jelas Jimin.

Taehyung langsung menatap Eunbyul yang menunduk—membuang muka. Jimin dapat menebak dengan tepat. Pria itu mungkin sama seperti dirinya—melindungi Taeri dengan cara tersendiri. Apapun rahasia yang mereka tutupi pasti ada sangkut paut tentang orang yang mereka sayang atau dirinya sendiri.

"Lalu kita harus apa? Kita sudah mencari Taeri ke seisi kota! Aku tidak mau sesuatu terjadi padanya, Jimin. Aku mencintainya."

Jimin menatap Taehyung dengan intens. Sebuah kata tertahan di ujung bibir sedari tadi yang minta dimuntahkan dengan segera. Akhirnya Jimin menyerah. Pun dia menangkat tangan seakan dirinya adalah buronan. "Aku menyerah." Seisi ruangan yang hanya diisi empat orang termasuk dirinya, memberi atensi penuh seketika.

"Tenang, bukan aku yang mengirim pesan itu ataupun menculik Taeri. Hanya saja aku tahu gadis itu kemana."

"Kemana?" tanya Eunbyul dan Taehyung serempak.

"Ketahuilah aku tidak menagtakannya karena menurutku Taeri aman. Dan ya aku tidak mau menyakitimu Taehyung karena kau temanku.

Dan aku juga tidak mau merusak persahabatanmu dengan Jungkook."

Taehyung langsung mengerti maksud Jimin. "Brengsek!" maki Taehyung kesal.

"Sudah ku bilang Taeri akan baik-baik saja. Aku yang membawa mobil Jungkook ke rumahnya. Salah satu asistennya mengatakan bahwa dia ke resort milik ke luarga Jeon. Pulau yang berada di dekat sini."

Taehyung tidak tinggal diam, dia langsung mengambil jaket denimnya dan kunci mobil di meja. Segera berjalan begitu cepat dengan agresif menuju parkiran mobil. "Taehyung! Kau mau kemana?" teriak Jimin sambil berdecih.

"Persetan dengan Taeri baik-baik saja. Dengar—peneror itu bisa di mana saja. Bisa saja itu Jungkook sendiri. Apapun itu aku tidak akan diam saja membiarkan orang lain melindungi gadisku. Dia milikku! Kim Taeri itu milikku!"

Kepala Jimin rasanya mau pecah. Dia sekarang sedang diambang kebingungan sendiri. Awalnya dia yakin Taeri aman. Jungkook memiliki penjaga dengan keahlian tidak diragukan, pun pria itu sendiri memiliki kekuatan berlebih. Taeri aman. Tapi apa yang dikatakan Taehyung cukup membuatnya berpikir, bagaimana jika Jungkook adalah dalang semua ini? Taeri tentu dalam bahaya. Pun dia langsung ikut mengejar Taehyung.

"Aku akan ikut!"

Jimin menoleh ke belakang. "Kalian ikuti kami. Aku tahu sekalipun tak mengajak, kau pasti akan mengiktui dari belakang. Lagipula kita memiliki tujuan yang sama. Dan terror itu harus dihentikan."

Eunbyul mengangguk. Dia tahu Jimin memang orang yang baik. Mereka langsung bergegas menuju mobil milik Hoseok. Memacu begitu cepat karena Kim Taehyung sedang menyetir gila-gilaan demi sang kekasih. Dan dari sana Eunbyul sadar beberapa hal; kalau Taehyung memang mencintai Taeri.

Dan dia semakin membenci Taehyung karena itu.

"Go Eunbyul, boleh aku bertanya sesuatu?" Hoseok mengeluarkan suara tiba-tiba di tengah perjalanan. Percakapan pertama di tengah keheningan dan lamunan di mana Eunbyul tenggelam dalam dirinya sendiri.

"Ehm, apa?"

"Kau boleh tidak menjawabnya. Tapi kalau kau mempercayaiku kau bisa menjawabnya. Atau lebih tepatnya, kalau aku benar. Kenapa kau sangat ketakutan saat Taehyung mencoba menelpon polisi?

Apa kau melindungi seseorang?"

Eunbyul tercekat mendengar itu. Diam sesaat dan memandang Hoseok Pria itu bisa tahu hanya dalam sekali perdebatan. Dari tatapan Hoseok jelas pria itu tahu lebih banyak lagi. Bisa menebak dengan tepat bahkan rasanya percuma kalau dia berbohong. Pun Eunbyul mengangguk pelan.

"Aku takut kalau dalang semua ini adalah Taeri sendiri."

[]


SECRETS ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang