OUR LIFE -- 9. DUA SISI NASIB

1.4K 96 10
                                    

Cihampelas, Bandung.

"Aelah bang!! Kita ga have fun dulu gitu? Masa nyampe langsung disuruh ke kantor? Gak etis banget." gerutu Yunus yang sedang duduk dikursi penumpang bersama Gibran.

"Disuruh umi begitu." Ucap Gibran enteng.

"Maaf, tuan. Bukankah ibu tuan menyuruh tuan menelpon ke dia setelah tuan mendarat di Bandung?" Ucap bodyguard yang ada didepan sebelah supir.

Gibran sedikit melirik santai pandangannya dibuang kearah jendela disampingnya. Didetik setelahnya ia terlonjak kaget.

Dasar pikun!

Gibran tua!

"Astagfirullah! Kenapa baru ngomong sih?"

"Maaf tuan. Saya kira anda mengingatnya." Ucap Bodyguard itu sopan.

"Lo udah bilang ke Umi gue?"

"Belum, tuan."

"Ok. Ok!"

Gibran merogoh sakunya dan mencari benda pipih yang ia bawa kemana-mana. Ponselnya ia ketik beberapa saat kemudian benda itu berpindah tempat kesamping kanan telinganya.

"Assalamualaikum, mommy cantik." Ucap Gibran dengan nada senyum pepsodent.

"Wa'alaikumsalam."

"Mi, Gibran baru aja sampe."

"Alhamdulillah. Seharusnya daritadi kamu telpon Umi, GIBRAN!" Ucap Gina dengan nada yang naik sedikit namun bisa membuat sipendengar pusing.

Wait? What! Kenapa uminya tau dia sampe daritadi?
Berarti ni bodyguard bohongin gue? Sialan!

Gibran menatap bodyguard yang ada didepannya menatap dingin dan tajam tepatnya. Ia mendengus sebal. Ingin rasanya memakan manusia dihadapannya.

Sekarang dia? Harus kena omelan lagi? Omegat!

"Ehh hmm.. Iya Umi maaf, kan yang penting Gibran udah ngabarin Umi." Ucap Gibran dengan nada melas. Padahal emosinya sedang naik ke ubun-ubun gara-gara bodyguard sialan.

"Ya..ya.. Kalian langsung kekantor. Gaperlu ngayab." Ucap Gina dengan nada tegas.

"Siap bos!" Ucap Gibran tegas.

"Yaudah. Kalian istirahat dulu."

"What mom? Istirahat? Ditempat kerja? Mi! Gaada yang lebih enak apa? Masa iya Gibran yang notaben sebagai CEO harus tidur dikantor?"

"Heh pake ngelak lagi. Ikutin aja arahan umi."

"Aishh mih.. Ini badan loh mi. Tega banget sama anak sendiri. Hiks.. Kejam." Ucap Gibran dengan scene acting mode on.

"YaAllah. Kamu disana cuma ketemu temen Abi kamu Gibran. Pliss deh gausah lebay. Umi tau sifat kamu! Gausah pura-pura. Kalian disana cuma cek beberapa berkas setelah itu kalian langsung diantar ke G'Apart."

"G'Apart? Wahh itukan hotel terkenal di Bandung mih. Umi baik banget sumpah. Ngasih Apartemen yang Bagus disana. Yeayyyy!!!"

Zikra yang sedari tadi terfokus dengan jalan kini pendengarannya terganggu dengan penuturan Gibran tentang G'Apart.

"Ini abang gue sakit kali ya? Nginep diapartemen milik sendiri senengnya kek dapet lotre cewe cakep. Istighfar Yunus! Lo kuat!" Batin Zikra sambil menatap horor kakak sepupunya.

"Itu Apartemen yang bakal kamu urusin Gibran. Kok kamu gak hafal-hafal sih? Heran deh Umi."

"Eh?" Ucap Gibran menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

AFAF2 : OUR LIFE | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang