Ungkapan(2)

16 6 0
                                    

Tok-tok....Tok....

Bunyi itu langsung membuyarkan lamunanku.
Terdengar seperti ada seseorang yang mengetuk pintu kamar ku.
Sudah tidak salah lagi pasti itu adalah Ayah ku.

"Masuk...." . Ucapku

Aku langsung menutup rapat  jendela kamarku dan menuju kearah pintu, seorang pria berumur 32 tahun, bertubuh tinggi sekitar 170 an membuka pintu kamarku dan mengangkat tubuh kecilku dengan kedua tangannya. Aku langsung memegang pipi lembutnya dengan kedua tangan mungilku.

Kini lelaki itu menatapku sambil tersenyum dan aku pun membalas senyumannya dengan mencium pipi kanan-kirinya.

"Uh... (mencium keningku) putri cantik mau liburan kemana sekarang?" . Tanya ayah

"Aku mau ke rumah Bunda...ayah....bolehhh?". Ucapku sambil menaruh kedua tanganku dipundak tangguhnya.

Sejak kecil aku memang memanggil nenek ku dengan sebutan Bunda, itu karena ayah memanggil nenek juga dengan sebutan Bunda.

Raut wajah Ayah langsung terdiam, dia menatapku dalam, aku takut, apakah ayah tidak mengijinkanku menemui nenek.

"Kenapa ayah terdiam? Baiklah kalo tidak boleh, juga tidak apa-apa, aku akan menghabiskan 2 minggu waktu liburan ku dirumah saja". Aku mencoba meyakinkannya

Dia masih menatap ku dan terdiam. Aku masih berada dalam gendongan tangannya.

"Ayahhhhhh......". Teriak ku jengkel

"Iya ". Ucap ayah pelan

"Ha? Tadi ayah bilang apa?". Ucapku menampakan wajah tak percaya

"Iya...kita liburan kerumah nenek" . Ucapnya tegas sambil tersenyum ke padaku

Aku merasa bahagia dan langsung memeluknya erat.

"Makasihhhh... ayahhhhh...". Ucapku

"Ayo sekarang mandi dulu..." . Perintah ayah

Ayah menurunkan ku dari tengannya dan aku langsung bergegas masuk kekamar mandi.

"Asikkkk....asikkk....." . Aku berjingkrang-jingkrang sambil berdiri dibawah pancuran air yang keluar dari shower

~***~
Ayah nampaknya sedang menuju ke dapur dan mencari-cari sosok bi Neni, seorang pembantu rumah tangga yang mengurusi rumah ku ini.

"Bi....bi neni". Teriak ayah di dalam dapur

Tiba-tiba seorang pria paruh baya keluar dari pintu wc dapur.

"Maaf tuan...setau saya tadi bi neni izin pergi kepasar, mungkin jam 8 dia sudah kembali". Ucap lelaki tua itu sambil menundukan kepalanya

"Oh ya udah mang odit...bilangin kalau udah pulang bi neni suruh beresin bajunya si hany ya...soalnya saya dan hany nanti mau berangkat ke bandung kurang lebih satu minggu disana,mau kerumah orang tua saya, saya mohon jaga rumah saya baik-baik ya...mang odit" . Ucap ayah sambil memegang kunci mobilnya

"Oh...siap tuan...tenang pokoknya rumah aman". Ucap mang odit sambil menunjukan ibu jarinya

"Ya udah gitu aja mang odit, saya mau manasin mobil dulu". Ucap ayah santai dan langsung berjalan menuju garasi mobil

"Tuan...." teriak mang  odit kemudian

"Iya...". Ayah langsung membalikkan tubuhnya

"Anuuu....tuan mau pake mobil yang mana ya...maaf banget tuan saya baru inget mau ngomongnya sekarang" ucap mang odit tergesa-gesa

"Ngomong apa?". Ucap ayah menaikan satu alis kirinya

"Mobil tuan yang putih, sepertinya bagian remnya suka macetan tuan,harus segera dibawa ke bengkel biar tidak ngeblong.Ya saya hanya takut kalau tuan bawa yang putih nanti dijalan ada apa-apa". Ucap mang odit terkesan jujur

RIKESAN RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang