CHAPTER 11.

1K 135 5
                                    

"ARKKKHHHHHH!!!" Raungan menyayat hati membelah langit malam yang tampak kelam. Bagai sayatan silet bagi siapa saja yang mendengar nya. Berjuta perasaan sakit, kecewa, marah dan sedih bercampur aduk bersama raungan frustasi itu.

"BAJINGAN! BEDEBAH!! MATI SAJA KAU!" Segala umpatan seolah tak cukup untuk mengekspresikan segala kecewa,marah dan sedih yang bercampur membentuk sebuah rasa frustasi yang seolah mencengkram kuat relung hati terdalam. Sakura menjambak kuat rambut nya. Tanpa peduli rasa sakit yang seolah menikam kepala nya.

Tiada air mata yang keluar dari emerald nya yang kini tampak membara dengan segala silau kebencian.

Sakura jatuh terduduk di depan sebuah kolam air mancur yang membiaskan cahaya redup sang dewi malam.

Bagai jiwa tanpa nyawa emerald Sakura memandang kosong langit malam. Dia tak sanggup lagi.. Bukan maunya untuk bersikap kejam seperti ini.. Sungguh Sakura bahkan merasa benci dengan dirinya yang seperti ini.

Dendam bisa mengubah seseorang..

Dan salahkah Sakura saat hatinya berkarat oleh dendam yang membekas karna begitu banyak rasa sakit yang datang secara bertubi..

"Ibu.."

Lirihan menyayat hati keluar dari bibir ranum nya. Kerinduan luar biasa yang menghantarkan rasa sakit membuat Sakura ingin menyerah saja.

Dia lelah..

Sungguh..

Namun sekali lagi dendam mengambil alih kewarasan nya..

Sakura tak rela jika harus membiarkan jalang dan bajingan sialan itu hidup bahagia.

Tidak!

Mereka tak boleh bahagia diatas penderitaan ibu nya!

Mereka tak boleh tertawa didepan nisan ibu nya!!

Mata Sakura menyiratkan api kebencian yang membara. Menghilangkan segala nurani yang tersisa.

Ia bangkit perlahan dan menatap tajam air mancur di hadapannya. Kakinya melangkah mendekat ke sebuah pot kaca yang terletak di dekat air mancur yang di dalam nya terdapat mawar merah yang begitu cantik. Tangan Sakura menyentuh bunga mawar itu pelan. Tangannya mengambil mawar itu dengan ibu jari dan telunjuk nya. Menatap datar kelopak mawar yang merekah.

Matanya menyusuri tangkai bunga mawar itu yang berduri. Menatap nya datar hingga tiba-tiba tangannya mencengkram erat tangkai bunga mawar itu hingga patah.

Ia melempar asal bunga itu hingga tergeletak tak lagi berbentuk di tanah.

Tanpa mempedulikan telapak tangannya yang mengeluarkan darah Sakura mengambil kasar pot kaca yang kini kosong dan memukulkan pot itu ke pinggiran kolam air mancur. Ia mengambil pecahan kaca dari pot itu dan menggoreskannya ke pergelangan tangannya hinggu darah segar keluar dengan deras nya.

Ia menatap tanpa ekspresi tangannya yang terus mengeluarkan darah.

Senyuman dingin menghiasi wajah nya yang kini tampak begitu menyeramkan. Seolah tiada lagi nurani manusia yang terpancar di wajah datar itu.

Sakura mengarahkan lengannya ke atas kolam hingga tetesan darah nya mengenai air kolam.

Tatapan nya begitu menusuk dengan kilauan kebencian.

"Ini sumpah ku pada mu ibu.. Akan buat mereka yang membuat mu menderita merasakan penderitaan yang jauh lebih besar dari yang kau rasakan"

~~~

Sasori nampak mondar mandir khawatir saat ia tidak berhasil menemukan Sakura. Terlebih Saat ia melihat Sang ayah yang masuk ke dalam Mansion dengan tatapan kosong.

SISTER'S✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang