CHAPTER 22 (ENDING)

1.8K 142 34
                                    

Sakura menundukkan kepalanya, menatap kosong dua lembar kertas yang sudah nampak kusam. 10 menit berlalu setelah sang ayah menceritakan semuanya padanya dan memberikan kertas ini.

Kini hanya tinggal dia sendiri yang ada diruang rawat VIP itu karna sang ayah yang sudah pamit keluar.

Dalam keheningan, kata-kata sang ayah saat memberikan kertas ini terulang dalam fikirannya, mengusik hati terdalamnya yang sudah beku.

'Kau boleh membenci ku, kau juga tak harus memaafkan ku.. Tapi kumohon.. Tolong biarkan pria tua tak berguna ini tetap menyayangimu... Sebagai seorang ayah.."

Sorot mata itu menyendu, kemudian mulai berembun membuat pandangan yang menunduk itu jadi memburam dengan genangan airmata.

Tanpa sadar, tangan mungil Sakura meremas kertas digenggaman nya menyalurkan sebuah rasa menyakitkan yang kembali mengusik relung hatinya.

Ada sebuah rasa yang asing namun terasa familiar.. Membawa Sakura pada sebuah kenangan yang ia paksa untuk tetap terkunci di sebuah ruang lain dalam ingatannya..

Rindu..

Rindunya seorang anak pada ayah nya...

Tes..

Liquid itu kembali mengalir dari emerald nya yang senada dengan milik mendiang sang ibu.

Perlahan, tangan kanan Sakura terangkat, menghapus lelehan airmata di pipinya. Berusaha menguatkan tekad dalam hatinya, tangan Sakura mulai membuka satu kertas di genggamannya dan menaruh yang satunya dipangkuannya.

Perlahan, iris matanya menyusuri setiap barisan kata yang membentuk kalimat itu, membawa sebuah kebenaran disetiap untaian katanya..

Untuk Suami terbaikku..

Anata, jelas sekali bahwa ketika kau membaca ini aku tak lagi ada disisi mu. Namun, percayalah.. Aku tak pernah benar-benar pergi.. Aku akan selalu ada selama kau mengingatku..

Maafkan keegoisan ku yang meminta mu untuk kembali menjalin ikatan pernikahan sepeninggal diriku.. Aku tahu kau mencintai ku, haruskah aku berteriak pada semua orang tentang hal itu?

Aku tak tahu lagi harus bagaimana mengungkapkan rasa bahagia ku bisa mendapat kan suami sebaik dirimu..

Kau tahu, aku telah lupa sudah berapa lama kita bersama.. Karena bagiku, rasanya seperti baru kemarin kau melamarku di depan ayah ku..

Andai aku bisa meminta pada tuhan, kan kuberikan apapun untuk ku tukar dengan sedikit saja waktu bersamamu, bersama anak-anak..

Aku mencintai kalian.. Sangatt mencintai kalian..

Kizashi, kau percaya padaku kan?

Kau mencintai ku kan?

Jadi bisakah.. Kau mengabulkan permintaan terakhirku?

Maafkan aku.. Bukan maksudku tak mempercayaimu untuk mengurus anak-anak..

Bukan berarti aku tak percaya kalau kau sanggup untuk memberikan mereka kasih sayang sepenuhnya..

Aku percaya padamu..

Sungguh..

Hanya saja, ada beberapa hal yang hanya dikhawatirkan oleh seorang ibu..

Kau tahu, Sakura gadis kecil ku.. Dia mewarisi sifat mu yang memiliki emosi tak stabil.

Bagaikan sebuah kaca, ketika pecah tak akan bisa kembali seperti semula..

SISTER'S✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang