EPILOG

496 61 6
                                    

Ada banyak hal yang telah terjadi..

Waktu terus berputar, memaksa ku untuk terus bergerak jika tak ingin terlindas oleh nya. Aku memilih pergi dan meninggalkan segala kenangan yang membalut luka dihatiku. Disini, setidaknya semua masih lebih baik.

Ada kakak ku yang menemani ku, kakek dan nenek ku yang selalu menelpon dan menanyakan kabar ku, dan dia yang tak pernah hilang dari ingatanku.

"Ayah mu meninggal, Sakura.."

Aku memejamkan mataku, ketika suara yang sangat kukenal itu kembali berputar dalam ingatanku.
Bagaimana 10 tahun yang lalu ia mengucapkan kalimat yang tak pernah kubayangkan.

Bukan basa-basi menanyakan kabar atau ungkapan kerinduan. Namun malah sebuah kabar yang seakan menyentakku pada kenyataan.

Aku mendongak, menatap langit biru yang dihiasi dengan awan putih yang berarak indah.

Pohon mapple mulai menggugurkan daunnya, melindungi dirinya dari musim dingin yang akan datang.. Musim gugur akan segera mengucapkan selamat tinggal, dan musim dingin akan datang membawa salju pertama.

Menatap guguran daun mapple yang seakan menghujani ku, mengingatkan ku pada masa lalu.

Jujur saja, aku jauh lebih menyukai mapple dibanding salju.

Karena salju tak pernah membawa kabar baik untukku.

"Sedang apa?"

Sebuah tangan kekar melingkar di perut ku, aku menoleh ketika ia menumpukan dagu lancip nya di bahu ku, membuat hidung kami langsung bergesekan.

"Kau suka sekali mengejutkan ku." aku tersenyum tipis pada nya yang dibalas dengan tawa kecil nya.

"Kau terlalu banyak berpikir, darl, ingat kata dokter untuk jangan terlalu stress. Ada kacang kecil ku yang harus kau jaga disini," ia menggesekkan hidungnya pada pipiku dan mengusap pelan perutku yang masih datar.

Aku tertawa kecil, "Ini bukan kacang, Sasuke." ucapku geli sambil mencubit pelan tangannya yang mulai nakal bergerak diperutku.

"Tak apa, aku suka memanggilnya peanut. Terdengar lucu, kan?" ia tersenyum manis sekali yang kemudian tertular padaku, membuatku mengulas senyum kecil.

7 tahun yang lalu Sasuke datang padaku, menemaniku tanpa meminta sesuatu. Entah dengan cara apa ia dapat menemukanku yang bersembunyi didalam sebuah pedesaan kecil di negara Canada. Ia tiba-tiba datang dengan senyuman dan meminta pelukan sebagai sambutan.

Tidak, ia tidak meminta sebuah kejelasan tentang perasaan ku. Ia juga tidak bertanya apa alasan ku pergi meninggalkan tempat kelahiran ku dan merantau ke negeri orang. Ia hanya tetap disisiku dan menemaniku bahkan tanpa kuminta. Hingga kemudian aku percaya. bahkan tanpa sebuah penjelasan, Sasuke adalah orang yang paling mengerti aku.

5 tahun kami jalani sebuah hubungan tanpa kata penjelasan. Sasuke mencintaiku dan aku mencintai Sasuke. Aku yakin bahkan tanpa aku membuka suara ia sudah memahami dengan jelas perasaanku.

Dan puncaknya, ketika Sasuke bertanya pada ku tentang pernikahan. Aku tak mampu menjawab.

Aku hanya tersenyum, tanpa sebuah kata atau pun jawaban. Namun, ia mengerti maksudku. Ia menatapku dan tersenyum lebar, lalu memeluk ku.

Dan setelah itu kami menikah.

Kini, sudah 2 tahun pernikahan kami, dan aku tengah mengandung buah cinta kami.

"Sebentar lagi musim dingin, kau tak ingin melakukan sesuatu?" suara lembutnya menarik ku dari lamunan ku. Aku mendongak, menatap onyx jelaga nya yang menyorot lembut padaku.

SISTER'S✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang