XXVI. SURRENDER

13.8K 2K 316
                                    


Surrender—Natalie Taylor.


===


[Changed Me]

Sejauh ini semuanya berjalan sesuai rencana Taeri. Begitu aman dan tentram setidaknya menurut gadis itu. Tepat dalam genggaman. Hanya tinggal besok di mana pesta dilancarkan dan akan dihadapkan pada dua kemungkinan ; Pertama, semuanya kembali seperti semula. Rasa aman dan nyaman karena pesta berjalan lancar tanpa gangguan. Kepercayaan dan ketenangan Abel Wood digenggam kembali. Keluarga Kim tetap berdiri agung pada tempatnya. Atau kemungkinan kedua—yang terburuk, peneror itu akan datang mengacau. Tak membiarkan sedikitpun ada rasa aman. Mungkin memang tujuannya adalah menimbulkan perasaan tidak aman dan ancaman di Abel Wood. Tentu Taeri menginginkan yang pertama karena sudah mempersiapkannya baik-baik. Berpikir dengan cepat dan mengontrol semua hal Membuat orang lain kembali melihat dirinya seperti sebelumnya—penuh kuasa. Yang sebenarnya dia merasakan perasaan lain ketika dikucilkan. Ketika Jungkook membawanya pergi jauh. Rasanya begitu kosong—tak ada yang dapat dia kontrol—namun begitu lega karena merasa tak memiliki beban.

Namun dia adalah Kim Taeri dan sudah seharusnya menghadapi hal-hal semacam ini. Tanpa beban, tanpa tanggung jawab, bersikap semuanya dan membiarkan segalanya terjadi begitu saja, sangat bukan dirinya. Mungkin di awal dia akan merasa nyaman, namun pada akhirnya dia kembali haus akan kontrol itu sendiri. Dan jika si peneror itu menghancurkan semuanya, sekalipun Taeri berharap tidak terjadi, namun dia memiliki rencana cadangan. Bukan rencana hebat yang mahadewa, mungkin terlampau sederhana tetapi dia sudah menetapkan hal itu. Yakin. Dia akan menyingkirkan si peneror itu. Kalau perlu dia akan membunuh si peneror sebelum dia menghabisi temannya satu-persatu. Atau menghabisi dirinya sendiri.

Sekalipun Taeri terlihat tidak begitu memikirkan apa yang telah terjadi. Sekalipun Taeri tidak menangis di pemakaman Jimin. Sekalipun isi kaset menceritakan bagaimana seharusnya Jimin membenci Taeri—yang memang seperti itu—tapi Taeri tidak pernah tak menepati janji. Mungkin dulu Jimin menganggap Taeri membual dan berkhianat karena ucapan 'akan selalu di pihakmu' berakhir dirinya—Jimin—ditinggalkan. Jimin sendiri tahu diri atas apa yang telah dia lakukan. Cukup memaksa Taeri tidur denganya bahkan tidur juga dengan ibu Taeri. Tetapi Jimin selau berharap dapat memutar waktu di mana Taeri akan tetap di pihaknya.

Sementara yang Jimin tidak tahu, Taeri tidak pernah tidak menepati janji. Ketika dia mengatakan seperti itu, dia akan melakukannya. Bahkan sampai saat ini. Satu-satunya alasan dia tutup mulut perkara Subin adalah karena dia berjanji untuk di pihak Jimin. Jika Yoongi ingin membuat laporan, tak masalah. Tetapi Taeri yang harus dibawa menjadi saksi, tak akan memberikan jawaban apapun. Bahkan kaset itu sendiri sudah rusak. Sampai saat inipun, Taeri ingin sekali menghabisi peneror itu karena merebut nyawa Jimin. Ia masih ingat bagaimana Jimin meregang nyawa dan rasanya dirinya ikut sekarat. Menyakitkan.

Bahkan ada banyak hal lain yang dia simpan tentang bagaimana dia tetap dan selalu berada di pihak Jimin. Kepada siapapun saat Kim Taeri mengatakan, 'I always on your side', dia benar-benar bermaksud seperti itu. Bukan sekadar basa-basi.

Ponselnya berbunyi, dia melirik ke layar sambil menebak bahwa itu adalah Go Eunbyul—teman terbaiknya. Karena keberadaannya duduk di salah satu set meja taman sekolah saat ini adalah menunggu Eunbyul. Seperti biasa menghabiskan waktu berdua, berbincang banyak hal sekaligus membaca atau mengerjakan tugas. Kali ini tentu percakapan mereka perkara pesta. Beruntung Taeri memiliki teman seperti Eunbyul yang memiliki pemikiran terbuka dan sangat mengerti dirinya. Atau setidaknya jika tak mengerti, bukan tipikal yang langsung menghakimi. Bisa membayangkan bagaimana jika orang lain yang berteman dengannya, pasti merasa dia sudah gila karena membuat pesta setelah semua yang terjadi, terutama kematian Jimin.

SECRETS ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang