Chapter 28: Misunderstanding.

264 16 0
                                    

Rafael dan Hanna belum benar-benar pulang ke hotel. Mereka menghampiri William dan Emilia yang sedang duduk di kursi pelaminan. Rafael mengajak William dan Emilia turun dari kursi dan menuju tempat duduk lain yang telah disediakan. Mereka saat ini sedang berbincang-bincang.

"Raf, aku mau ke toilet dulu ya? Kau tunggu saja disini." bisik Hanna pada Rafael.

"Biar ku antar sampai di depan toilet saja ya."

"Tidak usah. Tidak enak pada William dan Emilia."

"Yasudah kalau begitu." ujar Rafael menanggapi.

Hanna permisi pada pengantin baru itu untuk pergi ke toilet sebentar. Entah kenapa perutnya terasa mulas, jangan-jangan ucapan Rafael yang mengatakan dirinya sedang tidak enak badan menjadi kenyataan. Oh God, jangan sampai hal itu terjadi.

Ketika sudah merasa membaik, Hanna segera keluar dari toilet. Begitu ia membuka pintu toilet tiba-tiba seseorang telah berdiri di depan pintu. Sepertinya orang ini memang sengaja menunggunya.

"Hey.." sapa Stevan. Ya, Stevan memang melihat Hanna yang berjalan sendirian ke arah toilet. Ia berpikir sepertinya ini adalah saat yang tepat untuk sekedar menyapa Hanna.

"Stevan? Apa yang kau lakukan disini?" Hanna memalingkan wajahnya menengok ke arah kanan dan kiri. Jangan sampai Rafael datang dan melihat mereka berdua.

"Aku ingin berbicara padamu, Hanna."

"Ya, bicarakan saja disini."

"Aku tidak bisa bicara denganmu disini. Jika Rafael melihat maka dia tidak akan memberikanku kesempatan untuk sekedar berbicara denganmu."

"Baiklah. Kau mau bicara dimana?"

"Ikutlah denganku." Stevan berjalan lebih dulu kemudian diikuti oleh Hanna. Mereka menuju lantai atas agar jauh dari keramaian para tamu.

Hanna mulai deg-degan dan terlihat was-was. Bagaimana tidak? Saat ini hanya ada dirinya dan Stevan disini. Mereka kini berjalan menyusuri kebuah koridor kastil di lantai paling atas. Berhubung Stevan belum memulai pembicaraan, Hanna berjalan sambil sesekali melihat keindahan kastil yang ada di sisi kanan dan kirinya.

"Kau menyukai tempat ini, Hanna?" Stevan mulai bersuara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau menyukai tempat ini, Hanna?" Stevan mulai bersuara.

Hanna mengangguk dan hanya menjawab ala kadarnya. "Tentu saja."

Stevan nampak tersenyum menatap Hanna walau hanya sekilas. Jujur Hanna merasa sedikit risih karena Stevan terus menatapnya. Ia pun berniat untuk mengalihkan pembicaraan agar Stevan berhenti menatapnya.

"Kita mau kemana, Stevan?"

Stevan menunjuk sebuah tempat yang tepat ada di hadapan mereka. "Aku akan membawamu kesini."

Secret Admirer [SELESAI]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang