Chapter 36: The Right Decision

237 14 0
                                    

Hanna dan Stevan melenggang dari Golden Gate Bridge. Mereka kini mulai berjalan-jalan di sebuah taman pesisir pantai yang sangat luas dan hijau. Pepohonan rindang membuat suasana sore itu lebih teduh. Hanna terlihat suntuk dan banyak pikiran. Beberapa kali Stevan berusaha menenangkannya, tapi tetap saja, Hanna malah semakin murung.

Alexa terus menguntit Hanna dan Stevan dari belakang. Sesekali ia bersembunyi di balik semak-semak atau pepohonan agar tidak ketahuan.
"Argghh.. Kenapa Rafael lama sekali? Aku sudah tidak tahan melihat wanita itu bersama Stevan!" gerutunya sambil terus menatap jam tangannya.

Stevan tersenyum sumringah. Ia memiliki ide yang tentu saja akan memperbaiki mood Hanna. Hanna duduk di sebuah bangku taman sambil menopang dagunya menggunakan kedua tangannya.
"Hanna, kau tunggu sebentar ya. Aku akan kembali lagi." ujar Stevan kemudian berlari menyeberangi jalan raya.

Hanna tak menggubris Stevan sedikitpun. Pikirannya melambung jauh memikirkan Rafael dan Allison. Cuplikan kejadian itu masih terus melekat di memorinya. Entah bagaimana caranya dia menjelaskan betapa hancur perasaannya saat ini.

Alexa menaikkan satu alisnya. "Mau kemana sebenarnya Stevan? Apa yang dia rencanakan?" tanyanya seorang diri sambil celingukan mencari keberadaan Stevan.

Stevan tiba di seberang jalan. Ia menghampiri sebuah kedai ice cream yang tengah ramai pengunjung. Stevan menggeleng-gelengkan kepalanya begitu melihat dua orang yang tengah berciuman di depan kedai. Pemandangan romantis itu benar-benar tidak cocok di saksikannya saat ini. Stevan pun akhirnya langsung masuk ke dalam kemudian membeli dua ice cream untuknya dan untuk Hanna.

Setelah mendapat apa yang dicarinya, Stevan menghampiri Hanna dengan menyembunyikan ice cream yang ia beli di belakang punggungnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mendapat apa yang dicarinya, Stevan menghampiri Hanna dengan menyembunyikan ice cream yang ia beli di belakang punggungnya.

👑👑👑

Hanna tersentak. Ia memandangi pergelangan tangannya yang kini dicekal oleh seseorang.

"Ikutlah pulang denganku, Hanna. Jangan bersikap seperti anak kecil seperti ini."

Hanna mendongak. Ia tahu siapa orang itu hanya dengan mendengar suaranya saja. Nada bicara yang lembut walaupun ia sedang marah, itulah yang membuat hati Hanna mungkin saja luluh.

Hanna menepis cekalan tangan itu. "Lepaskan, Raf! Untuk apa kau memintaku pulang? Bukankah aku sudah tidak penting lagi untukmu?"

Rafael menarik napasnya perlahan. Berbicara dengan Hanna saat ini tentunya akan membutuhkan kesabaran yang ekstra. Rafael mulai menekuk lututnya hingga ia bisa berjongkok di depan Hanna dan menatap wajahnya dengan jelas. Rafael menggenggam kedua tangan Hanna. Hanna memalingkan wajahnya agar tidak menatap mata indah itu. Rafael memegang dagu Hanna lalu membuat Hanna menatapnya juga.

Secret Admirer [SELESAI]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang