CHAPTER 13

1K 146 12
                                    

Sakura menatap datar jendela mobil yang menampilkan pemandangan barisan pohon yang silih berganti dengan cepat seiring dengan laju mobil.

Saat ini ia sedang dalam perjalanan menuju sekolahnya setelah cuti hampir satu minggu. Setelah semua nya kini ia harus kembali menghadapi dunia yang penuh kemunafikan.

"Sudah sampai," Sakura menolehkan kepalanya ke samping dan mendapati sang kakak yang tersenyum kearah nya. Ia meraih mantel coklat nya yang ia sampirkan di sandaran kursi dan mengenakannya. Sekarang sudah memasuki musim dingin dan udara juga semakin dingin.

"Sampai nanti kak" Sakura hendak turun namun cekalan di tangannya membuatnya menatap heran sang kakak yang tersenyum ke arahnya.

"Kau kebiasaan sekali tak pernah memakai syal." ucap Sasori lembut sambil melingkarkan syal berwarna merah maroon ke leher sang adik

Sakura menundukkan wajah nya, menatap tangan Sang kakak yang telaten memakaikan syal ke lehernya.

"Sudah, cepat masuk sana. Nanti kau telat." ucap Sasori sambil mengusap rambut merah muda sang adik.

Sakura menatap dalam Sasori dan senyum kecil terukir di wajah cantik nya.

Cup

"Dah kak," Sakura segera membuka pintu mobil dan berlari memasuki gerbang sekolah. Meninggalkan Sasori yang terpaku sambil memegang pipi kiri nya di cium sang adik.

Sasori menatap punggung sang adik yang menhilang dibalik gerbang sekolah. Ia terkekeh pelan yang kemudian berubah menjadi tawa kecil. Ia tersenyum lebar hingga mata madunya menyipit.

Hatinya terasa lega seakan ada beban yang sudah terangkat. Yah.. Setidaknya satu hal yang Sasori syukuri..

Seperti apapun keadaannya, Sakura masihlah adik kecil nya..

~~~

Ino berjalan dengan kepala tertunduk di koridor sekolah menuju kelasnya. Tangannya yang mengepal ia sembunyikan dibalik mantel berwarna biru tua miliknya. Setengah wajahnya yang memerah menahan amarah dan tangis tersembunyi  dibalik syal berwarna biru muda yang melingkar di leher nya hingga menutupi mulutnya.

Rambut pirang nya terurai turun. Telinganya terasa begitu panas saat mendengar semua bisikan sinis dan cacian yang semakin banyak ia dapatkan di banding dulu.

"Lihatlah dia, menikung sahabat nya sendiri."

"Ibu dan anak memang sama saja."

"Benar-benar tak tahu terimakasih."

"Sudah kuduga dia memang memanfaatkan Sakura."

"Kudengar Sakura diusir dari Haruno karna dia dan ibunya"

"Hahaha terlihat jelas dari siapa dia belajar menjadi jalang"

Ino semakin menunduk dalam. Ia mempercepat langkah nya berharap bisa segera melarikan diri dari kumpulan manusia berjiwa iblis itu.

Grep

Ino tersentak kaget saat sebuah tangan melingkar di bahunya. Ia mendongak dan tatapannya langsung beradu dengan manik jelaga yang menatap lembut kearah nya dengan senyum kecil

"Sai!?" ucap Ino kaget sedangkan si empunya nama hanya tersenyum lebar.

"Hai" sapa Sai. Lelaki tampan itu semakin menarik tubuh Ino merapat padanya saat bisikan dan makian semakin gencar terdengar.

SISTER'S✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang