Secret Admirer [SELESAI]✅

Chapter 17: Everything's Change

1 bulan kemudian....

San Francisco, California, USA

Disinilah kini seorang pengusaha muda yang baru memulai karirnya di dunia bisnis menetap. Hari-harinya kini disibukkan oleh pertemuan-pertemuan dengan para mitra bisnisnya hingga ia sangat jarang untuk hanya sekedar melihat ponselnya.

Rafael Axelano Carlton. Seorang CEO muda RC Foundation, perusahaan terkemuka yang bergerak di bidang properti. Ia belajar menjadi pebisnis muda dari sang ayah dan sang kakak yang sejauh ini sangat unggul di bidang bisnis. Setelah Rafael tiba di San Francisco satu bulan yang lalu, William di pindahkan oleh sang ayah untuk mengurus cabang perusahaan lain yang berada di Milan, Italia.

Awalnya Rafael sangat tidak tertarik dengan semua bisnis ini, tapi lambat laun ia mulai terbiasa dan menikmati kesibukannya saat ini.

"Permisi, Mr. Carlton. Ada dokumen yang harus anda tanda tangani." ujar Allison, sekretaris muda Rafael yang sangat cantik, ramah, dan tentu saja bertubuh sexy.

"Ya. Letakkan di meja saya. Nanti saya pelajari dokumennya terlebih dahulu." jawab Rafael dengan tidak mengalihkan pandangannya dari laptop di hadapannya.

"Baik, Mr. Permisi."

"Ya."

Allison keluar dari ruangan Rafael lalu menutup pintu sambil berdecak kesal. Ia pun kembali menuju meja kerjanya.

"Bisa-bisanya dia berbicara dengan tidak menatapku sama sekali. Sudah satu bulan dari hari pertamaku disini ia selalu begitu. Sangat dingin. Untung saja wajahnya sangat tampan, jika tidak mungkin aku sudah mengundurkan diri dari perusahaan ini." umpatnya seraya merapihkan dokumen di mejanya.

"Apa yang kau bicarakan?" tanya salah satu karyawan yang kebetulan lewat di hadapan Allison.

Allison terkejut. Ia tidak menyadari jika ada yang melintas di hadapannya. Untung saja itu bukan bosnya. Jika Rafael mendengar semua itu, mungkin saja Allison akan benar-benar keluar dari perusahaan ini. Bukan karena mengundurkan diri, tapi karena di pecat.

"Ah kau mengagetkanku saja. Bukan apa-apa."

Nicolas, salah satu karyawan teladan dan juga karyawan yang menjadi sahabat Rafael disana. Ia sangat baik hati dan ramah. Tidak dingin seperti Rafael.

"Kau mengeluh mengenai sifat bosmu itu kan?"

"Ti..tidak. aku tidak bilang begitu."

Nicolas tertawa. "Aku tahu semuanya. Dia memang seperti itu. Tapi jika kau bisa mengenalnya dengan baik, maka dia akan berubah menjadi seperti malaikat dan diluar dugaanmu."

Allison menatap Nicolas tak percaya. "Apa benar begitu?"

"Coba saja kau dekati dia." ujarnya kemudian melangkah menuju meja kerjanya.