CHAPTER 14

1K 136 9
                                    

Bel istirahat berbunyi menjadi surga dunia bagi sebagian besar murid KHS setelah 4 jam pelajaran yang membosankan. Namun sepertinya kebahagiaan itu tidak berlaku bagi Ino. Ia justru berharap bel tidak akan berbunyi. Ia jelas tahu apa yang akan dihadapi nya saat jam istirahat dimana bebas dari awasan guru.

"Heh Haruno baru! Kau kan sudah jadi orang kaya baru, bagaimana kalau kau mentraktir kita semua heh!?" ucap Saara sambil memeluk lengan Ino dan tersenyum yang terkesan mengejek.

Ino hanya diam. Tangannya terasa gatal ingin membalas semua perbuatan mereka namun sekali lagi ia harus kalah karna ia terlalu pengecut.

"Jangan diam saja bodoh! Baru jadi orang kaya baru saja sudah belagu!" bentak Saara saat Ino hanya diam saja.

Ino memejamkan mata nya berusaha menahan airmata sialan yang memaksa keluar.

"Sudahlah Saara, biarkan saja dia! Aku lapar ayo ke kantin!" ucap Yukata kesal. Saara hanya mengangguk pada teman nya itu dan ia pun menyentak kasar tangan Ino yang tadi dipegang nya.

Ino terduduk lesu di kursinya. Ia menyandarkan tubuhnya dan menghela napas lelah. Harus sampai kapan dia menjalani ini..

Tatapan Ino jatuh pada punggung kecil yang jaraknya terpaut 3 bangku dari tempatnya duduk. Matanya memanas dan setitik air mata jatuh membasahi pipi nya.

Hatinya memberontak untuk menghampiri pemilik punggung kecil itu dan memeluk nya lalu bercanda dan tertawa seperti biasa. Namun lagi dan lagi kenyataan menyakitkan ini harus menamparnya.

Ino menundukkan wajah nya dan menangis -lagi-. Dia benar-benar membenci dirinya sendiri yang selemah ini. Sejak dulu ia terbiasa berlindung dibalik punggung Sakura. Menjadi lemah dan terlalu mengandalkan Sakura.

Dan kini..

Ketika Sakura tak lagi berdiri menjadi tameng nya ia terlihat begitu lemah. Dan kini Ino menyadari satu hal.

Tanpa ia sadari ia memang sudah memanfaatkan Sakura..

Airmata nya mengalir semakin deras karna rasa penyesalan yang begitu besar. Andai ia masih bisa memperbaiki segalanya. Andai ia bisa memutar waktu. Namun semua hanya tinggal pengandaian. Hanya mimpi semu yang tak mungkin jadi nyata..

Ino mendongakan kepalanya saat ia melihat Sakura yang melangkah keluar kelas. Saat ini hanya tinggal mereka berdua yang ada didalam kelas karna anak anak yang lain menghabiskan waktu di kantin.

Mata Ino mengikuti setiap langkah Sakura hingga ia sampai di depan pintu kelas.

Ino tersentak saat tatapannya beradu dengan emerald yang menyorot dingin kearahnya.

"Dasar lemah" Suara datar dan dingin itu seolah menusuk tepat di jantung Ino. Ia hanya bisa terpaku bahkan sampai Sakura tak lagi terlihat di depan kelas. Tatapannya menyendu dan airmata kembali turun.

"Hiks.. Hikss.." Ino terisak kencang. Tangannya mencengkram kuat dada nya.

"Kenapa sesakit ini saat Sakura yang mengatakannya... Kenapa ia harus jadi selemah ini.."

Ino menundukkan kepala nya dalam-dalam. Menyembunyikan airmata nya di balik uraian rambut nya. Sakura benar.. Ia memang lemah, ia pengecut, ia bodoh. Ia hanya bisa berlindung dibalik punggung orang lain dan menjadi parasit.

Kenapa?

Kenapa ia harus jadi selemah ini..

~~~

Sakura melangkah santai dikoridor sekolah yang ramai karna jam istirahat. Beberapa orang melirik kearahnya namun tak ada yang berani mengeluarkan suara begitu merasakan aura intimidasi dari Sakura.

SISTER'S✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang