Jungkook tahu sekali bahwa Taeri sedang dalam titik terlemahnya. Mungkin tidak banyak yang sadar tapi dia tahu segala hal tentang Taeri. Menatap dan memandangi Taeri adalah kegemarannya sejak dulu. Berawal dari keheningan dalam diam dan tersenyum simpul, puas hanya dengan tawa terukir sampai pada tahap seperti saat ini di mana secara gamblang menyampaikan perasaannya sekalipun tak melangkah sedikitpun untuk sesuatu yang lebih. Kebiasaan itu membuat Jungkook dapat mengenal jelas Taeri, tahu bagaimana gadis itu sebenarnya. Dan tentu Kim Taehyung adalah kelemahan terbesar Taeri. Gadis yang dia cintai lemah jika berhadapan dengan sesuatu yang harus menyangkut hatinya sekalipun di luar dia terlihat tak peduli. Sialnya orang itu bukan dirinya.
Tapi kali ini Jungkook mendapatkan kesempatan besar. Datang di waktu yang kelewat tepat di mana meluluh Taeri menjadi hal mudah. Menggiring Taeri ke atas kasurnya bahkan tanpa perlu dipaksa atau diminta karena kemauan gadis itu sendiri. Jungkook hanya perlu menelusup pada kesempatan dan mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya. Dia tahu dirinya berubah menjadi pria brengsek malam ini. Tidak pernah ada wanita lain yang masuk ke dalamnya kecuali Taeri, bahkan ketika dia berpacaran dengan Subin. Ini kedua kali Taeri berada di dalam kamarnya, namun kali ini dalam keadaan sadar. Keinginan Taeri sendiri bukan karena sedang mabuk dan Jungkook sekadar mengamankan.
Tentu terbaca sekali apa yang akan terjadi. Tubuh Taeri yang terbaring pasrah di atas kasur dengan rambut teracak berantakan. Menatap ke atas di mana Jungkook mengunci pergerakannya dengan kedua tangan. Dua kancing atas terbuka menampakan pakaian dalam dan kulit pucat. Seluruh fetish Jungkook terlintas di kepala ketika fantasinya sekarang menjadi nyata di depan mata. "J—jung." lirih Taeri dengan iris berkilau dari mata bulat yang kecil itu. Dia suka. Terlihat begitu ingin didominasi.
"Katakan sekali lagi," perintah Jungkook.Taeri masih terdiam karena tak tahu akan seperti ini jadinya. Tidak pernah mengira bahwa seorang Jungkook akan menyerangnya tiba-tiba. Menarik dan mendorong sampai dia tersentak tak bisa kemana-mana. Taeri tahu pria itu berbahaya tapi Jungkook tak pernah memperlihatkan sisi itu padanya.
Pun Taeri teringat apa yang pernah Jimin katakan tentang bagaimana Jungkook sebenarnya. Segala yang berada di luar dugaan Taeri. Mungkin selama ini memang dia tidak benar-benar mengenal Jungkook. Jungkook yang dulu selalu dia anggap adik kecil manis yang ingin dia lindungi.
"Katakan alasan kenapa kau selalu menolakku. Mengabaikanku. Kau mencintai Taehyung? Aku tahu. Aku tidak meminta jadi yang pertama. Tidak masalah, noona."
"Kook—sudah aku bilang sebelumnya kan? Berkali-kali." Taeri berusaha menjelaskan dan membuat Jungkook mengerti.
"Karena kau hanya ingin mengontrolku? Menggukankanku untuk ambisimu? Kalau begitu lakukanlah, tapi aku juga menginginkanmu. Bukankah itu adil?" Sebuah tawaran yang sangat menggiurkan.
"Jungkook..."
"Kenapa? Mau mengatakan tentang aku terlalu baik untuk kau perlakukan seperti itu?"
Tebakan Jungkook benar. Semua orang tahu bagaimana Taeri menganggap Jungkook adalah yang terbaik. Tidak seburuk orang-orang yang berada di sekitarnya—terutama dia sendiri. "Kau memang pria baik." Taeri mengusap pipi Jungkook dengan lembut. Lantas Jungkook memejamkan mata menikmati sentuhan itu. Jungkook lemah sekali jika Taeri melakukan itu. Dia merasa sangat disayang.
Tapi hal berikutnya yang terjadi adalah dia menyingkirkan semua perasaan itu. Tidak akan terjebak kembali dalam posisi adik kesayangan. Dia ingin lebih. Ingin memiliki Taeri. Makan dia menepis tangan Taeri dan menggenggam erat agar tak bergerak. Taeri tersentak. "Aku terlalu baik? Kalau begitu aku tidak perlu menahannya lagi kan? Aku juga memiliki banyak fantasi tentangmu. Menginginkanmu, noona. Sekalian saja aku jadi jahat agar kau melirikku, begitu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRETS ✓
FanfictionBeberapa orang memiliki rahasia yang ingin selalu disimpan rapat-rapat. Sebuah kelam yang tak ingin siapapun tahu. Adapula kegembiraan dari suatu dosa. Begitu juga Jeon Jungkook dan ketujuh temannya. Namun kematian Lee Subin yang menggemparkan kota...