10. Pertandingan di Atas Atap

27 4 0
                                    

"Naoki-kun?"

Naoki tergagap saat Midori muncul dari belakang Kaoru. Wajah wanita itu kelihatan heran. Tak jauh berbeda dengan ekspresi Kaoru yang berdiri di depannya.

"Sensei ... Ha- Halo! Selamat malam!" Naoki menjawab Midori dengan panik. "Uh ... Kebetulan sekali ya. Ah haha ...." Ia menambahkan satu tawa canggung di akhir kalimatnya.

"Sensei?" Kaoru mengulang panggilan yang diberikan Naoki pada Midori. Sedetik kemudian lelaki itu baru sadar sesuatu.

"Oh, jadi ini Naoki-kun yang pernah kau bilang, hmm- Midori?"

Midori mengangguk pada pertanyaan Kaoru. Rambutnya yang panjang sepunggung atas bergoyang saat berjalan mendekati Naoki.

"Jalan-jalan?" tanya wanita itu dengan nada menginterogasi.

Naoki meneguk ludahnya dengan susah payah. Mendadak ia jadi tidak mengerti arah pertanyaan Midori. Anak itu hanya mengeluarkan suara rendah mirip dengkuran.

"Habis jalan-jalan?" tanya Midori lagi

"Ah? O- Oh .... Uhm- itu, aku ...."

Sialan! Kenapa aku jadi gugup begini?!

"Midori, tanyanya tenang sedikit, dong." Kaoru tertawa sambil menarik kaus yang dipakai Midori, membuat sang perempuan mundur setengah langkah.

Naoki agak terkesiap saat Kaoru merangkul pundak Midori.

"Lihat, kau membuatnya ketakutan." Kaoru menunjuk Naoki.

Lelaki bertubuh tinggi itu lalu berjalan mendekat. Ia tersenyum ramah sekali, hingga membuat Naoki merasa malu pada dirinya sendiri.

"Halo! Aku Mizutani Kaoru. Yoroshiku, Naoki-kun (Senang bertemu denganmu, Naoki)." Kaoru mengulurkan tangan pada Naoki. Berniat untuk mengajak anak itu salaman.

"Yo- Yoshikawa Naoki ... desu," jawab Naoki menyambut uluran tangan Kaoru.

Laki-laki di depannya tersenyum lebar. Selama ini Naoki tak pernah punya kesan mendalam mengenai kepribadian Mizutani Kaoru. Ia hanya mendapatkan kesan kalau kemampuan basket laki-laki tersebut berada di atas rata-rata.

Tetapi, melihat wajah sumringah yang terpampang nyata di hadapannya membuat Naoki merasa kalau pria yang dekat dengan Midori ini tidak masuk sedikitpun ke dalam kategori laki-laki brengsek.

"Kau mau coba kabur dari rumah ya?" Tiba-tiba Midori menggodanya. Wanita itu menyilangkan lengan di depan dada.

Naoki kaget bukan kepalang. "Siapa yang kabur? Aku baru pulang dari reuni SMP-ku!" jawab Naoki membela diri.

Terdengar suara tawa ringan. Kaoru menenteng bola basket yang tadi sempat bergulir keluar lapangan. Kemudian dia berdiri tepat di depan Naoki.

"Ne, Naoki-kun, kau suka basket?" tanya pria tersebut. Manik mata hitamnya bersinar tertimpa cahaya lampu.

Orang yang ditanya hanya mengangguk, namun ekspresi Naoki terlihat agak bingung. Begitu juga Midori. Wanita itu menghela napasnya pasrah. "Kau ini apa-apaan sih, Kaoru? Dia ini anak yang kubilang adik kelasmu. Masa tidak ingat?"

"Hah?"

"Eh?" Naoki buru-buru mengatupkan mulut ketika celetukan bernada heran itu keluar dari bibirnya tanpa dikomando. "Sensei- cerita soal diriku?"

Diam-diam dia merasa senang.

"Wah! Kebetulan sekali kalau begitu!" Kaoru menepuk pundak Naoki. "Aku alumni SMA Higashi loh!"

Akai Ito (Benang Merah Takdir)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang