Prov Attir 5

14 4 0
                                    

   Suara dering ponsel terdengar dari meja belajar.Aku mulai terusik dengan keberadaan suara itu.Malas sekali rasanya untuk bangkit dari rebahan tubuh yang berada dikasur.

Kring...Kring...Kring...

"Et, siapa dah yang nelpon! udah tau gua mager".Tanganku meraba ponsel yang tergeletak dimeja belajar.Sebenarnya, malas sekali untuk bergerak disaat seperti ini.Apalagi sudah malam begini, yang benar saja orang ini.

Kring...Kring...Kring...

"Iya bentar! engga sabar banget sih nih handphone!".

"Halo!" setelah menekan tombol hijau dilayar ponsel aku mulai bicara.

Dilayar tidak tertera nomor si penelpon.Tapi, aku angkat saja, siapa tahu darurat.Dengan nada 'halo' yang penuh penekanan.Memang, tidak sopan sekali aku ini, ya mau bagaimana lagi rasanya suara dering ponsel mengganggu waktuku.

"Halo Tir" baru saja dia menjawab ucapanku, sudah dipotong saja oleh bibir ini.

"Siapa lu! ganggu orang aja! tau engga jam berapa sekarang?!".Masih dalam kondisi mata yang tertutup aku mengeluarkan emosi.

"Jam berapa sayang?" suara yang dibuat semirip mungkin seperti suara wanita dia lakukan.Dalam hati sebetulnya aku bingung dan penasaran dengan orang ini.

"Jam sepuluh malem! lah kok sayang? siapa sih ini?!".Mataku mulai melihat kearah jam dinding, dan sangat takjub karena sudah mulai larut malam, namun masih ada yang mengganggu.

"Ini pacar kamu dong...siapa lagi".Mataku melotot seakan bola mata ini akan keluar.Bagaimana tidak, aku tidak memiliki pacar sekarang.

Orang gila kali nih ya? ya kali orang gila...masa dia punya hp dalam hati aku berbicara seperti itu.Keningku seketika berkerut setelah mendengar kata 'pacar'.

"Najis! gua engga punya pacar!" suaraku pecah sekarang.Sudah tak tahan lagi rasanya dibuat pusing olehnya.

"Masaa?".Nada suara yang mulai terdengar seperti pria.Otakku mulai mencari identitas suara ini, dan ketemu.

"Dari suaranya gua kenal...?" mulai aku menerka si penelpon melalui suaranya yang tidak asing bagiku.

"Siapa hayo?".

"Tono! emang bangke lo Ton!".Aku pun teriak saat menyebut namanya.

"Haha...dasar kebo! jam segini udah tidur"

"Lah! gua mah anak sehat ya! tidur gak malem-malem kayak lu, dasar aki-aki" belaku.Memangnya sudah kebiasaanku tidur jam segini, padahal biasanya jam sembilan.

"Enak aja lu bilang gua aki-aki! elu kali tuh nini-nini!".Teriaknya ditelepon, lantas telingaku terasa sakit dan gendang telinga seperti mau pecah dibuatnya.

"Udah ah! ngapa jadi berantem!"

"Ya lagian...lu duluan" bisa kutebak saat ini Tono sedang memanyunkan bibirnya sambil menyalahkanku.

"Emang ngapain lu nelpon gua?".Tanyaku yang dari  tadi ada didalam benak.

"Gua lagi sendiri nih temenin dong..." suaranya memelas, dapatku tebak saat ini Tono dalam keadaan yang menurutnya paling menakutkan, yaitu sendiri dirumah.Ya...mau bagaimana lagi, walau kami berteman, tapi aku tidak suka dengan sikap penakutnya.

"Najis! gua nemenin elu? entar gua ketularan gila lagi kayak lu!".Kataku sambil menatap kearah langit-langit kamar.

Tubuhku sedang terbaring dilautan kapuk.Sambil menempelkan ponsel ditelinga aku berbicara.Udara diluar tidak terasa disini, hanya ada udara dari AC kamar.Sengaja kututup jendela kamar, karena tadinya berniat untuk tidur, namun diganggu Tono.

The story about usTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang