Canggung.
Begitulah suasana keduanya saat ini. Setelah kejadian ciuman yang tak terduga itu, keduanya memilih menjauh. Tak mau lagi menatap satu sama lain. Karena ketika keduanya melakukan hal itu, memori lama mereka teringat begitu saja. Membuat keduanya lupa diri dan tak memandang apapun di sekitar mereka.
Drrt...Drrt...
Ponsel Jisoo menjadi pemecah keheningan di rumah itu. Jungkook yang duduk pada salah satu kursi meja makan dengan gitar dan juga buku catatannya pun harus teralihkan fokusnya pada gadis itu yang duduk di sofa tengah dan mulai mengangkat panggilannya.
Jungkook masih menatap Jisoo. Melihat semua gerak-gerik gadis itu yang kini sudah memeluk kedua kakinya yang ia angkat sebelumnya untuk naik ke atas sofa.
Senyumnya yang lepas. Terlihat jika Jisoo sangat bahagia ketika seseorang itu menelponnya. Jungkook menutup matanya dengan helaan nafas yang keluar. Sial, sampai kapan dia harus tinggal bersama Jisoo? Gadis itu ternyata masih memiliki pengaruh tersendiri bagi Jungkook.
Pria itu akhirnya menyerah. Memilih untuk membereskan semua barang-barangnya dan kembali ke kamarnya. Lebih baik ia di kamarnya dari pada harus tersiksa sendirian karena perasaannya pada gadis itu.
Jisoo yang sedang sibuk menelpon pun melihat itu. Bagaimana pria itu yang sedikit membanting dengan keras pintu kamarnya.
"Jisoo? Hey, kau masih disana?"
"Huh? Oh, ya. Apa tadi yang kau katakan?"
"Bisakah kita bertemu?"
"Hmm, baiklah. Dimana aku akan menemuimu?"
"Aku akan mengirimkan alamatnya padamu."
"Hmm. Baiklah kalau begitu."
Panggilan itu selesai. Pandangan Jisoo kembali melirik pada kamar Jungkook. Kejadian pagi tadi kembali terngiang di kepalanya. Membuatnya menggelengkan kepalanya agar kejadian itu tak lagi muncul dalam bayang-bayangnya. Pengaruh Jungkook ternyata masih sangat besar padanya. Dan sampai kapan dia akan tinggal bersama pria itu? Keduanya juga sama-sama tak mau melepaskan rumah ini.
Sial.
.
.
Jisoo telah siap untuk berangkat pergi. Menemui salah satu temannya. Ia keluar dari kamarnya dan tepat saat itu pula, pintu kamar disampingnya juga ikut terbuka. Menampilkan Jungkook yang Jisoo lihat baru saja membersihkan dirinya dengan handuk yang pria itu gunakan untuk mengeringkan rambutnya.
Dan melihat itu, Jisoo tak sadar jika langkah kakinya membawanya mendekat pada pria itu. Mengambil alih pekerjaan Jungkook dan membantu pria itu untuk mengeringkan rambutnya.
Jungkook terdiam disana. Oh tidak, jaraknya dengan gadis itu kini sangat dekat. Aroma kesukaannya kini memenuhi indra penciumannya. Memori lama itu kembali menghantui keduanya ketika pandangan mereka bertemu.
Jisoo yang memutus kontak mata di antara mereka lebih dulu. Dan juga menyadari apa yang baru saja yang ia lakukan dan mundur selangkah dari hadapan Jungkook.
"M-Maaf. K-Kau membuat lantainya basah karena rambutmu itu. Keringkan dulu dengan benar baru kau keluar dari kamarmu."
Setelah mengatakan hal itu pun, Jisoo beranjak dari hadapan pria itu.
"Mau kemana kau?"
Jisoo menghentikan langkahnya, berbalik dan menatap Jungkook dengan satu alisnya yang terangkat.
"Apa urusannya denganmu? Terserahku jika ingin pergi kemana."
Jisoo kembali berbalik dan melangkah pergi. Sedangkan Jungkook memilih untuk tak menghiraukan gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
hate you or love you ❌ sookook
Fanfiction[18+] ✔ Bagaimana jadinya jika pasangan yang telah lama putus kembali dipertemukan? Jeon Jungkook dan Kim Jisoo, Dua orang yang telah memutuskan tali kisah cinta mereka kembali dipertemukan. Dan lebih gilanya lagi, mereka akan tinggal bersama dalam...