Hari Ke-7

4 0 0
                                    


Sungguh ini adalah hari yang sulit untuk ku, dimana aku harus berpisah dengan orang-orang yang aku sayang. Banyak pengalaman yang aku dapat kan selama berlibur disini. Tak ada rasa sayang tulus yang bisa aku dapatkan selain disini, tak ada canda-tawa yang bisa aku dapat kan selain disini. Aku pasti kan suatu saat aku akan kembali lagi.

Bunda dan mba sulas sudah mempersiapkan barang-barang yang akan aku dan ayah bawa ke Jakarta.

Sebuah rasa cemas menghantui perasaan ku. Aku takut jika pangeran embun tak menemui ku.

Aku hanya mondar-mandir tak jelas kesana-sini di depan teras rumah bunda, sebentar lagi jam 14. Apakah ia akan memenuhi janjinya.

Ayah sudah memasukan beberapa koper ke dalam mobil.

Kini aku tinggal menunggu ayah memanaskan mobilnya, dan perjalanan pulang pun akan dimulai.

Tapi aku minta kepada ayah untuk mengulur waktu sebentar.

Aku terus menunggu pangeran embun ku datang. Tapi hingga saat ini batang hidungnya belum keliatan. Dia kemana?

"Sudahlah sayang ayo, kita berangkat sekarang saja, nanti keburu macet dijalan" ucap ayah.

Aku pun mengangguk kecewa, dan berjalan pelan kearah ayah.
Kami berpamitan kepada Bunda dan mba sulas.

Ayah membukakan pintu mobilnya dan menyuruh ku masuk.
Ketika aku mau masuk, tiba-tiba ada seseorang yang berlari dari arah gerbang,dan ternyata.....



"Pangeran embun....." teriak ku. Aku langsung keluar dari mobil, ayah masih disamping ku.

Nampak bani berlari dengan tergesa-gesa menuju arah ku.

"Hy hany..." sapanya. Dia terlihat ngos-ngosan karena aksi larinya tadi, mungkin bani baru pulang sekolah, karena masih memakai baju pramuka sekolah.

"Ini untuk mu" ucap bani, sambil memberikan seauatu pada ku.

"Buku harian? " ucapku.

"Iya...anggap saja itu kenang-kenangan dari ku" ucapnya, tersenyum.

"Aduhh...aku jadi tidak enak, aku...kasih apa ya...buat kamu? Emmm..." pikir ku, sambil memutar kan bola mataku.

"Berikan dia boneka mu sayang, hany kan punya dua" ucap ayah, yang masih berdiri disamping ku.

"Iyaa" ucapku, mengangguk sambil tersenyum. Ku ambil boneka itu dalam mobil.

"Ini untuk mu" ku berikan boneka ku untuk bani.

"Ahhh...tak usah" bani menolak.

"Ihh...ga papa...ini kenang-kenangan dari ku, kumohon terimalah...jaga boby ya..." ucap ku.

"Iya" ucapnya mantap.

"Suatu saat aku akan kembali lagi, percayalah" ucap ku.

"Iya aku percaya, walaupun kau tak kembali juga, suatu saat aku akan hadir dalam hidupmu" ucapnya.

"Hmmmm....aku tunggu" ucap ku tersenyum.

Bani memeluk ku, ini merupakan hari perpisahan kita.

Aku melepas pelukannya, dan langsung masuk kedalam mobil. Ayah menjalankan mesin mobilnya. Lalu ku buka kaca jendela mobil, sambil melambaikan tangan kepada bani, bunda dan mba sulas yang masih berdiri di depan teras.

Banyangan diri mereka kini mulai hilang, beberapa mobil melaju dengan kencang.

Seketika air mata ku jatuh. Aku sudah jauh dari orang-orang yang menyayangi ku, selain ayah ku sendiri.

Ku pastikan aku akan kembali.











*****
Jangan lupa vote sebanyak-banyaknya ya guys......

@witabcefaiza

Ayooooo....
Kira-kira pangeran embun sama putri ilalang bakalan bersatu lagi gak nih....^_^

Gimana ya...
Kisah hidup mereka selanjutnya...
Terus baca ya....

RIKESAN RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang