CHAPTER 3

1.4K 148 1
                                    

     Sasuke menghentikan motornya tepat di depan lobby rumah sakit. Sakura segera turun dan berlari memasuki rumah sakit sedangkan sasuke memberikan kunci motornya pada satpam untuk minta tolong di parkirkan.

Sakura berlari menyusuri koridor rumah sakit yang ramai. Tak jarang ia menabrak orang namun seolah tak peduli sakura tetap berlari dengan air mata yang tak berhenti keluar dari emerald nya.

"Kakak!!" Teriaknya saat matanya melihat sang kakak yang berdiri sambil menunduk di depan ruangan sang ibu. Ia berlari menghampiri sang kakak "bagaimana keadaan ibu?!!

Sasori hanya diam. Di menundukkan kepalanya dalam-dalam. Sakura mencengkram kemeja sasori saat tak ada tanggapan dari nya. "Bagaimana keadaan ibu!!!" Teriaknya frustasi. Air mata semakin mengalir deras saat ia melihat kakaknya menggeleng pelan.

"Tidak..." sakura mundur selangkah. Tubuhnya seakan lemas saat ia mengerti arti gelengan sang kakak. "Tidak..TIDAK!!!IBUUU!!!" Sakura berlari memasuki ruangan sang ibu. ia membanting pintu keras dan berlari menghampiri ranjang sang ibu.

"APA YANG KAU LAKUKAN!!!" Teriaknya pada seorang dokter  yang sedang menutupi kain ke wajah sang ibu. "IBUKU MASIH HIDUP SIALAN!! KAU INGIN IA SULIT BERNAPAS!!" Sakura mendorong dokter itu dan memeluk erat sang ibu.

"Ibu... bangunlah.. kau lihat tadi... d-dia hiks.. ingin menutup wajahmu... aku akan memberikan pelajaran pada dokter sialan itu... bangunlah ibu.." sakura mengelus pipi tirus ibunya yang terasa dingin. "I-ibu pasti lelah kan? Hiks..i-ibuku hanya tertidur.. hiks...i-ibu.."

"Maaf nona, tapi pasien-"

"Berani kau berucap akan ku pastikan kau kehilangan sertfikat doktermu" sakura berucap dingin saat ia mendengar ucapan sang dokter. Sedangkan sang dokter yang mendengar ucapan sakura pun sudah berkeringat dingin dan wajahnya memucat.

" Hentikan itu saku! Ibu sudah tiada!" Sasori menarik tubuh sakura yang memeluk sang ibu erat dan memeluknya. Namun,sakura menepis tubuh sang kakak kencang. "TIDAK!! IBU SUDAH BERJANJI PADAKU!Hiks... dia bilang dia akan bertahan.. hiks.. D-dia b-bilang.. i-ngin melihatku bahagia..." sakura memukul dada sang kakak keras. Air mata mengalir semakin deras. rasa sakit yang tak bisa ia jabarkan terus menusuk hati nya.

"A-aku bahkan belum jadi dokter kakak..hiks..." sakura berucap lirih. Kepalanya terkulai di dada sang kakak. "A-aku.. b-belum bisa membahagiakan ibu..." Sasori tersenyum Miris. Ia peluk tubuh rapuh sang adik.

Sasori tahu..
Sakura adalah yang paling menderita disini...

"Ibu pasti akan bahagia disana saku... Dia tidak akan merasa sakit lagi.." sasori berucap lirih. Dan tanpa dapat dicegah setetes air mata ikut jatuh dari mata hazel nya. Menyadari betapa ia tak pernah punya waktu untuk sang ibu..

Sakura balas memeluk tubuh sang kakak erat. Ia tenggelamkan wajahnya di dada bidang sang kakak. Air mata masih terus mengalir dari matanya. tiba-tiba Sakura merasakan kepalanya berdenyut sakit. Matanya terpejam berusaha menetralisir rasa sakit itu. Namun semakin lama terasa semakin sakit. Pandangannya terasa berputar-putar dan perlahan mengabur. dan hal terakhir yang dia dengar hanya teriakan sang kakak yang memanggil namanya.

🌸🌸🌸

Sakura mengerjapkan matanya pelan berusaha untuk mentralisir cahaya yang masuk. Telinganya dapan mendengar sura samar percakapan dua orang.

"Sebenarnya adikku kenapa dokter? Kenapa dia tiba-tiba pingsan seperti itu?" Tanya sasori dengan kekhawatiran yang terlihat jelas.

"Kau tenang saja. Adikmu hanya terlalu syok dan itu menyebabkan tekanan darahnya naik. Dari pemeriksaan ku seperti nya ia mengidap darah tinggi yang diturunkan dari sang ibu, tapi kau tenang saja ini tidak akan parah karna usianya yang masih muda. Kau hanya harus menjaga agar dia tidak terlalu stress dan dapat menyebabkan darah tingginya kambuh." sasori menghela napas lega begitu mendengar penjelasan dokter. Tak dapat dipungkiri bahwa ia merasa sangat khawatir saat sang adik tiba-tiba saja pingsan.

SISTER'S✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang