Restoran dengan gaya turki yang tentunya berlebel halal di wilayah kota London menjadi salah satu pilihan Zikra untuk melakukan pertemuan dengan Zauf, Gibran dan tentu saja Zahra. Ini demi perusahaan mereka masing-masing.
"Mau ngomong apaan, si? Kok pake acara pesen ruangan privat gini?" Suara lembut Zahra terlontar begitu saja lewat kerongkongan, lidah dan bibir tipisnya yang ahmmm... SKIP!
"Mau nyari kecoa." Celetuk Zikra yang mendapatkan tatapan tajam sekaligus mematikan dari duplikatnya, Zauf.
"Santai aja kali bang. Tuh mata keluar ntar." Kekeh Zikra.
"KERAAAA GUE!!!!!!" teriak laki-laki dengan wajah blasteran tai ayam dan tai kucing. Njirr bau banget.
Laki-laki dengan rahang tegas, kacamata yang baru saja bertengger di hidung mancungnya akibat ada sedikit masalah dengan penglihatannya.
Kalau ditanya belajar ahhmmm.. author ga yakin sih. Ini gegara si ganteng yang imut caem bin guanteng tapi otaknya cuma sekilo kurang seons sering kelewatan kalo udah Mabar sama Zikra. Hasilnya juga memuaskan.
Cakep? Iya kok cakep. Imut? Jangan ditanya. Tapi sifatnya?beuhhhh... Sebelas dua belas Ama si couple Zikra-Gibran. Yang lagi hamil siap-siap dzikir ya. Inget Ama jabang bayi biar sifatnya gak kaya si kunyuk Alex.
Yap, Alexander Grayson. Masih inget ga readers? Gue harap inget Aamiin.
Putra dari Kinanti dan Ranz ini dikirim ke London untuk menjalankan tugasnya sebagai CEO. Heran gak sih? Kok mereka Eca-Kinan-Gina masing-masing punya suami yang memiliki cabang perusahaan di London?
Alasannya simpel, karna yang awalnya punya perusahaan pertama adalah suami Eca, Fatah. Eca juga cerita ke Gina dan Kinan kalau kedua putranya akan dikirim untuk mengurus perusahaan mereka.
Intinya sih gini, biar persahabatan mereka terjalin hubungannya kaya emak-emak rempong itu. Disamping itu juga ketiga sahabat emak ciwi itu juga biar aman. Mereka juga bisa saling menjaga satu sama lain.
Zikra mendengus sebal karena sahabatnya yang satu ini minta di lelepin ke kolam ikan di restoran ini. Untung saja stok sabar Zikra masih menumpuk kaya beras.
"Ini kok anaknya bapak Ranz gilanya akut begitu sih." Batin Zahra sambil ngelus-ngelus perut ratanya seraya berkomat-kamit dan berdzikir.
Ranz membawa tas lumayan besar yang sebenernya isinya ga faedah banget. Sumpah dah itu tas ga faedah banget. Isinya cuma ponsel berikut dengan antek-anteknya trus kacamata dan tentu saja obat ganteng yang sering dipanggil sisir.
"Lo abis di usir, Lek?" Celetuk Zikra melongo melihat Alex yang menaruh tas besarnya itu di atas meja. Alex masih sibuk membuka tasnya dan tidak menjawab pertanyaan Zikra.
Alex mengeluarkan peralatannya seperti MacBook, kabel yang entah itu untuk apa, ponsel dan beberapa alat lainnya.
"Lo kalo mau jualan jangan di sini dah, Lek. Malu-maluin, bego." Ucap Gibran santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFAF2 : OUR LIFE | ✔
Spiritual[Spiritual-Romance-Humor-Action] AFAF-2 [END] , Sequel Of Istiqomah Bersamamu. Hati-hati typo bertebaran dimana-mana. Banyak kesalahan dalam penulisan harap maklum. (Hargai penulis dengan cara mem-follow penulisnya.) _______________________ "Hidu...