"Apa yang terjadi?" Eunbyul jelas ketakutan. Hoseok juga sama. Bisa dibilang bahkan Eunbyul itu lebih berani dari Hoseok biasanya. Tetapi kali ini tubuh gadis itu bergetar sambil memandang sekeliling. Menakutkan seperti berada di antara mayat. Sekalipun mereka masih hidup, Eunbyul mencoba membangunkan tak ada gunanya. Pastinya mereka dibuat tidur oleh kandungan zat yang kuat.
"Tenang.. Ada aku di sini." Hoseok menggenggam tangan Eunbyul berusaha menenangkan. Dia mengusap bahu Eunbyul lembut. Pun ia sendiri tak mengerti mengapa bisa seberani ini. Biasanya dia akan paling kencang berteriak atau lari kalau perlu. Saat ini dia begitu ketakutan lebih dari biasanya dan justru itu yang menguatkannya. Hoseok sadar bahwa ini mustahil hanya ulah iseng. Rasanya seperti terjebak persis saat kejadian di pulau. Dan dia tak mau kehilangan siapa-siapa lagi terutama Go Eunbyul.
"Apa ini semacam gas tidur? Ketika keluar tadi atau—"
"Tentu saja bukan, bodoh!" seseorang memotong ucapan Eunbyul. Cukup mengagetkan namun ketika melihat siapa orangnya, Eunbyul langsung berdecih tak suka. Itu adalah Ciara.
"Kalau gas tidur, aku pasti sudah terlelap juga karena di dalam," ujar Ciara lagi sambil berjalan mendekat dengan Namjoon yang ada di sampingnya.
"Ini karena minumannya. Ada zat bius yang kuat di sana. Aku dan Ciara tidak minum alkohol sedari tadi. Kalian berdua pasti juga kan?" jelas Namjoon.
Eunbyul terdiam sejenak dan kemudian mengangguk. Dia memang begitu sibuk hingga tak minum sama sekali. Bahkan ketika beristirahat tadi, dia memikirkan ucapan Jungkook. "Tidak. Dan—Hoseok?"
Hoseok menggeleng. "Aku juga tidak. Kalau aku minum, aku pasti mabuk. Aku ingin membantu Eunbyul."
Namjoon menganggukan kepalanya. "Pasti ada yang memasukan sesuatu ke dalam minumannya. Jika dilihat, warnanya pun agak berbeda. Sebelum mati lampu tadi, aku dan Ciara melihat satu-persatu perlahan mereka tertidur serempak. Ketika lampu menyala, hanya kita berdua."
"Apa yang sebenarnya terjadi? Siapa yang melakukan ini? Apa ini ada hubungannya dengan peneror?" tanya Eunbyul terlihat ketakutan.
"Tentu. Ada hubungannya," sela Taeri yang sudah turun dari tangga bersama Taehyung. Seperti raja dan ratu. Pandangan beralih ke arah mereka dan bisa dibayangkan sesakit apa hati Ciara sekarang.
"Tapi yang memasukan minuman itu bukan penerornya tapi aku," tambah Taeri lagi.
Semua terkesiap bingung. Menatap Taeri dengan kerutan di dahi.
"Well... The party... Aku telah mempersiapkan semuanya. Tentu ini untuk membuktikan bhawa Abel Wood aman, seperti permintaan ayahku. Kembali mengambil kontrol sepenuhnya. Tetapi di sisi lain, aku juga harus mendapatkan peneror itu dalam genggaman. Aku akan mengakhirinya. Tak akan selesai sebelum dia tertangkap. Jadi aku mengundangnya terang-terangan ketika dia mengirim pesan ancaman padaku. Dia bilang dia akan menikmati pestanya. Itu berarti dia pasti datang." Taeri tersenyum bangga sekali seolah itu bukanlah hal gila yang pernah dilakukan.
"Kau gila Kim Taeri? Mereka semua bisa mati! Semua yang ada di sini!" seru Ciara tak percaya. Membayangkan akan banyak korban. Ia menatap Taeri nanar. Wanita di depannya memang selalu memukau dan penuh kontrol, tetapi Taeri yang dia tahu tidak seperti ini. Jauh dalam diri Ciara tahu jelas mengapa Taeri lebih unggul darinya. Taeri kerap memikirkan orang lain.
Mendengar Ciara yang berseru terlihat begitu marah malah membuat Taeri tersenyum lembut. "Aku tahu kau sebenarnya memang orang baik, Ciara."
Ciara terdiam dan langsung membuang muka. "Apa yang kau katakan? Memang kau sudah gila."
"Aku sudah mengatakan itu padanya," sahut Namjoon. Ciara menjadi kikuk sendiri di sini.
"Tunggu, hyung? Bagaimana bisa kau bersama Ciara? Sejak kapan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRETS ✓
FanficBeberapa orang memiliki rahasia yang ingin selalu disimpan rapat-rapat. Sebuah kelam yang tak ingin siapapun tahu. Adapula kegembiraan dari suatu dosa. Begitu juga Jeon Jungkook dan ketujuh temannya. Namun kematian Lee Subin yang menggemparkan kota...