Chapter 46: Still A Prediction

184 14 0
                                    

Hanna dan Rafael baru saja tiba di kamar Rafael. Mereka baru selesai makan malam bersama beberapa keluarga Carlton yang sudah tiba di Sydney.

Seperti yang telah di janjikan jika malam ini Valerie dan Brandon akan datang ke rumah Rafael. Entah pukul berapa mereka akan datang, Hanna dan Rafael hanya bisa menunggu mereka sembari menonton serial televisi di dalam kamar.

"Coba kau hubungi Valerie atau Brandon." pinta Hanna pada Rafael.

Rafael tidak menjawab, ia hanya mengangguk kemudian menelpon Valerie. Beberapa detik berlalu, tidak ada jawaban dari seberang sana. Berkali-kali Rafael mencoba menghubunginya, tapi tetap saja tidak dijawab. Rafael menatap Hanna yang sedari tadi juga menatapnya. Ia menggelengkan kepalanya pertanda jika tidak ada jawaban dari Valerie. Baiklah, Hanna pun tahu pasti akan hal itu.

Tiba-tiba terdengar derit pintu kamar yang terbuka. Rafael dan Hanna sontak menoleh secara bersamaan ke arah pintu.

"Mom?" ucap Rafael begitu melihat Emily berdiri di ambang pintu.

"Tamu spesial kalian sudah ada di bawah. Jadi, temuilah mereka."

"Apa mereka Valerie dan Brandon, Mom?"

"Ya, memangnya siapa lagi yang akan kalian temui malam ini? Ayo, temui mereka."

"Baiklah, aku akan menemui mereka dan menyuruhnya datang kemari. Kau tunggu saja disini, Raf." ujar Hanna seraya beranjak dari tempat tidur.

Rafael mengangguk setuju kemudian Hanna keluar kamar bersama dengan Emily.

👑👑👑

Nicolas dan Allison menghempaskan tubuh mereka di tempat tidur secara bersamaan. Terdengar hembusan napas gusar dari Nicolas, sepertinya ada sesuatu yang sedang ia pikirkan saat ini. Allison memiringkan tubuhnya agar bisa menghadap Nicolas. Sementara Nicolas masih dalam posisi telentang dengan tatapan yang menerawang langit-langit ruangan.

Suasana kamar apartement sangat sepi, tidak ada televisi yang menyala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana kamar apartement sangat sepi, tidak ada televisi yang menyala. Ya tentu saja karena ini memang sudah merupakan jam untuk tidur.

"Apa yang mengganggu pikiranmu, Nic?" tanya Allison menatap Nicolas.

Nicolas memiringkan tubuhnya juga agar bisa berhadap-hadapan dengan kekasihnya itu. "Kau memang selalu tahu jika aku sedang memikirkan sesuatu."

Allison menyeringai, "Tentu saja aku tahu, kau sudah menjadi temanku selama bertahun-tahun. Dan sekarang kau menjadi kekasihku, aku sudah sangat paham akan dirimu."

"Sejujurnya aku sedang memikirkan sesuatu yang menurutku janggal."

Allison mengerutkan keningnya, "Janggal? Apa maksudmu?"

Secret Admirer [SELESAI]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang