Chapter 15: Who Is The Liar?

379 25 2
                                    

"Kau masih belum mengerti dengan semua ini, Hanna?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau masih belum mengerti dengan semua ini, Hanna?"

Hanna menggeleng. Rafael menatapnya lekat dan meraih kedua tangan Hanna. Ia menggenggam tangan itu dengan erat.

"Kau tahu? Selama ini aku mencintaimu. Sangat mencintaimu. Aku tidak tahu sejak kapan perasaan ini mulai ada. Tapi satu hal yang ku tahu, aku sangat mencintaimu."

Hanna diam tak bergeming. Matanya pun nyaris tak berkedip mendengar pengakuan dari Rafael. Apa ini mimpi lagi? Atau ia sedang berhalusinasi? Hanna melepas tangannya dari genggaman Rafel dan mencubit lengannya sendiri.

"Awh.." ringisnya kesakitan.

"Apa yang kau lakukan?"

"Aku hanya memastikan jika ini bukanlah mimpi, dan kurasa ini bukan mimpi."

Rafael tersenyum simpul. "Ini bukan mimpi. Aku benar-benar menyatakan perasaanku padamu. Aku tahu sifat dan sikap Stevan dari dulu. Maka dari itu aku mencoba melarangmu untuk terlalu dekat dengannya. Aku hanya takut jika nanti kau bernasib sama seperti Cathline."

Hanna mengingat kembali kejadian di pesta malam itu. Betapa hancurnya Cathline dipermalukan oleh Stevan kala itu. Ia sendiri pun mengetahui hal itu karena ia sudah mencintai Stevan dari dulu, bahkan sebelum dirinya bertemu Rafael.

"Kau mengerti maksudku kan?"

Hanna mengangguk. "Maafkan aku. Ya, aku akan berusaha untuk tidak terlalu dekat dengannya."

"Baguslah. Aku hanya tidak ingin melihatmu terluka nantinya."

"Terimakasih, Raf."

Rafael tersenyum. "Sama-sama. Aku sudah menyatakan perasaanku padamu, Hanna. Sekarang boleh aku tahu bagaimana perasaanmu padaku?"

"Aku? Tapi menurutku ini terlalu cepat. Aku masih belum bisa menyadari perasaanku sendiri. Maafkan aku, Raf. Aku belum bisa menjawabnya sekarang. "

Sangat mustahil jika ia menjelaskan jika perasaannya sudah sepenuhnya untuk Stevan. Jika ia berkata jujur itu pasti akan sangat melukai Rafael. Lagipula akhir-akhir ini ia juga semakin merasa nyaman bersama Rafael. Entah perasaan apa ini, ia masih belum menyadarinya.

"Tidak apa-apa. Yang terpenting kau sudah mengetahui perasaanku. Dan perasaanku ini tidak akan berubah sedikitpun terhadapmu."

"Terimakasih, Raf."

Rafael pun mengangguk dengan senyumnya yang ia paksakan. Sebenarnya ia sedih mendengar pengakuan Hanna. Tapi apa boleh buat? Ia juga tidak mungkin memaksa Hanna untuk membalas cintanya. Setidaknya usahanya meyakinkan Hanna agar bisa menjauhi Stevan telah berhasil.

Secret Admirer [SELESAI]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang