CHAPTER 10

1K 135 23
                                    

Matahari sudah menunjukkan cahaya nya sejak tadi. Burung burung pun mulai lelah berkicau dan memilih pergi mencari makanan. Waktu yang pas untuk memulai kegiatan sebenarnya, tapi sepertinya Sasori masih belum berniat untuk beranjak dari tidurnya. Mata nya masih setia menikmati setiap jengkal wajah sang adik yang tertidur pulas di sampingnya. Sekelebat ingatan semalam membuat Sasori mengulas senyum kecil. Rasanya benar benar lega dan seolah semua beban tak kasat mata yang menghimpit hati nya hilang seketika.

Tangan Sasori bergerak mengusap lembut pipi Sakura. Ia terkekeh kecil saat sakura mengernyit karna terganggu akibat perlakuannya.

Ah...

Rasanya sudah lama sekali ia tidak menikmati waktu nya dengan Sakura seperti ini. Seolah mereka bisa melupakan sejenak masalah yang ada dihadapan mereka saat ini.

Tangan Sasori masih setia mengusap pipi sang adik. Ia tersenyum gemas dan memberikan sedikit cubitan pada pipi Sakura membuat Sakura kembali mengernyit namun sepertinya ia sama sekali tak berniat untuk membuka matanya.

Sasori melirik jam di dinding yang menunjukkan pukul 09.30. Ah... Ia ingat bahwa ia memiliki meeting penting hari ini. Sasori menghela napas kesal saat pekerjaannya selalu saja mengganggu waktu nya dengan sang adik.

Sasori kembali mengalihkan tatapan nya kewajah sang adik dan mendapati Sakura yang menatapnya dengan mata sayu khas orang bangun tidur. Ia kembali terkekeh kecil dan mencubit pelan pipi Sakura.

"Bangunlah putri pemalas, kau tidak ingin melewatkan sarapan kan?" ucap Sasori gemas sambil terus mencubit pipi Sakura.

"Hmmm~~" Sakura mengernyit kesal. Ia menangkap tangan sang kakak yang mencubit pipinya. Sakura merapatkan tubuhnya dengan sang kakak dan menenggelamkan wajahnya di dada bidang sang kakak. Matanya kembali terpejam seolah masih malas untuk memulai hari.

Sasori terkekeh kecil melihat tingkah manja sang adik. Ia mengarahkan tangannya balas memeluk sang adik dengan gemas.

"Hei bangun saki~ maag mu bisa kambuh kalau kau tidak sarapan." ucap Sasori berusaha merayu sang adik.

Sakura hanya bergumam malas. Ia membuka mata nya pelan dan menatap sang kakak yang tersenyum ke arahnya.

"Ohayou~" sapa Sasori sambil tersenyum.

Sakura balas tersenyum," ohayou mo~" sapanya sambil mengucek mata sayu nya.

"Bangun lah cepat! Kita sarapan bersama ok?" ucap Sasori sambil bangkit dari kasur. Ia meregangkan tubuhnya yang sedikit kaku karna tidur dalam posisi memeluk Sakura.

Sakura hanya mengangguk sebagai jawaban dan Sasori pun segera beranjak pergi untuk turun ke ruang makan.

Sakura meregangkan tubuhnya sedikit. Ia beranjak turun dari ranjang nya dan membuka jendela kamar nya. Mata nya langsung disambut dengan pemandangan dari taman belakang rumah nenek nya, Tsunade. Seulas senyum kecil terukir di wajah cantik nya. Sesaat bayangan tentang masa kecil nya bersama sang ibu yang mereka habiskan di rumah ini.

"Cepat atau lambat, ibu datang~~"

Sakura semakin merapatkan tubuhnya di balik pot besar yang mampu menenggelamkan tubuh kecil nya di balik nya. Ia tertawa kecil saat melihat sang ibu yang kini mulai mendekati tempat sang kakak bersembunyi yaitu di balik air mancur.

"Hwah! Ibu menangkap Sasori!" Ucap Mebuki senang sambil memeluk putra nya yang saat ini hanya tertawa senang.

"Nah~~ tinggal Saki chan~~" Mebuki mengeraskan suara nya karna ia yakin sang putri pasti tak jauh dari sini. Mebuki mengedarkan netra hijau nya yang senada dengan netra sang anak. Sekilas ia melihat siluet pink dibalik pot besar milik Tsunade, ibu nya. Ia terkekeh kecil dan berniat untuk menggoda sang anak. Mebuki mengangkat telunjuk nya dan memberi isyarat pada Sasori untuk tidak berisik. Sasori pun hanya mengangguk an kepalanya sambil tertawa kecil.

SISTER'S✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang