CHAPTER 1

3.2K 185 5
                                    

"my forehead sayang~ pinjam buku fisika mu dong~ ada sesuatu yang harus aku salin nih"

Sakura memutar kedua emerald nya bosan begitu mendengar ucapan menjijikkan sahabat piggy nya itu.

"ck bilang aja kau belum mengerjakan tugas fisika dari orochimaru-sensei kan? Dasar piggy. " ucap sakura dengan nada ketus yang hanya dibalas oleh cengiran dari ino.

"Ayolah forehead ~ apa kau tega melihat sahabat baik mu menjadi korban percobaan gila dari sensei ular itu?.. " ucap ino dengan puppy eyes andalan gadis yamanaka itu.

Sakura hanya mendengus mendengar ucapan ino dan akhirnya ia pun memberikan buku fisika nya pada ino yang disambut dengan gembira oleh ino yang langsung mengambil buku itu dengab semangat.

"Arigatou forehead sayang~love you" ucap ino dengan kerlingan mata dan kissbye menjijikkan nya yang hanya dibalas dengan dengusan dari sakura.

.
.
.
.
.
.

Sakura dan ino berjalan beriringan kearah kantin setelah pelajaran laknat dari orochimaru-sensei selesai. Canda tawa menghiasi perjalanan mereka kekantin yang didominasi oleh ino yang menceritakan lelucon garing atau gosip-gosip tidak berguna. Mereka bahkan terlihat tidak mempedulikan pandangan sinis dan bisikan merendahkan dari para siswa yang mereka lewati.

"coba lihat itu si yamanaka beruntung sekali dia bisa berteman dengan sakura. Dasar tidak tahu malu. "

"gadis penjual bunga saja belagu. Padahal kalau tidak ada sakura dia tidak akan jadi siapa2. "

"aku bingung kenapa sakura mau berteman dengan anak miskin itu. Padahal sudah jelas kalau ino pasti hanya memanfaatkan nya."

Ino menghentikan langkahnya begitu mendengar bisikan dari salah satu murid. Ia menundukkan kepalanya berusaha menyembunyikan wajahnya yang memerah menahan marah, malu dan tangis disaat yang bersamaan. Ia mengepalkan erat kedua tangannya namun, tidak bisa membalas segala ucapan dari para murid itu. Ia masih dapat menerima apabila orang2 mengatakan bahwa ia anak penjual bunga, anak miskin belagu, atau anak tidak tahu malu yang berani berteman dengan anak orang kaya seperti sakura.

Namun, apabila mereka mengatakan bahwa ino memanfaatkan sakura jelas ino sudah tidak dapat menerima nya.  ia sama sekali tidak pernah berniat untuk memanfaatkan sakura atau apapun. Meski terkadang ino memang suka meminta contekan PR seperti tadi namun, ia sama sekali tidak berniat memanfaatkan. Ia tulus menyayangi sakura sebagai sahabatnya tanpa ada niatan untuk memanfaatkan sakura.

Sakura melirik ino melalui ekor matanya ketika ino menghentikan langkahnya secara tiba2. Ia bukannya tidak tahu apa yang saat ini sedang dipikirkan oleh ino. Ia pun menghela napasnya dan menarik tangan ino untuk menjauh dari tempat itu.

"jangan pedulikan ucapan mereka. Mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dan hanya bisa menerka saja. Kau sahabat ku dan kurasa itulah yang terpenting. " ucap sakura begitu mereka sampai dikantin. Ia memandang ino dengan pandangan lembut dan tersenyum tipis pada ino. Ino yang mendengar ucapan sakura pun mengangkat kepalanya yang sejak tadi tertunduk dan membalas senyuman Sakura.

"kau benar saku. memang nya siapa mereka berani menilai seperti apa aku! " ucap ino dengan semangat dan senyum lebar yang menghias wajah cantik nya.

Sakura pun terkekeh pelan melihat tingkah ino yang tidak seperti orang yang baru saja diejek dan dihina di depannya. Ia tersenyum tipis melihat ino yang kembali bersemangat dan kembali menceritakan lelucon2 bodohnya dan gosip2 tidak berguna.

SISTER'S✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang