CHAPTER 9

1.2K 142 3
                                    

Sakura berjalan perlahan menyusuri bibir pantai. Kakinya bergerak perlahan menikmati sapuan lembut pasir pantai. Desir angin seolah berusaha untuk menenangkan hati nya. Mata nya terpejam menikmati desir angin yang ditemani temaram cahaya senja.

Sasuke berjalan mengikuti Sakura di belakang. Mata nya memandang dalam punggung kecil Sakura. Andai ia bisa menggantikan punggung itu untuk menanggung segala beban yang saat ini di tanggung nya.

Punggung kecil Sakura terlihat tegar namun rapuh. Sasuke jelas tahu seberapa hancur nya perasaan Sakura, tapi ia tidak bisa memahami nya.

Andai....

Andai saja ia bisa memutar waktu maka ia rela berikan apapun asal bisa tetap melihat senyum indah dari gadis dihadapan nya ini. Gadis yang entah sejak kapan merajai perasaan nya. Menahan hati nya hingga ia tak bisa berpaling dari gadis itu.

Sasuke tak ingin...

Ia tak ingin Sakura nya berubah menjadi iblis hanya karna dendam nya..

Tidak...

Ia tak akan pernah membiarkan Sakura membuang hati malaikat nya hanya karna dendam.

Sasuke benar-benar merasa tidak mengenal Sakura saat ia melihat gadis itu melakukan sesuatu yang tidak pernah dibayangkan nya pada sahabat nya Ino.

Sakura dan Ino..

Seumur hidup nya ia bahkan tidak pernah membayang bahwa kedua gadis itu akan bertengkar..

Ikatan diantara mereka berdua terlalu kuat dan Sasuke bahkan tak pernah membayangkan ada sesuatu yang bisa menghancurkan ikatan itu.

Ya...

Kecuali diri mereka sendiri lah yang menghancurkan nya...

Melihat Sakura yang benar-benar menjadi sosok berbeda saat ia berani mempermalukan Ino di hadapan banyak orang membuat Sasuke sadar...

Hati Sakura sudah terlanjur hancur untuk bisa menerima sebuah penjelasan...

Lankah kaki Sasuke ikut berhenti saat ia melihat Sakura berhenti. Sakura berbalik memandang kosong ke arah laut yang di hias dengan cahaya senja yang perlahan menghilang.

"Aku bahkan belum menepati janji ku pada ibu untuk melihat senja bersama..." Suara lirih Sakura terdengar menyakitkan di telinga Sasuke. Ia hanya mampu diam tanpa kata. Hanya tatapan sendu yang menyampaikan segalanya.

"Dia pasti sangat marah padaku...." Sakura tersenyum. Tapi bukan senyum itu yang Sasuke inginkan. Bukan senyum pedih yang menyembunyikan segala rasa sakit nya.

"Aku tak pernah bisa menepati semua janji yang aku ucapkan pada ibu.. "

Cukup. Sasuke tak sanggup lagi mendengar nya.

"Ibu mu tak punya alasan untuk marah pada mu..." akhirnya Sasuke bisa mengeluarkan suara nya setelah lama terdiam.

"Karna ia memiliki putri yang begitu menyayangi nya.." lanjut Sasuke. Ia tersenyum tipis sambil menatap lirih Sakura.

Sakura masih belum juga mengalihkan pandangan nya. Mata nya masih setia memandang kosong jauh kearah lautan. Senyum tipis terukir di wajahnya perlahan.

"Jika kau ingin mengasihani ku maka kau sudah buang-buang waktu, Sasuke." Sakura berbalik perlahan. Menatap datar kearah Sasuke yang terpaku.

"Tidak bisakah kau membedakan peduli dan kasihan? Tidak bisa kah kau membedakan cinta dan kasihan?" ucapan Sasuke membuat Sakura terpaku sesaat.

"Aku tak lagi bisa mengenal cinta. Semua cinta milikku sudah diambil paksa." Balas Sakura pelan.

"Lalu bagaimana denganku?! Sedikit saja tidak bisakah kau menganggap ku?!" Sakura tersantak saat Sasuke menaikkan nada bicara nya. Ia menatap Sasuke yang memandang nya dengan tatapan kecewa.

SISTER'S✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang