Tekan bintangnya dulu ya...
Terima kasih...Rambut yang diselingi keringat mulai memenuhi kepala.Nampak guru itu berdiri tegak didepan murid kelasku.Tak kusangka, ternyata Jessy memiliki kekuatan berlari yang cukup cepat.Bagaimana tidak? aku yang telah berlari melangkahkan kaki mendahuluinya sampai sekarang masih belum bisa menandingi.
Kehadiran kami membawa lelah dan penat.Langkah kaki kami membuat sejajar dengan barisan depan.Dan tepat sekali kediamanan kami berada dipaling belakang.Keringat bercucuran tak henti juga.
"Rah lo capek gak?".Dengan nafas normal dibuat olehnya.Sedangkan aku, seperti seorang yang telah dikejar hantu.
"Ya capek lah!".Bentakku melepaskan kekesalan.
"Kok gue engga ya? apa karena gara-gara makan itu...".Memikirkan sesuatu anak ini.Karena, terlihat sekali raut wajahnya.Segera kuluncurkan pertanyaan yang mengintrogasi.
"Hah? makan? emang lo abis makan apaan jadinya gak capek?".
"Eng...engga kok, gue gak abis makan apa-apaan".
"Ih...jangan bohong lo sama gue.Udah kecium nih kalo lo bohong".Wajahku maju beberapa centi dan hidup mulai memasang adegan mencium aroma.
"Dih emang bisa kecium gitu ya? ada juga kecium keringat lo Rah".Seperti berpikir keras.Wanita yang ada disampingku melihat langit yang membentang luas.
"Enak aja lo gue bau keringat! lo kali tuh yang bau!".Dorongan Jessy mendarat kebahuku dengan sempurna.
"Hei! kalian yang baru datang! jangan bercanda!".Bentakkan Bu Derry menggelegar.
"Tuh, lo sih berisik jadi ketahuankan".Aku melotot dengan bulat kearahnya.
"Kok gue sih!".
"Ya lagian, lo tuh sama temen harusnya terbuka jangan main sembunyian".Silangan kedua tanganku menempel didada.
"Sembuyian apaan gue?!".
"Sembunyi tentang... lo abis makan apa tadi?".
"Oh, itu ngomong dong dari tadi.Gue engga kerasa capek gara-gara abis makan tinta pulpen".
"Idih! lo siluman ATK ya! sampe tinta pulpen aja lo makan!".Pandangan yang tadinya memandang ruang OSIS yang ada disamping lapangan, kini berubah karena menatap dengan tatapan terkejut kearahnya.
"Dieeem, gak usah berisik dong.Entar gue dikatain udah gila lagi sama satu kelas".Tanyannya menutup mulutku dengan sangat rapat, sampai aku tidak bisa bernafas.
Kutepis tangan Jessy yang langsung dia tarik.Akhirnya aku kembali bernafas dengan tenang.Namun, masih belum bisa memaafkan perbuatannya.
"Ngapain sih! segala tutup mulut gue! kalo gue mati gimana?!".
"Ya lagian...lo yang duluan mulai.Gue tuh gak pengen aja dikatain satu kelas karena makan tinta".Bibirnya yang maju dan memasang wajah jengkel menandakan kekesalannya padaku.
Tangannya dilepit dua didepan dada, seolah sebal dengan responku untuk perbuatan yang bisa dibilang 'gila'.
"Emang udah gila lo Jess".
Bola mataku memutar kearah cewek berambut panjang yang dikuncir satu.Sedangkan aku, lebih memilih membiarkan rambut ini tertiup oleh angin yang berhembus.
"Apa lo bilang!".Jessy terkejut, matanya menatap kearahku dan sepertinya kesabaran yang dimilikinya sudah mulai habis.
"Lo udah g-i-l-a!".Kembali menyebutkan kata 'gila' sambil meng-ejanya perlahan.
"Lo kali yang gila".Balasan Jessy memakai nada suara yang keras.Dan, aku tidak mau kalah, kukeraskan suaraku lebih tinggi lagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/146791056-288-k485553.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The story about us
Teen FictionKisah gadis yang hidup dengan kehangatan keluarga harus hilang begitu saja karena keegoisan Ayahnya. Kehidupannya dimulai dari dia menempati sebuah kos-kosan yang sederhana. Pertemuan dua gadis yang saling bertolak belakang.Mampukah mereka be...