Malam ini adalah yang begitu indah untuk Kim Taehyung. Tentu bukan karena pesta meriha gila-gilaan yang berlangsung di rumahnya saat ini. Bagi Taehyung, itu sudah biasa. Dia memang menyukainya terutama ketika Jimin masih ada. Mereka menjadi duo yang diidolakan dan begitu meriah—mengontrol adanya pesta. Tapi sekarang untuk menghadiri saja rasanya tidak bersemangat. Kalau saja bukan Taeri yang meminta mengadakan di rumahnya, dia tak akan mempersiapkan sedemikian rupa. Apalagi yang dia dapat sebanding dengan apa yang dia lakukan. Malahan bisa dibilang lebih—sangat menyenangkan.
Kim Taeri sedang menungging sambil di atas kasur sambil kedua kaki terbuka lebar dan tangan menumpu di bahu kasur dengan susah payah. Taehyung sendiri menghentak berkali-kali dengan celana yang sudah diturunkan asal sampai sepaha. Sengaja tidak dibuka semua agar semakin seksi dengan kesan berantakan teracak. Alasan sebenarnya tentu karena gairah yang sudah mengebu ingin segera memasuki. Melupakan segalanya kecuali satu-satu yang dia inginkan, bercinta. Menghancurkan Taeri yang mengerang, mendesah dan menjerit menyebut namanya. Terdengar begitu merdu. Indah sekali.
Lutut Taeri lemas. Nyeri pada pusat kenikmatannya sampai ke perut. Berusaha menumpu susah payah menerima hentakan bertubi yang semakin cepat. Desahan saling memburu dengan bagian bawah yang terus diserang mengoyak. Terlalu besar dan menekan sampai ke dalam. Rasanya perih namun memberi kenikmatan secara bersamaan.Matanya mengerjap menahan sambil merengek.
Taehyung pusing dibuatnya. Semakin ingin terus dan terus sampai tak pernah mengenal penghabisan. Bagi Taehyung malahan terdengar seperti permintaan untuk terus tanpa jeda. Tangannya mencengkram bahu Taeri ketika merasa dijepit pada basah yang begitu hangat. Dia tahu Taeri sudah hampir menuju puncaknya—sama seperti dirinya.
"Yes baby, cum for me. Together." bisik Taehyung seduktif dengan napas terengah dan dada naik turun. Suaranya terdengar begitu berat dan seksi di telinga. Semakin membuat ingin segera keluar.
"T—tae—" Taeri merintih sambil menggigit bibirnya dan mendongakan kepala. Taehyung menatap dan memasukan jarinya ke mulut Taeri.
"Iya, sebut namaku, Kim Taeri."
"Taehyung—eungh—h."
"Merdu sekali. Indah sekali. Kau membuatku semakin terangsang." Maka Taehyung menekan begitu dalam sampai Teri menjerit kesakitan. Sakit penuh kenikmatan. Seketika Taeri mengalami klimaks. Cairan basah hangat membasahi milik Taehyung.
Kemudian Taehyung menyusul dengan miliknya keluar begitu banyak di dalam milik Taeri. Hangat sampai ke bagian Rahim dan sisanya mengalir membasahi paha Taeri. Seksi sekali. Taehyung awalnya ingin meminta untuk mengeluarkan di bibir kekasihnya itu, tapi ketika mendapatkan tawaran lain, Taehyung langsung berubah pikiran.
Taeri ambruk seketika ketika Taehyung mengeluarkan miliknya dan mengusak di bokong Taeri. Lemas tak lagi dapat menumpu dengan lututnya. Taehyung menatap Taeri dengan mata sayu kelelahan yang membuat terlihat semakin seksi. Kalau boleh jujur membuatnya kembali terangsang. Kecupan mendarat di seluruh wajah Taeri.
"Aku mencintaimu," bisik Taehyung.
Taeri mengusap lembut wajah Taehyung dan memberinya kecupan. "Akupun."
Diam sejenak saling menatap mata masing-masing. Mencari kata cinta yang mereka katakan barusan—kejujuran atau sebuah kebohongan. Keduanya tak ada yang tahu bahkan diri mereka sendiri. Yang mereka tahu, mereka saling menginginkan.
"Kau—luar biasa," ujar Taehyung berada di atas tubuh Taeri dengan siku yang menumpu agar tak membebani. Apa yang diucapkan Taehyung adalah yang sebenarnya. Taeri selalu bisa membuatnya tergila-gila di manapun—begitu juga di atas kasur. Apa yang selalu dia inginkan dari Kim Taeri. Bahkan dia tak perlu Ciara atau siapapun lagi jika Taeri sudah dalam gengamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRETS ✓
FanfictionBeberapa orang memiliki rahasia yang ingin selalu disimpan rapat-rapat. Sebuah kelam yang tak ingin siapapun tahu. Adapula kegembiraan dari suatu dosa. Begitu juga Jeon Jungkook dan ketujuh temannya. Namun kematian Lee Subin yang menggemparkan kota...