Hari Ke-1

19 4 0
                                    

Lagi-lagi kicauan burung membangunkan ku , tapi rasanya suara burung ditempat ini lebih merdu, dari pada yang ada di halaman rumahku.

Kini aku tidak merasa sendiri, ada sosok wanita yang tangannya berada di atas perut ku, nampaknya sejak tadi malam sosok itu selalu menjaga malam ku.

Tanganku menusap lembut wajahnya yang nampak mulai keriput. Wajahnya masih putih mulus, mungkin faktor umur yang selalu mengurangi kecantikannya.

Bunda pun terbangun karna ulah usil ku yang tiba-tiba mengusap wajahnya dengan tangan kecilku.

"Eh...udah bangun, padahal ini belum pagi loh sayang" ucap bunda lembut.

"Hany udah terbiasa bunda bangun jam segini, hany kan udah sekolah, ayah beliin hany alarm bunda...biar berangkat sekolahnya ga pernah kesiangan" ucap ku sambil tersenyum ke arah bunda.

"Bagus...anak pinter, bunda mau masak dulu ya...buat hany makan nanti" ucap bunda

"Emmmm....hany boleh ikut bantu bunda?" Rengek ku manja

"Ah...jangan nanti kamu takut kenapa-kenapa, duduk diruang tamu aja yaa....nonton tv, ok" ucap bunda langsung menunjukkan ibu jari nya kearah ku.

Aku hanya tersenyum dan mengangguk. Bunda tersenyum dan langsung menggendong ku menuju ruang tamu yang berada tak jauh dari dapur.Bunda langsung memencet kan remot tv dan menayangkan ku berupa serial kartun, aku duduk di sofa sambil memakan kue-kue nastar yang bermacam-macam rasa serta bentuknya.

Tiba-tiba ada mba sulas yang membawakan segelas susu untuk ku. Mba sulus adalah pembantu dirumah bunda, dia selalu membantu bunda dan menuruti semua perintah bunda, dia wanita yang sangat baik menurut ku.

"Ini neng kecil, susu nya di minum...harus sampai abis ya...kalo tidak habis nanti bunda marah loh" ucap mba sulas kepada ku, nadanya seperti menakut-nakuti ku, tapi sungguh aku tidak takut sedikit pun.

Waktu sudah menunjukan pukul 07.58
Matahari sudah bersinar terang, aku rindu pada sosok ayah ku dimana dia sekarang.

"Mba tau ayah ku ada dimana?" Ucap ku lembut

"Tuan dari tadi pagi katanya, mau izin ke kantor kelurahan, katanya sih mau ganti kependudukan jadi warga jakarta, kalau tidak salah seperti itu neng kecil" ucap mba sulas.

"Oh jadi gitu ya mba...berarti boby ikut ayah" ucap ku pelan, kemudian meminum susu itu.

"Hmmm...boby siapa ya neng?" Tanya mba sulas penasaran

"Boby boneka beruang ku mba" jelas ku

"Oh ya sudah ya neng kecil, mba mau bantu-bantu bunda dulu" ucap mba sulas kemudian meninggalkanku.

Kini aku sendiri, di ruangan yang kurasa luas sekali, mungkin ini karena luasnya melebihi luas ruangan tamu di rumah ku.

Aku tertawa karena acara di tv itu, sambil menikmati hangatnya susu yang kini sedang ku minum, rasanya hangatan ini sudah cukup melindungi ku dari dinginnya cuaca kota Bandung.

Aku baru sadar, ternyata kini aku sedang memakai baju tidur dengan ukuran celana dan lengan yang panjang, hingga membuat ku merasa lebih hangat, mungkin tadi malam bunda lah yang menggantikan pakaian ku.

Terdengar suara ketukan pintu, dari nadanya seperti seorang anak lelaki kecil yang mengucapkan kata permisi.

Aku langsung berlari ke arah pintu dan membukanya.

"Assalamualaikum" ucapnya, dengan bibir mungilnya dia begitu sopan.

"Walaikumsalam" ucap ku lembut

RIKESAN RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang