Selamat tinggal Putih-Merah

9 1 0
                                    

Polusi kota Jakarta, memang masih sulit untuk kita hempaskan, tetapi kita hanya bisa sekedar menghindari dan membantu menguranginnya. Tapi jujur itu masih sangat sulit, terutama untuk orang-orang dengan ekonomi pertengahan seperti keluarga ku.

Lihat saja, bahkan kini diri ku seolah sedang mendukung lapisan bumi ini untuk menipis.

Aku sedang duduk di mobil bersama bunda untuk pergi kesekolah ku, nampak mang odit sedang menyupir dengan sabarnya, karena akibat macet, mobil menjadi sering berhenti-henti, sungguh ini hal yang sangat menyebalkan bagi ku.

Entahlah sejak kecil memang aku sudah didik untuk tidak naik kendaraan seperti bis umum. Padahal aku rasa jika orang-orang ditempatku yang sangat macet ini mau menghilangkan ke egoisannya, mungkin udara kota ku  tidak akan sekotor ini.

"Bunda lama banget sih...kok engga nyampe-nyampe" decak ku kesal.

"Iya sayang sabar" ucap bunda.

"Masih lama enggak Pak?" tanya bunda pada mang odit.

"Prediksi saya sih....Sekitar 10 menit lagi kita akan sampai nyonya...." jawab mang odit.

"Hahaaa ada-ada saja Bapak ini,harus di prediksi segala" bunda tertawa cukup lama.

"Ya itu hanya sekedar feeling saya saja bu" ucap mang odit.

"Kita harus datang tepat waktu kesekolah Pak" ucap bunda.

"Siap bu" ucap mang odit.

Ketika jalanan sudah mulai tidak macet mang odit langsung menancap gas mobil dengan cepat.

Alhasil tepat 10 menit kami sudah sampai disekolah, aku dan bunda langsung turun dari mobil, mang odit pun langsung pergi meninggalkan kami, katanya mau mengisi bensin dulu.

Aku dan bunda pun langsung berjalan menuju kelas ku, nampak sudah banyak para orang tua siswa yang datang untuk mengambil surat kelulusan mereka.

Nampaknya sekolah telah menyiapkan panggung serta tempat duduk yang cukup mewah untuk acara kelulusan ini.

Aku dan bunda langsung memilih duduk tepat di depan panggung.

Acara yang akan berlangsung telah dibacakan oleh Bu Andin selaku MC.

Sambutan demi sambutan telah disampaikan oleh para pengurus sekolah.

Acara selanjutnya adalah pemberian apresiasi kepada siswa teladan yang berprestasi dan pastinya untuk mereka yang mendapatkan nilai ujian tertinggi. Hanya ada 3 orang yang akan disebutkan dan pastinya itu nilai yang paling tertinggi diantara semua siswa kelas VI.

MC mempersilahkan Kepala sekolah  naik ke panggung untuk membacakan hasilnya.

Deg.... Deg... Degggg

Jantung ku berdegup kencang, aku menggenggam kuat tangan bunda.

Mulai lah Pak Sudibyo selaku kepala sekolah mulai membacakan nama-nama yang tertera di dalam map ditangannya.

"Saya akan membacakan siapa saja siswa,yang mendapat nilai ujian tertinggi disekolah ini,dan ketiga siswa ini sudah dipastikan akan lulus,selain itu sekolah juga akan memberikan beasiswa selama 3 tahun,untuk ketiga siswa ini melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Menengah Pertama nya,dan di mohon untuk ke-3 siswa ini maju bersama orang tuannya untuk mendapatkan sertifikat penghargaan dan juga mendali" Ucap pak sudi.

"Baik untuk mengefisienkan waktu,siswa dengan nilai tertinggi yang Ke-3 diraih oleh: BIMA ARYASATYA DENGAN SKOR 34,12 " ucap pa sudi

Sontak tepuk tangan langsung memecahkan suasana yang mencekam ini. Bima pun langsung maju didampingi ibu nya.

RIKESAN RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang