Siapa dia?

48 12 1
                                    

   Sedang seru-serunya aku dibuat oleh sebuah novel ini.Mengkisahkan perjuangan sepasang sahabat yang sedang dilanda problema yang sangat rumit.Ketika itu raut wajahku nampak sekali, alis ku mulai berkerut ketika salah seorang  dari sahabat itu menampar sahabatnya sendiri, karena telah berbohong kepadanya.Sangat mengasyikkan sekali novel ini, mampu membuat pembaca merasakan gejolak dalam cerita.Dan saat yang sama pula seorang gadia tiba-tiba berada disampingku.Dia sedang tertunduk memandang lantai yang putih.Aku heran dengan tingkahnya yang lucu itu.Ingin tangan ini mencubitnya gemas.Wajahnya terangkat dan menatapku kaku.
cantik,itu kata yang terlontar saat melihatnya.Dengan topi yang dikenakan, dibalut juga tubuhnya dengan kemeja hitam yang membuat gadis itu semakin cantik.
Awalnya aku sedikit gugup, tapi aku mulai memberanikan diri untuk memperkenalkan diri, meski dia tidak  menanyakan namaku.

"Hai".Itu kata yang dapat aku ungkapkan untuk memulai perkenalan.

"H...hai".Terdengar sekali kalau dia gugup.Tampangnya sangat tomboy dan sederhana.Tidak berlebihan, juga manis sekali kegugupannya.Aku suka.

Kurasa ini adalah perkenalanku dengan perempuan untuk pertama kalinya.Siapa dia?.Pikiranku memutar kembali rekaman namanya.Dan ingat.

"N...nama gue Velika rahma.Panggilannya R...rahma".Jadi cewek itu namanya Rahma, nama yang cukup bagus dan cantik.Seulas senyum terpampang diwajahku saat mengingat kejadian itu.

   Oh, iya aku belum memperkenalkan namaku kekalian, namaku Rayhan Atirmidzi, panggil aja Atir.Banyak yang bilang kalau anak tunggal sangatlah membosankan, karena tidak ada kakak dan adik yang dapat diajak bermain dan bergurau.
Tapi, aku senang karena aku memiliki orang tua yang selalu mensupportku dan sepupu perempuanku yang sangat baik.Dindaniz, seorang cewek yang mencintai travel dan memotret pemandangan yang dia katakan 'surga dunia'.Banyak hal yang dapat diceritakan tentang keseruan dan keasyikkan saat bermain dengannya.Aku sering diajak travel keluar kota olehnya.Cewek yang satu ini, telah banyak mendengar curhatanku.Diantaranya, curhat masalah tugas, teman, dan guru killer.Bahagianya aku memiliki saudara seperti dia.Jika aku mengeluh atau mengadu tentang masalahku, dia  selalu saja memotovasi dan memberi masukkan untuk aku yang lebih baik.

Pemandangan yang dia potret bagaikan fotografer profesional.Kalau  aku fotografer  amatir yang hanya mengikutinya saja.Sering sekali aku diajarkan cara memotret dengan angel yang membuat bagus dan indah dipandang mata.Setelah itu, aku jadikan foto yang nantinya akan dipajang dibingkai kamar.

Aku berasal dari keluarga yang tadinya tinggal diBandung, dan pindah karena dinas Ayah.Kami pindah diJakarta sejak aku memasuki bangku SMA, padahal aku baru setahun bersekolah diSMA Abadi  Selalu, yang berada diBandung.Maka dari itu, tak jarang tempat diJakarta yang belum  banyak aku jumpai.Dan jalan yang tidak banya diarungi.Tetapi, Kak Daniz  lah  yang mengajakku berkeliling  Jakarta.Aku mempunyai orang tua yang selalu mendukung dan tak pernah mengekang.Tak ada kata egois didalam keluargaku.Ayah yang adil, dan Ibu yang senantiasa membuat aku semangat untuk menjelajahi dunia ini.

"Tir...Atir.Sini sebentar dong, bantu Kakak deh".Mendengar panggilan dari Kakak disebelah kamarku, segera langkah kaki ini berjalan terburu untuk menghampirinya.Tubuhku sudah bersdiri tegak didepan pintu kamarnya, yang bertuliskan 'Khusus cewek'.Padahal, didalam rumah ini tidak ada lagi  cewek, melainkan Ibu.Dua orang cowok ganteng aku dan Ayah.Sebenarnya, keluarga intiku hanya tiga orang, kami pindah dari Bandung.Niatnya ingin mencari rumah intuk ditinggal, namun Ayah mendapatkan rumah dinas dari kantornya.Jadi kami tinggal dirumah dinas, sementara Kak Daniz dulu sudah tinggal lebih lama diJakarta, dia tinggal disebuah kos-kosan yang letaknya dekat dengan kampus yang dia tempuh.

Mendengar Kak Daniz berada diJakarta, Ayah memutuskan untuk mengajaknya tinggal bersama kami, karena masih ada satu kamar kosong disini.Dan hal itu disetujui Kak Daniz.

"Kenapa?".Wajahku memasang tampang bingung.Sengaja tubuh ini dirubuhkan kesamping pintu kamarnya.

"Kok kamu cepet banget sih datengnya?, perasaan Kakak baru panggil kamu deh".Satu  alisnya naik keatas, dan raut wajahnya tampak, saat dia bertanya keberadaanku.

"Iya dong, kenapa emngnya Kak manggil Atir?".Nada sombong yang terdengar diucapkan  olehku, dan kemudian bertanya apa tujuan dia memanggilku.

"Kakak cuma mau tanya sama kamu, kalo kata kamu bagusan yang mana?".Kedua tangannya menggantungkan dua buah baju dress.Yang satu berwarna hitam bercampur dengan coklat tua, sementara  yang satu lagi berwarna merah pekat.

"Hm... yang warna merah".Lantang sekali jawaban yang kuberikan.Aku lebih suka karena warna merah itu melambangkan keberaniaan.Dan juga asal pilih aja.

"Thanks, udah bantu Kakak pilih yang bagus.Sebagai balasannya nanti Kakak akan ajak kamu pergi keJogya, mau gak?".Ternyata dengan memilihkan warna baju, Kakak langsung  menawarkan permintaan terima kasihnya, dengan mengajakku pergi keJogya.
Jujur saja, aku senang sekali dan merasa ini sebuah  mimpi yang indah.Kalau ditanya apakah aku sudah pernah keJogya sebelumnya, akan ku jawab belum.Dan itu yang membuat aku senang.Selama ini Kakak hanya mengajakku keliling-liling Jakarta, dan keSolo.Tapi, Jogaya adalah tempat liburan yang belum pernah aku kunjungi.Kecuali, didalam mimpi.

"Yang bener Kak?!".

"Bener lah,masa Kakak bohong.Mau kan?".Suaranya cukup membuat aku yakin dengan  tawarannya.

"Pasti".

   Tak terasa hari mulai sore, nampak dengan samar matahari yang akan turun dan digantikan dengan naiknya bulan dilangit.Jendela yang kubuka sedikit sengaja dilakukan untuk mendapatkan aroma udara disore hari yang sejuk.

Anganku membawa pikiran ini kewaktu yang telah dilewati tadi.Pagi hari.Tempat yang  menjadi persinggahan kedua setelah rumah.Disana otakku kembali terbuka disaat membaca novel yang rasanya menerbangkan hayalan.

Gadis tomboi yang aku temui mungkin hanyalah keanehan atau semacam peristiwa kecil biasa bagi kebanyakkan orang.Tapi, tidak bagiku hal itu sangatlah menyita pikiran dan ruang dikepala.Tingkahnya yang lucu dan seketika berada disampibg tubuhku, sangatlah aneh.Padahal, aku tidak melihat  langkah  kalinya mendekatiku.
Sepintas sebuah senyum terukir, senyum yang sangat mengembang diwajah ini.Hembusan nafas yang dikeluarga, menjadi simbol bahwa kejadian itu adalah kejadian yang membuat lelah menyita tugas otak bekerja memikirkannya.

Tanganku menjulur kebawah bantal, mengambil hp dan melihat destinasi diJogya.Indah dan menarik serta berbau Jawa sangatlah  tercium.Senang rasanya berada disini, ditengah keluarga harmonis yang berada diJakarta.Kurasa ini adalah hari terbaik bagiku.Terlihat beberapa pesan yang baru masuk.

Haris mengirimkan 20  pesan.
Daniel menelpon 2 jam yang lalu.
Sarah mengirim 23 pesan
Sarah menelpon 1 jam yang lalu.

Malas sekali jika aku harus membaca pesan sebanyak itu satu persatu.Maka kumatikan saja hp, seketika layar yang tadi menyala hilang menjadi gelap.

The story about usTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang