"Nanti Naoki kaget lalu kabur."
Suara itu terdengar ringan untuk ukuran suara laki-laki, tapi nadanya jauh lebih dalam dari suara wanita. Naoki kembali meneguk ludah saat ia menangkap aroma segar dari seseorang di sebelahnya.
"Kaoru juga ...," Orang tersebut melanjutkan. "Naoki kesini kan karena ajakanmu, jadi jelaskan yang benar dong padanya."
"Kosuke! Hiroki!"
"Ha'i! (Iya!)" Dua orang yang dipanggil menjawab patuh. Naoki merasakan lengan kecil yang memerangkap lehernya kini telah lepas.
"Kalian berdua ini yang paling tua. Bisa tidak sih, bersikap lebih dewasa? Kalian kan lihat kalau Naoki bersama Kaoru, tidak perlu mengelilinginya seperti ini. Apalagi Kosuke! Tidak ada yang tidak akan kabur kalau kau bersikap seperti tadi." Midori marah-marah sambil berkacak pinggang.
"Kita ini tim basket, bukan grup ijime (bully)! Ngerti?"
"Sumimasen deshita, Tachibana-sama." Kosuke dan Kamiyama menunduk bersamaan. Memanggil Midori dengan honorifik yang lebih tinggi kastanya.
Jika dilihat kembali, situasi yang terjadi antara Kosuke, Kamiyama dan Midori ibarat dua pelayan baru yang kena marah nyonya rumah.
Naoki mencuri pandang ke arah Kaoru. Lelaki itu tadi tidak menjawab ocehan Midori atau memanggil wanita itu seperti yang dilakukan Kosuke dan Kamiyama. Kaoru hanya tersenyum lembut ketika Midori memarahinya.
"Shougakusei ka? Mattaku! (Memangnya kalian apa, anak SD? Ya ampun!)" Midori masih lanjut mengoceh. Ia lalu melangkah dan berhenti di depan Hide.
"Kouta," panggilnya. Nada yang dikeluarkan Midori terdengar jauh berbeda dengan yang ia berikan pada Kosuke dan Kamiyama.
"Sumimasen deshita." Hide menunduk merasa bersalah. Padahal Midori belum mulai memarahinya.
Naoki mengamati Hide. Orang itu punya bahu yang lebar dan kokoh, tapi ia yang paling kurus di antara empat laki-laki anggota Scratch. Ia juga baru sadar kalau hanya Midori yang memanggil orang itu dengan panggilan 'Kouta'. Sedangkan rekan-rekannya yang lain memanggil dengan nama 'Hide'.
Bukankah mereka akrab satu sama lain? Naoki bertanya dalam hati. Tiba-tiba ia teringat sesuatu. Midori juga tak jauh berbeda! Yang memanggil wanita itu dengan nama depannya cuma Kaoru seorang. Kosuke, Kamiyama dan Hide memanggil Midori dengan nama keluarganya.
Hmm? Tapi dia memanggil semua anggota Scratch dengan nama depan mereka. Wow! Tachibana sensei keren juga.
"Aku belum mulai bicara, kau sudah minta maaf duluan." Midori mengacak pelan rambut Hide, membuat Naoki terkejut dengan perubahan sikap wanita itu. "Lain kali jangan langsung menyudutkan orang seperti tadi, ya?"
Midori tak memarahi Hide seperti ia mengoceh pada Kamiyama dan Kosuke. Malahan bagi Naoki, Midori kelihatan seperti seorang kakak yang tengah memberikan nasihat pada adiknya yang masih TK.
Kemudian Naoki melihat Kaoru masih setia tersenyum. Mata lelaki itu tak lepas dari sosok wanita di depannya. Entah mengapa hal tersebut membuat Naoki merasa seperti pengganggu di antara orang-orang yang kini tengah bersamanya.
"Naoki." Panggilan itu membawa Naoki kembali ke dunia nyata. Ia kaget ketika Midori sudah berdiri di depannya. "Bengong saja dari tadi."
"Ah, oh ... Uhm- betsuni! (Bukan apa-apa, kok!)"
![](https://img.wattpad.com/cover/141906520-288-k260787.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Akai Ito (Benang Merah Takdir)
Aktuelle LiteraturAkai Ito (Benang Merah Takdir) bercerita mengenai Yoshikawa Naoki, memaknai tiap pertemuan yang tanpa sadar menuntunnya kepada sang takdir. - Yoshikawa Naoki merupakan tipe siswa flamboyan, sesuai dengan pikiranmu; tampan dan populer. Sayang sekali...