1. Thania Alika El-Islami

2K 47 2
                                    

Namaku Thania, gadis yang baru saja memutuskan untuk melanjutkan pendidikan S3 di negeri Paman Syam, agar dapat menebus waktu yang hilang pada calon suamiku Reindra Hilman Ambiqi yang memang sudah sejak 6 tahun lalu menetap disana.

Aku gadis berusia 23 tahun berdarah Pakistan-Aceh-Solo. Dan baru saja mendapat gelar pasca sarjana dari salah satu universitas ternama di German. Saat ini hanya keluargaku dan keluarga mas Reindra yang tahu bahwa aku akan melanjutkan S3 ku di Amerika setelah menolak beasiswa S3 yang kudapat di Austria.

Karena aku berfikir sudah cukup waktu yang kucurahkan untuk pendidikanku, dan aku ingin lebih mengenal mas Reindra sebab tak lama lagi kami akan menikah. Sesuai dengan permintaan keluargaku, bahwa pernikahan akan dilangsungkan ketika aku sudah menginjak usia 23 tahun.

***

Aku menghubungi kakak sepupuku tepat setelah aku sampai dibandara. Dan ternyata mereka sudah menungguku cukup lama.

"Mbak Rania, mas Aga, my lovely Tsania.. auntie kangen.." ucapku yang segera memeluk mereka bergantian.

Ya, aku akan tinggal bersama mereka sementara sebelum aku dan mas Reindra menikah. Dan mereka sama sekali tak keberatan untuk itu. Terlebih akupun cukup akrab dengan mas Aga karena mas Aga merupakan sahabat karib kakak sepupuku Refan sejak Sekolah dasar dulu.

"Udah nanti aja kangen-kangenannya. Mending sekarang kita pulang kerumah, karena Rania udah masak banyak buat nyambut kamu Tan." Ucap mas Aga

"Bener mbak?"

"Iyah ran, yok berangkat sekarang."

Usai menyantap makan siang yang khusus di buat Rania untuk adik sepupunya itu. Mereka berkumpul bersama diruang keluarga. Berbicaralah cukup banyak hal tentang perkembangan si kecil Tsania yang kini tengah aktif-aktifnya. Hingga mereka sampai pada topik obrolan tentang Tania dan Reindra.

"Jadi, kamu dan Reindra apa kabar Tan?" Tanya Mbak Rania setelah memindahkan Tsania yang terlelap karena lelah bermain.

"Kabar apanya mbak? Setahuku mas Reindra baik-baik saja." Ucapku jujur
Tak mengerti dengan arah pembicaraan ini.

"Tan, sudah berapa lama sejak kalian terkahir bertemu?" Tanya mas Aga kali ini penuh selidik.

"Mm mungkin sekitar 3 tahun lalu atau mungkin lebih?" Jawabku tak pasti, aku akan mengingat jelas kapan terkahir kami bertemu.

"Tan, mungkin kamu sadar betul 3 tahun bukan waktu yang sebentar. Dan mbak harap kamu tidak akan terkejut jika mungkin ada yg berubah dari Reindra." Ucap Mbak Rania sendu memandangku membuatku tak mengerti.

"Tapi mas percaya Tan, hati tau kemana ia akan pulang. Jadi mas harap kamu bisa tahu dimana rumahmu." Ucapan mas Aga semakin membuat ku merasa tak nyaman, entah mengapa baru kali ini aku merasa sesuatu mengusik perasaan ku tentang bagaimana hubunganku dengan Reindra.

***

Mas Aga mengantarkannya menuju departemen tempat mas Reindra bertugas.

"Nah maaf Tan mas cuma bisa antar sampai sini. Karena mas sudah dapat panggilan, kamu dari sini bisa lurus terus dan belok kanan disitu departemen bedah umum tempat Reindra bertugas." Jelas mas Aga padaku.

"Baiklah mas terimakasih, selamat bekerja mas Aga." Ucapku yang segera berjalan menuju arah yang mas Aga jelaskan padaku.

Tapi ketika aku berada di persimpangan lorong aku melihat 2 orang datang dari arah yang berlawanan dariku. Mereka datang dari arah departemen bedah anak.

Seorang pria yang sangat aku rindukan dan disampingnya seorang wanita yang terlihat cantik dan dewasa.

"Mas Reindra" panggilku yang segera mendapat respon karena mereka segera menoleh kearahku.

Her Shining HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang