Chapter 45: How To Be Brave

203 14 0
                                    

Rafael masih terus menggoda Hanna dengan gemas. Sesekali Hanna memalingkan wajahnya ke sisi lain untuk menghindari tatapan jahil Rafael. Hanna masih terus mengayunkan setengah kakinya yang berada di dalam air. Rafael terus menatap Hanna yang sepertinya mulai tersipu malu. Akhirnya sebuah ide pun terbesit di pikirannya.

Rafael bangkit dari duduknya kemudian membuka bajunya. Hanna menoleh kearah Rafael yang saat ini shirtless. Hanna terpaksa harus meneguk salivanya sendiri melihat betapa indah dan seksinya tubuh Rafael. Ya, memang diakuinya ia sudah sering melihat Rafael shirtless ketika tinggal bersama di apartement. Rafael memang sempurna bahkan kata sempurna pun tidak bisa menggambarkan bagaimana Rafael itu.

 Rafael memang sempurna bahkan kata sempurna pun tidak bisa menggambarkan bagaimana Rafael itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa sampai tidak berkedip seperti itu sayang?" goda Rafael setengah berbisik.

Hanna mengerjap. Konyol sekali. Ia memang tidak bisa mengontrol dirinya untuk tidak menatap Rafael seperti itu. Jadi malu sendiri kan jika sudah ketahuan memperhatikan Rafael sampai tidak berkedip. Hanna masih terus merutuki kekonyolannya dalam hati.

Rafael masih terus senyam-senyum tidak jelas melihat pipi Hanna yang memerah seperti kepiting rebus. Ia menceburkan dirinya kedalam air kemudian mulai berenang. Hanna masih terus memandangi Rafael tanpa berkedip sekalipun.

Benar-benar atletis. Hampir sempurna. Apa aku sedang bermimpi?, gumam Hanna dalam hati.

Tanpa disadari oleh Hanna, Rafael mulai mendekat dihadapannya. Dengan cepat Rafael memanfaatkan situasi itu untuk menarik kedua kaki Hanna yang berada di dalam air. Hanna pun ikut terjatuh ke dalam air dan berenang bersama Rafael.

"Raf! Apa yang kau lakukan? Aku tidak ingin berenang tapi kau malah menarikku seperti itu!" Hanna mendelik kesal.

Rafael beralih ke belakang Hanna dan memeluk tubuh Hanna dari belakang. Ia terkekeh geli melihat ekspresi kesal calon istrinya itu. "Hey, kenapa kau marah sayang? Aku hanya ingin berenang dan menghabiskan waktu bersamamu. Itu saja."

"Ya, tapi ini 'kan sudah malam Raf. Kau ini ada-ada saja."

"Justru karena saat ini sudah malam kebersamaan kita akan lebih romantis."

"Tapi aku kedinginan, Raf!"

"Tidak usah khawatir, Hanna. Aku disini, aku akan memelukmu dan menghangatkan tubuhmu." ujar Rafael seraya mempererat pelukannya pada Hanna.

Hanna terdiam. Rafael benar-benar memeluknya dengan erat. Tidak bisa dipungkiri jika memang pelukan Rafael itu membuat jantungnya berdebar. Walaupun berada dalam air malam-malam seperti ini membuatnya kedinginan, tapi pelukan Rafael benar-benar membuatnya merasa nyaman dan justru ingin berada disana lebih lama.

Secret Admirer [SELESAI]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang