"Oh iya.Lu pindahan dari mana?".
"Bandung".
Anggukkan kepala mengakhiri perbincanganku dengannya.Sebenarnya kami sudah diam saat pemimpin barisan menyiapkan kami, namun dia terlalu kepo untuk mengetahui asal usulku.Seorang guru memasuki lapangan, sudah kuduga bahwa ada amanat sepanjang rel kereta akan meluncur ditelinga.Diriku audah mulai lemas, tidak kembali tegak.Panas menyengat membuat dahaga semalin menjadi-jadi.Kuharap hujan turun sekarang, pasti sejuk.Setelah banyak khayalan yang berjalan mulus diotak, aku terkaget dengan nama tak asing terdengar.Rahma.
Tergambar jelas kemalasan dan kebosanan diwajahnya.Aku merasa kasihan dengan cemoohan dan tertwaan siswa yang sedangme berdiri dilapangan.Ada hal yang mengganjal dihatiku tentang dirinya, apa itu? hatiku selalu lunak saat melihat tingkahnya dan kelakuan yang dibuat cewek itu.Entah ada rasa ikatan dalam hati, sehingga merasakan derita yang sama seperti apa yang dirasakannya.Dan yang pertama kurasakan ketika bertemu dengannya adalah gugup.Satu suasana hati yang tak pernah kirasakan sebelumnya.Aku bukanlah cowok dingin atau hangat yang dapat menenangkan jiwa perempuan.Tapi, aku hanyalah insan biasa yang ingin merangkul kesedihan.
Nampak seorang gadis kecil, yang anggun dan memikat hati para kaum adam.Sebutan nama yang asing muncul dibibir seorang guru tua.Bingung dan inginku bertanya, apa spesialnya perempua itu? sampai tepukkan riuh mendatanginya, siulan menjerit gila mengerubuni telinga ini.Sangat berbeda dengan Rahma.Dua gadis bertolak belakang.Namun, kalau dilihat dari segi fisik dan terlihat jelas dari anggapan guru kepadanya, ku yakin dia pasti anak yang baik dan pintar.Akan tetapi, belum tentu pintar mendatangkan baik.Dan belum tentu pula kemasaran yanv dimiliki seseorang dapat mendatangkan buruk petaka.Pikiranku kianberputar semakin cepat dan cepat.Dibuat pusing olehnya.Oleh lerbedaan yang nyata.
Tidak berselang lama upacara bendera selesai dengan mulus.Bagai jalan aspal yang baru.Aku suka sekali dengan lingkungan sekolah ini, tetlihat sederhana, namu .memiliki kesan yang antik tersimpan.Bukan barang yang antik dilajang disetiap sudut sekolah, tetapi budaya yang sudah jarang dan hampir punah dilihat.Kesopanan dan tatakrama guru terlaksana sempurna.Pepohonan yang cukup mengisi taman sekolah.Air mancur ada sebagai penambah kecantikkan sekolah.Seragam yang nampak seragam dipadu dengan siswa yang rapi pula.Sangat mengesankan.Satu kata terucap dibibir.Dengan suatu tepukkan dibahu membuat aku kaget.Aku mendapati seorang guru perempuan dibelakangku.Dia tersenyum melihat keterkejutanku.Bagaimana tidak, mata .yang sedang dimanjakan dengan keindahan sekolah dihentikan oleh tepukkan dari arah belakang.
"Rayhan Attirmidzi?".
"Iy...iya Bu".
"Syukurlah kamu sudah dapat memulai sekolah disini.Ibumu mendaftarkan kamu disekolah ini.Beliau menitipkan kamu kesaya.Beliau bilang 'tolong titip Attir ya Bu, kalau dia nakal omeli saja'".Suara yang mengikuti nada bicara Ibu lolos membuat aku menahan tertawa.Seakan ada yang menggelitiki perut ini, sangat lucu guru yang satu ini.Ketawanya pun mulai pecah setelah aku menahan tertawa yang bisa dibilang tak seharusnya dilakukan.Memang tak ada yang lucu disini, tapi gaya bicara nya yang berusaha mngikuti Ibu, itu yang membuat unik.
"Yasudah, nanti kamu pergi kelasmu ya".
Kelapa ini mengangguk.Akhiri perbincangan singkat dengan larian kecil kearah kelas yang telah aku lihat .diselembar kertas yang Ibu berikan kemarin.Kertas itu bertuliskan kelas yang kini akan kutuju.Korodor yang sudah seli dapat ditemui sekarang.Tak ada seorang yang ada.Hanya cowok bertas coklat sedang mencari kelas.Lumayan banyak ruang kelas diatas.Tepat sekali, aku mendapat kelas bagian atas.Mungkin ada sepuluh kelas berjejer didepanku.Ingin aku bertanya pada seseorang namun batang hidung tidak ditemukan.Tunggu, aku merasakan rasa sakit dibawah perut.Aku ingin ketoilet, untik buang air kecil.
Toilet Pria
Dapat.Dengan mudah tulisan cukup besar ada didinding.Kaki kiri mulai memasuki ruangan pembuangan hajat.Mata yang bertemu.Membuat dia memulai pertanyaan yang sering kudapatkan dari pagi hingga kini.Pertanyaan keberadaan mungkin sudah biasa.Tapi, dia menanyakan hal yang tak biasa.Raut wajahku sampai binggung mendengar ucapannya.Seah tidak ada yang terjadi saja kubuat, tenang segera kulasang diwajah.
"Hai".
"Hai".
Punggungnya segera keluar dari toilet dengan langkah kaki yang diiringi dengan sunyi dan sepi.Seperti ada yang aneh dari cowok itu, entah mengapa aku merasa dia bagaikan seorang es yang beku.Sikapnya sangat dingin, sampai satu kata yang diucapkan seolah tak terdengar ditelinga.Masuk telinga kiri keluar telinga kanan.Angin yang berlalu begitu cepat.
Tanpa basa-basi aku memfokuskan diri pada tujuan utama kedatanganku.Untuk buang air kecil dan mencari kelas dengan cepat.
Koridor sepi.Pukul yang ditunjukkan jam ditangan membuat gelisah dan detak jantung semakin cepat.Semoga saja tidak telat.Hatiku terus menerus berharap dan bivir ini memanjatkan doa dengan bisikkan yang kecil.Tidak menunggu waktu lama, kelas yang ditulis dikertas genggamanku kini berada dihadapan.Hembusan nafas membuang semua rasa ketakutan dan kepanikan yabg menyelimuti.Sejak peristiwa ditoilet tadi cukup menyita pola pikir, namun kutepis dan kuberanikan diri masuk dengan hati tenang juga langkah santai.Serta tampang biasa saja.
Satu langkah.Dua langkah.Tiga langkah.
Gagang pintu sudah terkaitdijari jemari dengan sempirna, hanya menunggu tenaga yang kuat untuk menariknya.Terdengar berlebihan mungkin kalau aku bertingkah seperti ini.Tapi, ini berbeda.Ini adalah hal menegangkan.
"Baik anak-anak kita mulai pembelajaran kita dengan membuka buku catatan IPA"Suara yang mendominasi terdengar saat celah pintu terlihat dimata.Aku segera menariknya kembali dan mendapati guru yang berdiri didepan kelas.Siswa yang nampak binggung melihat kehadiran cowok diujung pintu.
"Pagi".Sambil menyapa aku melihat guru didepan.Tadinya dia tidak menyadari aku disibi, namun setelah mendengar sapaanku kepalanya berputar sembilan puluh derajat.Tatapan manisnya sangatlah menenangkan hati.Kalau boleh aku akui guru ini nungkin termasuk kedalam guru perempuan tercantik sesekolah SMA ini.Tubuhnya semampai dibalut seragam batik menambah kesan keindahan disana.
"Pagi.Akhirnya kamu sudah datang, Ibu akan memperkenalkan kamu dengan teman baru mu".Tangan lembut yang dimilikinya meraih lenganku dan membawanya kedepan kelas, tepat disampingnya.Kakiku menyamai letak kaki guru tersebut.Semua mata mengikuti arah gerak kami disini.Sepi didalam kelas sekarang.Siswa yang tak terlalu banyak ada dihadapanku, manambah rasa gugup didiri ini.Satu pasang mata kembali bertemu diantara lalu lalang sunyi.Bola matanya sangatlah tajam, pantas saja jika dia terlihat tampan.Rambutnya dibiarkan berantakan membuat cowok dibelakang sana semakin terlihat tampan.
"Ayo perkenalkan diri kamu".
"Nama saya Rayhan Attirmidzi.Panggil aja saya Attir.Saya pindahan dari SMA Abadi Selalu.Makasih".
Tidak buruk.
"Oke, Attir selamat bergabung disini.Sekarang kamu boleh memilih tempat duduk".Guru yang sedang berdiriisampingku mempersilahkan memilih tempat duduk.Aku lantas mencari dengan gerak mata yang cepat.Kursi yang masih kosong terdapat disebelah cowok kini kudapatkan.
Kuatur ekspresi yang menandakan kesenangan dihati.Senyum seulas tertunjuk untukku darinya membalas.Rasanya aku mendapat seorang teman yang tepat untuk dijadikan teman.Tas yang kutaruh dibelakang kursi tengah menggantungdiatas lantai kelas.Tak nampak coretan dimeja.Rapi ditata kelas berukuran sedang ini.Sunyi yang ada.Penjelasan guru kini mulai terdengar ditelinga.Kubuka buku IPA.Tidak perlu ada pertanyaan lagi dariku tentang buku apa yang harus dibuka.Karena, telingaku sudah terlebih dahulu mendengarnya diujung pintu tadi.Sepaket buku lengkap sudah kumiliki.Ibu yang telaten menyediakan apapun yang akan kudahapi disini.Termasuk buku yang sekarang diatas meja.
"Gue Tono".
"Attir".
Kedua tangan kami berjabat.Terasa hangat.Sepertinya cowok ini memiliki sikap yang membuat aku memilih dia menjadi teman.Ciri khas terlihat diwajahnya.Ciri yang mencerminkan sikap seorang temana baik yang kuinginkan sejak dulu.Tidak seperti teman biasanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The story about us
Fiksi RemajaKisah gadis yang hidup dengan kehangatan keluarga harus hilang begitu saja karena keegoisan Ayahnya. Kehidupannya dimulai dari dia menempati sebuah kos-kosan yang sederhana. Pertemuan dua gadis yang saling bertolak belakang.Mampukah mereka be...