Daily (2)

5 1 0
                                    

Pagi menyambut hangatnya mentari. Aku bersiap-siap berangkat kesekolah.

Jujur semalaman aku selalu memikirkan sosok cowo yang memakai jaket hitam itu. Aku pastikan hari ini aku akan mendapatkan jawaban tentang siapa dirinya itu.

Selesai sarapan mang odit langsung mengantarku kesekolah, bunda tidak bisa ikut mengantarku ke sekolah karena mau cek up ke rumah sakit. Baiklah tak apa.

Sesampainya digerbang sekolah, ada beberapa anggota osis yang sedang menertibkan para siswa mulai dari cara berpakaian sampai atribut-atribut yang dikenakan.

Aduhhh mampus, aku kan enggak pake dasi, kok bisa lupa gini sih. Batinku.

Alhasil aku masuk barisan orang2 yang melanggar peraturan, dan saat itu disampingku sudah berdiri prisca yang sama2 tidak memakai dasi.

Sudah cukup lama aku menunggu, ternyata masih banyak siswa yang datang dan tidak mematuhi aturan terutama para siswa baru.

Uh... Aku lelah jika harus berdiri terlalu lama.
Tiba-tiba aku melihat sosok cowo yang mengenakan jaket hitam itu, yang kemarin tak sengaja aku tabrak. Dan kini dia juga kembali menatapku. Nampak alis kirinya naik ketika melihatku. Tapi itu hanya sebentar, sesudah itu ia pergi dan kembali menertibkan para siswa.

Aku pikir dia akan menegurku nanti. Akh... Jujur aku sangat malu saat ini, harusnya aku bisa menunjukan sisi terbaikku padanya, tapi aku selalu saja menunjukan sisi lemahku.

Ketika aku sedang asik ngobrol dengan prisca disampingku, ada seseorang menarik lengan kananku dari belakang, seolah menyuruhku untuk mundur.

Sebenarnya aku baris lumayan berada dipertengahan sehingga aku lumayan terasa terdesak. Tapi aku pun mengikuti arah orang yang menarik ku itu.

"Pris aku izin kebelakang sebentar ya... " embel-embelku kepada prisca, aku tak tau harus alasan seperti apalagi.

"Oh iya han... " ucapnya santai. Rupanya dia tidak melihat tanganku ditarik oleh seseorang.

Aku terus mengikuti langkahnya... Kini nampak jelas orang yang menarik tangan ku itu.

Hah...? Dia cowo berjaket hitam itu?

Dia menarik lenganku dengan sangat santai, mungkin dia termasuk lelaki yang lembut.

Dia membawa ku ketempat parkiran para guru yang tidak terlalu jauh dari tempat tadi.

"Kita mau ngapain sih kak? " Tanyaku ketika dia mulai melepas genggamannnya.

"Syutttt" jari telunjuk kanannya menempel dibibirku.

Deggggg......
Ya allah lindungi jantung ku. Batinku.

"Maaf ya... Kalau aku terlalu keras narik tangan kamu,maaf kalo sakit" ucapnya.

"Enggak kok kak ga sakit sama sekali kok" ucapku.

"Kenapa kamu enggak pake dasi? " tannyanya.

"Sorry kak aku lu-lupa... Kakak mau ngehukum aku? Aku siap kok kak" tegas ku.

Dia melepas dasi di kerah bajunya.

"Nih... Kamu pake" memberikan dasinya pada ku.

"Hah? " aku hanya bingung.

"Yaudah cepet angkat rambut kamu" aku pun langsung menurut perintahnya.

Hah? Demi apa? dia makein gue dasi? Pake dasinya dia? OmG... Ga sia-sia gue mikirin dia semaleman. Batinku.

Dengan cepat cowo itu memakaikanku dasinya. Lalu dia menarik seleting jaketnya itu hingga menutupi kerah lehernya.

"Udah sekarang cepetan kamu balik kekelas" perintahnya.

RIKESAN RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang