Chapter 26: A Kiss?

344 20 0
                                    

Rafael baru saja datang dari kantornya. Selama Rafael pergi ke kantor, Hanna hanya bisa berdiam diri di apartemennya. Terkadang ia merasa sangat bosan jika harus berada disana seorang diri. Jika ia menelpon Jack, akan sangat jarang di jawab jika sedang jam bekerja. Apalagi jika menelpon Sam, kakaknya itu akhir-akhir ini sangat jarang bisa di hubungi. Ya, wajar saja dia sangat sibuk dengan urusan bisnis dan juga urusan mengejar cinta gadis pujaannya. Jadilah Hanna hanya bisa menonton televisi atau sekedar berbaring di tempat tidur sambil memainkan ponselnya. Untuk urusan memasak, Hanna tidak begitu pandai. Biasanya Rafael lah yang lebih sering membuatkan makanan untuknya jika sedang ada waktu. Tapi jika tidak, mereka biasanya akan makan di restoran.

"Hi, Raf. Kau sudah pulang? Tumben hari ini kau pulang lebih awal." ujar Hanna yang melihat Rafael masuk ke dalam kamar.

Rafael tersenyum kemudian menghampiri Hanna. "Ya. Aku memang sengaja pulang lebih awal karena aku merindukanmu, Hanna."

Hanna tersipu malu. Ia mencubit hidung mancung Rafael gemas. "Kau ini sudah pandai menggombal ya sekarang?"

"Aku tidak menggombal. Aku memang benar merindukanmu."

Hanna menatap Rafael dengan senyuman dan matanya yang berbinar. "Aku juga merindukanmu." balasnya.

Rafael menanggapinya dengan senyuman. Ia baru ingat akan sesuatu kemudian beranjak dari duduknya untuk mengambil sebuah undangan pernikahan dari dalam tasnya. Undangan itu dikirimkan oleh orang tuanya yang mengurusi segala keperluan pernikahan William disana. Ia memperlihatkan undangan itu pada Hanna.

"Ini undangan pesta pernikahan William dan Emilia yang akan di selenggarakan di The Milan Castle. Kita akan berangkat kesana dua hari lagi." papar Rafael.

Hanna mengambil kartu undangan itu kemudian memperhatikannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanna mengambil kartu undangan itu kemudian memperhatikannya.
"Emilia sangat cantik, Raf. Pantas saja kakakmu jatuh cinta padanya."

"Ya. Dia memang cantik. Apalagi dia juga adalah seorang model papan atas."

"Kau benar. Aku tidak sabar ingin berkenalan dengannya." gumam Hanna.

"Kau pasti akan kenal dengannya nanti. Lagipula tidak akan ada orang yang menolak untuk berkenalan dengan wanita secantik dirimu, Hanna." Rafael tersenyum penuh arti.

"Kau memang sudah pandai sekali menggombal, Raf. Aku salut padamu." Hanna mencibir kemudian tertawa.

Rafael pun ikut tertawa karena Hanna. Di tengah-tengah canda tawa mereka, Rafael baru ingat akan sesuatu yang ia beli tadi ketika pulang dari kantor. Sesuatu yang ia tinggalkan di sofa ruang tamunya dan pasti akan sangat disukai oleh Hanna.

"Aku punya kejutan untukmu, Hanna."

"Apa itu, Raf?"

"Ayo ikutlah denganku. Akan aku tunjukkan padamu."

Hanna dan Rafael beranjak dari tempat tidur. Rafael berdiri di belakang Hanna sambil menutup kedua mata Hanna menggunakan tangannya. Ia akan memberi hadiah pada Hanna. Hadiah yang akan menemani hari-hari Hanna di apartemen ketika Rafael sedang pergi ke kantor.

Secret Admirer [SELESAI]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang