CHAPTER 15

1K 131 20
                                    

Sakura baru kembali kekelas nya begitu bel pulang berbunyi. Karna Sasuke ia harus kembali membolos meski Sakura memang tak begitu niat untuk sekolah. Koridor sekolah sudah mulai sepi karna para murid memilih segera pulang karna seluruh ekskul di nonaktifkan selama musim dingin.

Sakura membuka pintu kelas nya dan tatapah nya jatuh pada Ino yang duduk sambil menunduk di kursi nya. Ia hanya menatap Ino datar dan berjalan ke tempat duduk nya lalu mengenakan mantel dan syal nya. Sakura meraih tas punggung nya dan berjalan keluar kelas.

"S-sakura.." sebuah suara lirih menghentikan langkah nya. Sakura berbalik dan menatap dingin kearah Ino yang berjalan mendekat ke arah nya.

Sakura hanya diam tanpa berniat membuka suara nya. Ia hanya menatap datar Ino yang menunduk dengan tangan yang meremas ujung mantel nya.

"A-ada yang ingin ku bicarakan." setelah mengumpulkan keberanian Ino membuka suara nya. Ia mengangkat kepalanya dan memandang takut kearah Sakura yang memasang wajah datar.

"Hn," Ino sedikit menghela napas lega karna setidaknya Sakura masih ingin menanggapi nya.

"M-maafkan aku, Sakura.." Ino menatap Sakura dan tatapan bersalah nya. Sakura hanya diam dengan pandangan dingin yang menusuk.

"Aku tahu apa yang dilakukan ibu ku memang salah, kami sudah menyakiti mu.. T-tapi aku bersumpah, aku sama sekali tak tahu kalau akan jadi seperti ini.." Suara Ino terbata. Ia berusaha menahan isak tangisnya hingga terasa sesak di dada.

Ino menunduk dalam saat tak didapatinya respon berarti dari Sakura. Ia terisak pelan.

"Sudah?" suara datar yang menusuk membuat Ino mendongak. Tatapan nya jatuh pada wajah dingin Sakura.

Senyum miring terukir disana seolah menjadi tombak yang menusuk tepat di jantung Ino.

"Apapun yang kau katakan tidak akan mengubah apapun." Sakura berucap datar dengan senyum miring dan tatapan nya yang terlihat merendahkan.

"Jika kau hanya ingin kembali mendapat perlindungan, cari saja tameng mu yang lain."

Ino terpaku mendengar nya. Mata nya terbelalak tak percaya. Hatinya seakan diremas kuat dan hancur detik itu juga. Tatapannya kosong dengan air mata yang mengalir deras.

Sakura memperlebar senyum miring nya. Ia berbalik meninggalkan Ino yang masih terpaku. Langkahnya terhenti saat ia berada tepat di depan pintu. Ia menoleh sedikit dan berucap dingin,

"Jika tidak, gunakan saja Marga baru mu itu untuk melindungi diri."

senyum sinis terukir di wajah datar nya, "Itu pun jika kau cukup berani."

Suara pintu yang tertutup menjadi penghantar tombak tak kasat mata yang menghujam jantungnya. Suara Sakura yang terasa dingin di telinganya seolah membekukan semua saraf nya.

Ino jatuh terduduk di lantai yang dingin. Airmata nya mengalir deras mengalahkan hujan salju di balik jendala. Isakan nya meraung memecah keheningan di kelas yang sudah kosong itu.

Ino memukul dada nya kuat berusaha untuk menggantikan rasa sakit yang terasa menyakitkan namun tak jelas asalnya. Ia menundukkan kepalanya dalam dengan air mata yang mengalir deras membasahi pipi nya.

Orang lain boleh katakan dia lemah..

Ia tak akan masalah dengan itu. Ia tak masalah orang lain menghujat dan mencaci dirinya, ia tak masalah meski harus direndahkan, ia tak masalah dengan itu semua!

Tapi kenapa?!

Kenapa Sakura juga harus mengatakannya?!

Mengapa harus sahabat nya!?

SISTER'S✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang